Chapter... 9 : Sebuah Misi

1085 Words
"Sial! Kekuatan macam apa ini?!" Yi Heng dapat merasakan tekanan luar biasa dari dua siluet tebasan milik Zhou Ya. Dia menatap dengan ragu dan secara pasti mengambil langkah ke samping. Shut... Blam! Hancur ... Permukaan tanah seperti air danau yang dijatuhi sebuah batu besar. Sungguh serangan yang mampu membuat lawan bertekuk lutut di hadapannya. Yi Heng sangat beruntung. Keputusannya untuk tidak menghadapi serangan secara langsung adalah pilihan yang tepat. Jika tidak, mungkin sekarang ia terbaring dengan luka di sekujur tubuhnya. Zhou Ya mendengus dingin. Tatapan matanya masih fokus dengan Yi Heng. "Owh ... Sekarang ingin maju bersama?" tukasnya mendapati sang lawan telah mengambil suara kepemimpinan pasukannya. "Aku akui kau memang kuat. Tapi memangnya kenapa? Di hadapan kami kau tidak lebih hanya seorang manusia." Zhou Ya tersenyum, "Kau salah jika mengira aku tidak memiliki bantuan." Yi Heng mengedutkan mata, "Mereka?" kekehnya sembari menunjuk ratusan kultivator yang berkumpul. "Iblis rendahan! Memangnya kenapa jika kami?! Kami akan menghadapi kalian." Seruan lantang terlontar dari para kultivator. Mereka merasa dilecehkan dengan nada bicara Yi Heng. Sementara itu senyum semakin mengembang di wajah Zhou Ya. Tapi bantuan yang ia maksud bukan hanya mereka, melainkan seseorang yang akan segera tiba. Wung... Wung... Dengung suara menggema di langit, Zhou Ya menengadahkan kepala dan melihat sebuah bayangan tombak berukuran raksasa. "Lambat sekali? Kenapa baru datang?" "Ada sedikit halangan, tapi bukankah aku sudah di sini? Di mana ibu pertama?" "Di Kota Batu Hitam. Apa kau keluar seorang diri?" "Tidak, aku mengajak ibu. Kebetulan aku memintanya langsung menuju ke Kota Batu Hitam. Mungkin telah sampai di kediaman Klan Zhou." Yi Heng hanya diam melihat dua pemuda berinteraksi. Tapi ini membuatnya kesal. Seorang jendral agung sepertinya malah diabaikan. Harus diletakkan di mana wajahnya di depan pasukannya. "Sialan! Kalian berdua mencari kematian." Yi Heng memimpin pasukannya yang tidak kurang dari seribu prajurit iblis untuk bersiap. Pertarungan ini harus dimenangkan olehnya. "Kakak, apa kau membutuhkan bantuan?" Zhou Ya melirik sekilas adiknya--Leng Xu--kemudian menggelengkan kepala. "Kau atasi saja yang lain. Dia ... Biarkan aku yang menghadapinya." "Setelah ini ayah akan kembali dan meminta kita untuk berkumpul di kediaman Klan Zhou. Jadi jangan terlalu lama." "Simpan saja kalimat itu untukmu. Kali ini aku tidak lagi menahan." Aura kekuatan petarung dewa surga bintang enam terpancar dari tubuh Zhou Ya. Merasakan tekanan yang luar biasa tangan dan kaki ribuan iblis gemetar. Yi Heng merapatkan gigi, dia menatap beberapa wajah di sekitarnya. "Serang! Habisi mereka." Itu adalah perintah mutlak. Bahkan jika mereka takut juga tidak bisa mengabaikan perintah. Ribuan iblis menerjang maju, Leng Xu menghadapi mereka dengan bantuan kelompok gabungan. Sementara Zhou Ya seperti sebelumnya, ia menghadapi Yi Heng. Pertarungan antara dua belah pihak meledak di taman kota. Keberadaan Leng Xu tentu menjadi dorongan berarti dengan kekuatannya yang tidak lebih lemah dibandingkan sang kakak. Yakni tingkat petarung dewa surga bintang enam. Waktu terus berlalu, dan jumlah korban sudah tidak lagi terhitung. Namun sebagian besar mereka adalah ras iblis. Sementara dari kelompok gabungan hanya beberapa orang. Selebihnya masih bisa bertarung walau dengan sedikit luka. "Kakak, apa kau benar tidak membutuhkan bantuan?" tanya Leng Xu seperti mengejek. Zhou Ya mendengus, "Tidak perlu. Selesaikan saja bagianmu." Yi Heng yang mendengar interaksi kakak beradik ini benar-benar tidak tahan dan sangat murka. Namun untuk marah ia juga tidak bisa, serangan Zhou Ya memaksanya untuk bertahan total. "Sialan! Baru pertama kali aku dipermalukan seperti ini dan itu oleh seorang manusia." Yi Heng menggertakkan gigi, mencari cara untuk lepas dari gempuran pedang yang sama sekali tak berbelas kasihan. Akan tetapi sejauh mana ia bergerak, hasil tetap sama. Kecepatannya tidak cukup untuk bisa lepas dari Zhou Ya. "Di mana kau sembunyikan kekuatanmu? Cepat keluarkan semua," cibir Zhou Ya pada Yi Heng. "Jika tidak mengeluarkannya, aku akan akhiri pertarungan ini." Zhou Ya membentangkan pedang, setelah bergumam beberapa kata melesat menerjang. Yi Heng entah untuk yang ke berapa kalinya ia menggertakkan gigi. "Sialan. Tidak sempat menghindar!" Tangan terangkat berusaha menciptakan perisai. Namun sebelum tercipta, bayangan melesat menembus tubuhnya. Crues! Darah mengalir dari luka tersebut, Zhou Ya melangkah mendekat menebas kepala Yi Heng. Gludak... Tubuhnya seketika kehilangan kendali, tergeletak dan darah tertumpah berceceran. "Aku yakin dia bukan satu-satunya iblis yang setingkat petarung dewa surga." Zhou Ya menyimpan pedangnya, mengalihkan pandangan ke tempat Leng Xu yang sepertinya sudah selesai lebih dulu. "Ada apa kakak? Sepertinya kau memiliki banyak pertanyaan dalam benakmu." "Tidak. Sebaiknya kita bergegas ke Klan Zhou. Aku yakin ayah telah menunggu di sana." Leng Xu mengangkat bahunya, mencoba abai dengan pertanyaan sebelumnya. "Paman, aku dan Xiao Xu harus kembali." "Apa? Kenapa terburu-buru?" Wei Yun dengan segera mendekat. "Xu'er juga baru tiba, apa tidak mampir ke istana?" Dia berusaha menahan kepergian dua keponakannya. "Kami tidak bisa paman, ayah sudah menunggu jadi harus segera pergi ke kediaman Klan Zhou. Mungkin lain kali," ucap Zhou Ya yang diangguki oleh Leng Xu. Mendengar ini berhubungan dengan Zhou Fan--ayah mereka--Wei Yun tidak bisa menahan lebih lama. "Ayah kalian pasti memiliki suatu yang sangat penting. Kalian harus cepat menemuinya. Paman dan semua yang ada di sini sangat berterima kasih pada kalian yang telah membantu." Zhou Ya mengangguk lalu mengajak Leng Xu untuk pergi menuju kediaman Klan Zhou. ... "Ayah ... Emng, kakak? Kenapa kau juga ada di sini?" Zhou Ya dan Leng Xu masuk ke kediaman utama, itu adalah kediaman milik Patriark Klan Zhou yang saat ini berada di tangan Zhou Hu--kakek mereka. Namun, langkah kaki terhenti melihat Zhou Xia juga ada di sana. "Kalian sepertinya sangat tidak suka melihatku di sini. Apa aku harus kembali?" tanya Zhou Xia dengan memasang wajah ketus. Zhou Ya dan Leng Xu menggaruk tengkuk secara bersamaan. "Bukan begitu, hanya saja ...." "Tidak perlu ribut. Karena kakak ipar kalian harus menjaga wilayahnya kakak kalian yang datang untuk menggantikannya." Zhou Fan melirik dua kursi yang kasong, kedua putranya itu dengan segera mengerti dan duduk di sana. "Ayah, ...." "Xu'er, jika ada pertanyaan kau bisa menyimpannya terlebih dahulu. Biarkan ayahmu menjelaskan maksudnya mengumpulkan kalian di sini." Leng Shui telah berkata, Leng Xu diam tidak ingin membantah sang ibu. Huft... Zhou Fan menarik nafas dan membuangnya perlahan. "Ayah ingin kalian melakukan sesuatu," Beberapa patah kata Zhou Fan berhenti, mencari tahu tanggapan ketiga anaknya. Ketika mereka masih diam, dia melanjutkan kalimatnya. "Kemunculan bangsa iblis tidak hanya di Benua Tian Zou ataupun Benua Tian Lei. Tapi tujuh benua lain pun juga sama. Oleh karena itu ayah ingin kalian pergi ke sana untuk memeriksa lebih lanjut keadaan di masing-masing benua." "Ayah, apa kita juga harus mengumpulkan kekuatan? Melihat pasukan iblis dengan jumlah yang sangat banyak kita membutuhkan banyak pasukan," tukas Zhou Ya. Zhou Fan mengangguk, "Itu memang adalah tujuan utama kalian."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD