48. Jangan-jangan ...

1002 Words

"Ma! Kenapa malah diam aja sih?" protes Andra yang hanya mendapat tatapan dari sang ibu. "Aw! Adududuh ... sakit, Ma!" pekiknya kemudian saat telinganya dijewer. "Makanya, kalau bicara itu jangan suka ngawur!" Elia menjauhkan tangannya dari telinga sang anak. "Ngatur apa?" Andra mengusap telinga dengan wajah meringis. "Itu tadi apa? Mana ada kamu punya kembaran." "Loh? Tadi mama bilang kayak gitu. Masa Mama lupa." "Mama cuma bercanda. Lagian kamu kenapa tiba-tiba tanya soal itu? Pakai acara berpikir kalau kamu itu punya kembaran," balas Elia, manatap penuh tanya. "Mama ... aku serius." "Mama juga serius, Sayang. Kamu itu cuma sendirian waktu lahir ke dunia, nggak bawa temen kecuali ari-ari." Andra diam. Jika ia tidak memiliki saudara kembar, lalu kenapa wajah suami Binar begitu mir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD