Sila beranjak dari tempat duduk, berjalan tergesa menghampiri pria yang sedang bersandar di ambang pintu. Ia berdecak kesal. Sedikit berjinjit untuk bisa menyentuh kening pria yang memiliki tinggi lebih dari 180 cm itu. “ Kenapa keluar kamar ?” bibir bawah wanita itu sudah tertarik keatas. Tubuh Alle masih demam. Harusnya pria itu istirahat saja di dalam kamar. “ Masih panas.” “ Kamu lama.” Jawab Alle. Pria itu kemudian melirik tajam sang sahabat yang sedang menatapnya. Kaka mengangkat sebelah alis ketika mendapati tatapan tajam sang sepupu. Jangan bilang dia cemburu … batin Kaka. “ Ternyata malah ngobrol sama curut satu itu.” kesal Alle. Mata Kaka langsung melotot. Bisa-bisanya Alle memanggilnya curut. Kalau dia curut, berarti Alle werok dong. Ia tersenyum sinis ketika mendapatkan kata