When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Andra membuka mata. Mengedarkan pandangan ke sekitar. Dengan cepat bangkit dan duduk saat menyadari di mana berada saat ini. "Kenapa aku bisa ada di sini?" Kembali mengingat. Terakhir sedang duduk di kursi depan karena kepala terasa begitu sakit hingga tidak bisa fokus. Setelahnya tak ingat lagi apa yang terjadi. Dan sekarang bangun di tempat itu. "Alhamdulillah kamu bangun juga, Sayang." Andra menoleh ke arah sumber suara. "Kenapa aku ada di sini, Ma?" "Tadi mama sama papa ke sini buat anterin kamu makan siang. Eh, malah nemuin kamu pingsan di kursi depan. Papa sama Pak Rusdi yang papah kamu ke kamar," jawab Elia sambil meletakkan nampan berisi makan siang untuk putranya, di atas nakas. Andra hanya mengangguk samar lalu turun dari tempat tidur. "Kamu mau ke mana?" "Ke kamar mandi.