Kemunculan pasukan tambahan membuat kelompok kultivator yang berkumpul di Kota Teratai mengubah ekspresi mereka. Semula yang masih percaya diri menjadi ragu dan khawatir.
Wei Yun berdiri di atas mimbar, menenangkan mereka semua sembari mencari sebuah cara.
"Ya'er, bagaimana dengan kekuatan mereka? Berapa persentase kemenangan kita?" Wei Yun melirik Zhou Ya yang berada tepat di sampingnya.
"Paman tenang saja, selama tidak ada pasukan tambahan. Mereka sama sekali tidak mungkin menang."
Mendengar ini sontak Wei Yun menyipitkan mata, tersirat sebuah keraguan dalam ekspresinya.
Tidak mungkin menang?
Ia menarik pandangannya ke pasukan iblis, ia seolah membandingkannya dengan kelompok pasukannya yang hanya ada lima puluh persen dari mereka.
Dari jumlah saja sudah kalah, terlebih kekuatan individu pasukan iblis lebih unggul. Bagaimana ia bisa percaya dengan pernyataan seperti itu.
"Paman, ...." Zhou Ya tahu pamannya merasa ragu, dia mendekatkan mulutnya lalu membisikkan beberapa kalimat.
Wajah Wei Yun secara pasti berubah, dia menatap tajam Zhou Ya. "Kau ingin menghadapi mereka sendiri? Tidak! Ibumu pasti akan mencincangku karena berpikir aku mengirimmu untuk bertarung dengan mereka."
"Paman, akan ada banyak korban jika semua maju bertarung. Coba paman pertimbangkan masalah ini." Zhou Ya tahu bahwa pamannya tidak akan setuju dengan mudah. Tapi dia sudah memiliki kalimat yang ia siapkan sebelumnya.
Wei Yun dapat melihat keseriusan Zhou Ya. Keponakannya ini benar-benar tidak bercanda ingin menghadapi ribuan iblis seorang diri. "Apa dia sungguh dapat melakukan?" gumamnya dalam hati.
"Paman?"
Hem...
"Bagaimana dengan ibumu? Dia pasti akan menyalahkan pamanmu ini."
"Untuk masalah itu ... Engkau harus memikirkan jalan keluarnya sendiri, paman." Zhou Ya tersenyum dan turun dari atas mimbar.
Wei Yun melebarkan mata mendengar lontaran kata Zhou Ya. "Ka-kau ...." Keponakannya ini benar-benar menempatkannya dalam bahaya.
"Kalian semua dengar, ...." Zhou Ya berseru dengan lantang. Tidak ada yang tidak menatapnya, bahkan ras iblis sekalipun.
"Aku akan menghadapi mereka, kalian hanya perlu berjaga dan turun tangan bila dibutuhkan. Apa kalian dengar?!"
Pemuda berusia 27 tahun itu menjadi pusat perhatian. Tatapan rumit ditunjukkan oleh ratusan kultivator gabungan yang berkumpul di Kota Teratai.
"Siapa dia? Apa dia benar-benar ingin melawan ribuan pasukan iblis seorang diri?" Banyak sekali pertanyaan yang keluar menanggapi pernyataan Zhou Ya. Namun yang mengenal siapa sosoknya, mereka hanya diam karena percaya dengan kekuatannya.
"Aku sudah mendengar jika manusia sangat suka bermulut besar. Setelah datang kemari aku tahu itu memang benar." Pria yang berdiri di barisan depan memiliki dua tanduk di antara keningnya. Dia merupakan salah satu jendral iblis yang berada di tingkat petarung dewa surga.
"Ter-ternyata mereka bisa bicara bahasa kita."
"Ini bukan bahasa kalian. Ini adalah bahasa universal. Jadi jangan mengaku-ngaku." Yi Heng atau yang biasa dipanggil Jendral Yi menampilkan ekspresi tidak suka menanggapi kalimat salah seorang kultivator.
"Kalian semua mundur, dan jangan maju. Biar aku yang menghadapi mereka." Zhou Ya mengeluarkan pedang. Cahaya biru muncul dari bilah pedangnya dan menyebar ke seluruh tubuh.
Yi Heng mendengus karena merasa diremehkan. Sejak tadi dia diam tapi ucapan Zhou Ya membuatnya sangat geram. "Tidak perlu pasukan. Hanya aku sendiri sudah cukup untuk menghabisimu." Pria bertubuh kurus itu menyatukan tangan, tepat setelahnya dari tubuhnya muncul siluet tombak yang kemudian menjadi nyata.
Zhou Ya bergeming dalam posisinya, tapi mata tak berhenti menelisik tombak yang menyerupai susunan tulang belulang.
"Jika jadi kau, aku tidak akan melakukannya."
Yi Heng menyipit mata, dengusan pelan kembali terdengar. "Jangan berpikir dengan kalimat itu aku akan takut. Aku adalah Jendral Iblis Yi Heng. Tidak ada yang dapat menakutiku."
Cih!
"Merepotkan!" Zhou Ya melesat sembari tangan melakukan sebuah gerakan.
Blam!
Ayunan pedangnya ditahan dengan tombak, cahaya merah dan biru menyatu lalu menciptakan sebuah ledakan lebih dahsyat.
Zhou Ya menarik tubuhnya ke belakang, tapi Yi Heng tidak membiarkannya begitu saja. Iblis bertingkat jendral itu memburu seraya mendorong tombak di tangannya.
Tidak ada rasa kasihan. Dia sepertinya sangat dongkol dan ingin merenggut nyawa lawannya.
Pertarungan disaksikan oleh semua yang ada di taman kota. Entah kelompok kultivator gabungan atau juga pasukan iblis.
"Dia sungguh dapat mengimbangi pemimpin pasukan iblis. Kekuatannya jauh di atas kita."
"Apa kau tidak tahu? Dia adalah keponakan Yang Mulia. Terlebih dia berasal dari Klan Zhou, klan yang memiliki kedudukan setara dengan keluarga kekaisaran."
Banyak sekali komentar tentang Zhou Ya. Namun, mereka melewatkan satu fakta. Zhou Ya bukan hanya berasal dari Klan Zhou, dia adalah putra penguasa sembilan benua--Zhou Fan.
Hem...
"Manusia, ternyata kau cukup lumayan. Tapi aku masih menahan kekuatanku."
Zhou Ya tersenyum sinis, "Kau pikir aku tidak? Ini hanya dua puluh persen dari kekuatanku. Tapi siapa yang mengira kau sudah tidak bisa mengimbangi gerakanku."
Yi Heng merapatkan gigi dengan wajah memerah.
Ia adalah jendral iblis yang terhormat. Tapi manusia ini secara terang-terangan berkata masih menahan kekuatannya. Bukankah sama saja dengan menampar wajahnya di depan pasukannya.
"Sialan! Beraninya kau?!" Yi Heng melepaskan kekuatan penuhnya. Tekanan aura yang sangat kuat membuat semua orang kesulitan bernafas.
Akan tetapi semua itu sangat mudah bagi Zhou Ya. Dengan hanya mengayunkan tangan aura tekanan kembali menjadi netral.
Wajah Yi Heng semakin dongkol. Dia meremas pegangan tombak dan bersama dengan itu muncul semacam awan di atas kepalanya.
"Kekuatan ini ...." Zhou Ya tidak khawatir terhadap dirinya, tapi ratusan orang di belakangnya adalah masalah. Mereka tidak mungkin bisa menahan serangan itu secara langsung.
"Paman, bawa semua orang menjauh."
Wei Yun termangu oleh kata-kata keponakannya. Karena terlalu lama Zhou Ya meminta mereka langsung dengan kalimatnya.
Usia boleh masih muda, tapi membicarakan kekuatan Zhou Ya adalah yang terkuat di antara semua orang dalam kelompok. Terlebih dengan adanya Wei Yun, tidak satu orang pun yang berani menyela perkataannya. Bertahap mereka menjauh, meski ada keraguan juga tidak berpikir untuk menghadapi serangan yang tampak mengerikan.
Setelah memastikan semua berada dalam jarak aman, Zhou Ya dapat kembali fokus dengan pertarungannya.
Yi Heng tersenyum sinis, kemarahannya masih sangat besar mengingat kalimat Zhou Ya sebelumnya. "Berani sombong di hadapanku. Sebelum membunuhmu aku tidak akan pernah berhenti." Awan yang belum terbentuk secara bertahap menciptakan sebuah perisai segi lima. Yi Heng melebarkan senyumnya, lalu mengayunkan tombak dengan kedua tangan.
"Terima ini!"
Zhou Ya mengayunkan pedang mengeluarkan teknik pedang suci. Dia melesat ke depan sembari mendorong pedang tepat di depan wajahnya.
Cih!
"Kau terlalu memandang tinggi dirimu. Kau tak mungkin dapat menahannya dengan hanya serangan sederhana seperti itu." Yi Heng memandang dengan remeh upaya yang dilakukan Zhou Ya. Namun senyum di wajahnya perlahan lenyap saat menyaksikan apa yang ada di depan mata.
"Ka-kau ... Bagaimana mungkin?!"
Serangan yang dikira sangat kuat ternyata dapat ditahan. Ini menjatuhkan harga dirinya.
Namun Zhou Ya tidak peduli, pedang terangkat sedikit ke atas dan dua siluet tebasan muncul di depan tubuhnya. "Kau sudah, sekarang giliranku."