Syara sudah kembali berada diruangan operasi, wajahnya kembali muram sebab kini tak kunjung ia mendapatkan kabar baik dari rumah jika Mamanya benar akan mendatanginya. karena memang disaat sejak subuh tadi pun ponsel Mama tak aktif dikala ia mencoba untuk menghubunginya. Semangat yang sebelumnya berkobar, kini menyusut seketika, bahkan hampir saja hilang karena rasa kecewa yang terus saja menghantui dirinya. Karena pengharapan yang selalu saja menjadi sebuah hal kesia-siaan. Syara, hanya bisa kembali meratapi dan menerima kini. Walau selalu ada Reynald yang berusaha menguatkannya. Tetaplah, bagi Syara sebuah semangat dari sang Mama adalah yang utama. Sebagaimana ia dapatkan ridha terbaik darinya, seperti operasi pertama yang ia lakukan. ‘Kamu salah, Syar! Kamu benar-benar salah telah memp