Sila segera keluar kamar setelah meninggalkan sebuah kecupan di kening Alle yang langsung tersenyum lebar. Mengamati punggung sang kekasih hingga tak lagi terlihat ketika pintu kamar kembali tertutup dari luar. Alle menghela nafas lega. menyentuh kening, kemudian bibirnya sendiri dengan senyum yang masih terus tersungging. Alle merasa dadanya akan segera meledak karena kebahagiaan yang begitu membuncah. Pria itu mengatur pernafasan, jangan sampai ia mati karena terlalu bahagia. Dentam jantung masih bertalu begitu hebat. Tarik nafas panjang, keluarkan pelan-pelan, perintah otak yang kemudian Alle ikuti. Selesai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Kaka, Sila melangkah keluar menuju ruang tamu. Ia mendesah ketika melihat Kaka yang bersandar di sofa dengan kedua tangan bersedekap tapi ternya