When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Lalu? Apa aku harus menatap dengan mata terpejam? Gimana caranya?" sahut Andra. "Tapi kan gak harus juga kamu liatin mereka kayak gitu," sahut Febi dengan kesal. "Kamu mau apa ke sini?" Andra pindah duduk ke sisi meja yang lain. "Nyusul kamu. Kamu pikir mau apa," jawab Febi. "Ya udah. Lebih baik kamu pesan makanan atau minuman " Andra mengalihkan topik pembicaraan mereka. Febi melirik sekilas kemudian memesan. Setelah itu kembali menatap pria yang duduk bersamanya. "Kamu punya hubungan apa sama cewek tadi?" Andra mengira tunangannya tidak akan lagi membahas tentang hal itu. "Bukannya kamu tau dia rekan kerjaku. Aku udah pernah cerita kan?" "Tapi ini hari libur. Harus banget ketemu sama dia? Mana kamu deket banget sama anaknya." "Gak sengaja ketemu," sahut Andra, singkat. "Kenapa