Berjalan memasuki rumah sakit yang setiap hari Sila datangi, dengan seorang pria yang dengan erat menggenggam tangannya membuat wanita itu manahan malu. Bukan malu karena Alle. Sekalipun wajah pria itu penuh plester, dan lebam yang sudah mulai membiru, pria disampingnya tetap saja menawan. Terbukti dengan banyaknya pasang mata yang menoleh, lalu menatapnya. Meski begitu Alle tidak memanfaatkan kesempatan untuk tebar pesona. Pria itu justru memperlihatkan hubungan mereka dengan seerat mungkin menggenggam tangan Sila. Akan tetapi, suara bisik-bisik serta senyum menggoda, terutama para suster yang sudah mengenalnya membuat Sila mau tak mau merasa malu saat menjadi bahan tontonan, dan perbincangan. Sila membawa Alle ke loket pendaftaran. Membantu pria itu mengisi formulir, sebelum menuju ruang