Queeny memandang Nana dengan tatapan datar, namun sebelum dia bisa menjawab, Nana kembali ke meja kerjanya. Raut wajah Queeny mencerminkan keraguan, terperangkap di antara dinamika kompleks hubungan kerjanya. Saat Queeny tiba di ruangan berkumpul apartemen. Yusuf sudah menunggu dengan wajah serius. "Queeny, kita harus sarapan sekarang. Kita akan survei tempat hari ini dan butuh energi." Queeny merasa sedikit canggung, namun dia mengangguk, "Tentu, Pak Yusuf. Saya akan segera menyusul ke kafe." Yusuf menyuruh, "Jangan terlalu lama, Queeny. Kita butuh persiapan untuk survei hari ini." Queeny memahami kegiatan mereka dan segera bergegas ke kafe untuk sarapan. Di dalam hatinya, pertanyaan Nana masih menggantung, kepikiran dengan hubungannya dengan Yusuf. Queeny segera berjalan menuju kafe