When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Binar berdiri perlahan, menatap orang di depannya. Banyak tanya dalam benak akan keberadaan orang itu. "Boleh saya duduk?" Binar mengangguk tanpa mengatakan apa-apa. "Terima kasih." Binar pun kembali duduk, saling berhadapan. "Oh iya. Kita belum sempat berkenalan. Saya Febi. Kita udah pernah ketemu sebelumnya. Tapi belum sempat kenalan. Nama kamu Binar 'kan?" Febi tersenyum ramah. "Ada apa?" tanya Febi saat Andra selesai bicara di telepon. Sore itu ia datang berkunjung ke rumah Elia dan ternyata bertemu dengan tunangannya. "Biasalah masalah pekerjaan," jawab Andra. Baru saja mengakhiri panggilan dari Aby. "Aku ke kamar mandi dulu. Mama juga sebentar lagi selesai mandi." Ia berlaku setelah meletakkan ponsel di atas lemari hias yang ada di ruang tengah. Ting! Suara notifikasi singka