bc

My Doctor My Angel

book_age16+
307
FOLLOW
1.8K
READ
goodgirl
inspirational
doctor
popstar
drama
sweet
brilliant
office/work place
first love
lonely
like
intro-logo
Blurb

Syara, seorang penyanyi caffe yang cukup terkenal di Jakarta, mengalami kecelakaan parah sehingga mengakibatkan Papanya kehilangan nyawanya. Setelahnya karirnya hancur, ia dibenci oleh keluarganya, juga beralih profesi menjadi seorang ofgice girl karena tuntutan hidup.

Namun nahas, baru saja memasuki bulan kedua Syara bekerja disana ia mengalami sebuah kecelakaan yang membuatnya mengalami patah tulang dan ia kembali kehilangan pekerjaannya. Hal itu membuatnya frustrasi dan hampir bunuh diri dilantai atas rumah sakit.

Hingga seorang dokter muda nun tampan bernama Reynaldi. Yang membuat hidupnya kembali bewarna juga indah. seperti apa kisah Syara dan Reynaldi? stay tuned

chap-preview
Free preview
Bahagia
Indira Syara Atmajaya. Seorang wanita berparas cantik yang lahir di Bandung duapuluh lima tahun yang lalu. Syara yang baru saja selesai bernyayi mulai menuruni panggungnya dengan ekpressi wajah yang berseri. Ya, ia adalah seorang penyanyi cantik yang banyak digilai kaum Adam. Namun Syara yang selalu saja fokus pada karirnya tak pernah sekali pun ia memiliki seorang kekasih. Hingga banyak hati pria yang berusaha untuk memdekatinya patah karenanya. Namun Syara tak pernah mengambil pusing mengenai hal itu. Dan ia tetap berusaha ramah kepada siapapun yang mengagumi diri juga suaranya. "Kak Syara, aku minta foto boleh ya Kak," pinta salah seorang penggemarnya. "Iya Kak foto kita sama Kakak yang kemarin banyak likersnya," ucap penggemar yang lainnya. "Oh ya, okkay-okkay. Kita cari viewnya yang bagus dulu ya Dik," ajak Syara dan kini mereka mulai mengambil beberapa wefie bersama. "Wah Kak hasilnya bagus-bagus banget. Makasih ya Kak," ucap penggemarnya. "Iya Dik sama-sama. Kaka pergi dulu ya, makasih," ucap Syara seraya melambaikan tangannya. "Sama-sama Kak, hati-hati.." jawab keduanya seraya membalas lambaian tangan Syara. Dengan wajah penuh kebahagiaan kini Syara melangkahkan kakinya menuju parkiran. Ternyata sudah ada seorang Mama yang telah menunggunya disana. "Assalamu'alaikum.. Mamaaa.." pekik Syara seraya menyalami takzim punggung tangan sang Mama juga memeluknya hangat. "Wa'alaikumussalam.. sayaaang.. ayo Nak kita pulang," jawab Mama seraya membalas pelukan Syara dan mulai menggandeng tangannya. "Okkay Ma, cammon." Ucap Syara dan mulai membukakan pintu mobil untuk Mamanya. Kini mereka baru saja tiba dirumah, dengan hangat Papa menyambut kedatangan Syara. Membuat Syarif adiknya merasa iri juga semakin membenci Syara. Sebab memang sejak lama Syara selalu saja dibanggakan karena banyak prestasi yang Syara dapatkan. Tak seperti dirinya yang selalu saja dinomor duakan karena memang tak pernah membuktikan sebuah prestasi kepada kedua orangtuanya. Sejak dulu memang Syarif tak pernah berusaha untuk rajin belajar. Tak seperti Syara yang selalu saja bekerja keras agar mendapatkan apa yang ia inginkan. "Yasudah Syara, kamu ajarin Syarif dulu ya ngerjain PRnya. Habis ini istirahat jangan capek-capek okkay," ucap Mama. "Siap Mama. Ayo Rif," jawab Syara dengan bersemangat. Dan kini dengan malas Syarif menuruti permintaan kedua orangtuanya. Walau sebenarnya saat ini ingin rasanya ia pergi main bersama teman-temannya. Wajah Syarif yang terlihat tak bersahabat saat ini membuat Syara merasa tak enak hati sebab ia sudah mengetahui apa penyebabnya. Karena sebenarnya memang tak ada sedikit pun niat dihati Syara untuk membuat adiknya tersudutkan atau menjadi iri dengan sikap baik Mama dan Papa mereka kepadanya. "Rif, kok lo jadi cemberut aja sih. Mana coba PR lo? Hari ini lo ada PR apa aja?" tanya Syara dengan hati-hati seraya tersenyum. "Lo gak usah sok peduli deh ya Kak sama gue. Lo seneng kan selalu jadi kebanggaan dirumah ini? Seneng kan lo lihat gue selalu disudutkan dan dianak tirikan? Iya Kan?" tuduh Syarif seenak hatinya. Hingga kini kedua mata Syara mulai memerah dengan airmata yang menggenang. "Rif lo apaan sih. Stop ya lo judge gue kayak gitu! Selama ini selalu gue ingetin kan le lo buat belajar dan jangan buang-buang waktu lo hanya untuk main! Dulu, waktu gue diposisi lo. Gue gak pernah kemana-mana dan fokus hanya untuk sekolah. "Gak pernah gue bisa nongkrong sana-sini kayak lo! Jadi jangan pernah lo salahin atau nuduh yang enggak-enggak kalau sikap Mama dan Papa jadi bersikap seperti itu ke lo! Karena sebenarnya, mereka juga cuma kepengin lo bisa dapetin hal yang terbaik aja buat hidup lo," jelas Syara panjang lebar. Namun sejak tadi Syarif sama sekali tak mengindahkan penjelasan Syara. Dan selalu saja terfokus dengan ponsel digenggamannya. Disaat Syara mulai menyadari jika saat ini Syarif sedang mengejeknya, kini dengan kasar Lyora mengambil ponsel itu dari tangan Syarif. Sehingga kedua mata Syarif membulat seketika. "Lo apa-apan sih Kak! Gak usah sok berkuasa deh lo ya! Kembaliin ponsel gue sekarang! Kembaliin!" bentak Syarif penuh amarah. "Yang apa-apaan itu lo bukan gue! Sekarang duduk dan buka halaman berapa PR lo itu! Atau gue bakal bilang ke Mama, Papa kalau lo gak mau ngerjain semua tugas-tugas lo!" pinta Syara namun Syarif tetap menantangnya seraya tersenyum miring. "Terserah! Terserah ya lo mau ngaduin apa aja juga! Gue gak peduli, gue gerah mau mandi!" bantah Syarif seraya berlalu kekamar mandi. Akhirnya Syara kembali mengalah. Ia kembali mengerjakan semua tugas Syarif karena ia tak ingin membuat kedua orangtuanya kembali memarahinya. Hal ini bukan untuk yang pertama kalinya terjadi. Dan selalu saja Syara yang berusaha untuk mengalah dan menutupi setiap sifat buruk Syarif kepada dirinya juga kedua orangtuanya. "Ya Ampun Rif, kenapa sih lo bisa sebenci itu sama Kakak lo sendiri. Apa sebenarnya salah gue ke lo? Mama sama Papa ngelakuin itu ke lo semata-mata hanya untuk kebaikan lo Rif bukan gue." monolog Syara seraya mulai mengerjakan setiap soal yang kini telah berada dihadapannya. Karena bagaimana pun juga, ia tak ingin jika hubungannya dengan Syarif akan semakin memburuk nantinya. *** Keesokan harinya seperti biasa Syara menjalani aktivitasnya. Pergi kekampus dan setelahnya kembali manggung di caffe. Namun sayang, sore ini Mama ada sebuah arisan keluarga dan Papa yang akan menjemput Syara. Mereka yang begitu menyayangi Syara membuatnya tak pernah bisa membiarkan Syara untuk pulang sendiri menaiki kendaraan umum atau diantar oleh temannya. Sehingga mereka selalu saja berusaha menberikan yang terbaik untuk Syara. "Pokoknya kamu tunggu dulu didepan caffe ya sayang. Sebentar lagi Papa jemput kamu," ucap Mama disambungan telepon. "Okkay Ma iya Syara tunggu. Tadinya kalau Mama gak bisa sebenarnya aku kan bisa naik taksi online aja," jawab Lyora. "No sayang. Gak Mama ijinkan. See you honey.. Assalamu'alaikum," salam Mama. "Okkay see you Ma. Wa'alaikumussalam," jawab Syara yang masih menunggu kedatangan Papanya. Syara menunggu kedatangan Papanya seraya memainkan ponselnya. Hingga kini mobil Papa mulai terlihat. "Assalamu'alaikum Pa," Syara salami dengan takzim punggung tangan Papanya seraya memeluknya hangat. "Wa'alaikumussalam sayang. Maaf ya Nak tadi kamu jadi nunggu ya," ucap Papa seraya membelai lembut wajah Syara. "Enggak kok Pa. Justru aku nih yang gak enak, jadi ngerepotin Papa," jawab Syara. "Gak ada kata repot untuk anak kebanggaannya Papa," ucap Papa yang selalu saja membuat Syara tersanjung karenanya. Kini dengan segera keduanya menaiki mobil. Papa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sedang. Karena Papa bilang jika ia merasakan sedikit sakit dikepalanya. "Pa, jangan dipaksakan ya kalau Papa sedang sakit," pinta Syara. "Enggak kok sayang Papa gak apa-apa," jawab Papa seraya tersenyum. *** To be continue

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PEMBANTU RASA BOS

read
18.5K
bc

Long Road

read
129.3K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
450.8K
bc

Papah Mertua

read
533.3K
bc

Love Match

read
176.1K
bc

Marriage Agreement

read
594.4K
bc

Wedding Organizer

read
48.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook