Chandni sudah mencapai klimaks berkali- kali dan ia mulai kesakitan, tetapi Rajputana tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Pria itu menindihnya dalam posisi tengkurap. Jemari kasar mencengkeram tangannya. Hunjaman keperkasaan pria itu tetap saja memacunya. Ada begitu banyak beban pikiran sehingga Rajputana susah mengakhiri percintaan mereka. Ia tidak ingin hari esok tiba dan harus berpisah dari cintanya dan anak-anaknya. Rajputana melihat sekilas Chandni meringis kesakitan. Ia mendesah pasrah. "Maafkan aku, Chandni. Ini jadi lebih lama dari yang kuperkirakan. Aku benar- benar ... tidak ingin berpisah darimu." Ia menciumi punggung Chandni penuh kerinduan padahal belum terpisah. "Hamba tahu, Yang Mulia. Chandni juga merasakannya. Ini mungkin akhir kehidupan kita, tetapi bagaimana jika C