Tiga hari kemudian.
Bandara Soekarno-Hatta.
Seorang pria yang memiliki paras wajah yang sangat pas-pasan pun, turun dari pesawat.
Dengan memakai kaca mata hitam dan berpenampilan biasa-biasa saja, dia pun berjalan menuruni tangga pesawat sambil membawa tas berukuran besar di tangannya.
Pria itu menatap ke sekitarnya dan merasakan hatinya jauh lebih damai, karena akhirnya dia bisa meninggalkan tempat asalnya dan mulai hari ini dia akan memulai hidupnya yang baru di negara dimana dia berasal sebelumnya.
Dia melengkungkan senyuman dari sudut bibirnya karena untuk pertama kalinya dia kembali ke negara dan menghirup dalam-dalam aroma kebebasan dan kedamaiannya yang akan dia dapatkan mulai hari ini.
Pria ini adalah Ferriano yang sudah merubah seluruh penampilannya secara habis-habisan. Wajah tampannya yang dulu sangat mengganggu dirinya, kini berubah menjadi wajah biasa-biasa saja bahkan bisa dikatakan hanya pas-pasan. Tidak ada lagi wanita yang mau mendekatinya dan juga tidak akan ada lagi Leon yang menyeramkan karena Leon yang dahulu telah mati dan yang akan me jalani hidup yang baru ini adalah Arjuna. Pria berwajah pas-pasan dan tidak ada yang istimewa dari dirinya.
Hanya tersisa tubuh Atletis dan kulit putih yang tidak bisa dia sembunyikan.
Tapi menurut Arjuna, itu tidak masalah asalkan wajah aslinya tidak diketahui siapapun, itu sudah sangat aman untuknya.
Saat itu juga. Arjuna pun bersiul gembira, karena mulai hari ini dia akan menikmati hidup indahnya dalam kebebasan tanpa harus membawa senjata ataupun pengawal.
Arjuna langsung berjalan keluar dari bandara dan menarik kopernya dengan riang gembira.
Namun tiba-tiba dia mengingat sesuatu.
"Tunggu sebentar! Sepertinya ada yang tertinggal?" Ucap Arjuna, secepatnya dia memeriksa sakunya dan dia baru menyadari jika dompetnya tertinggal di rumahnya.
"Sial! Kenapa aku bodoh sekali! Oh Tuhan, bagaimana ini. Aku tidak membawa uang sama sekali, uangku dan semua kartu kredit milikku ada di dompet itu!" Umpat Arjuna, dia merasa seluruh tubuhnya lemas semua. Lalu,
Arjuna langsung duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat dimana dia berdiri sekarang.
Setelah duduk.
Arjuna pun duduk dan memijat dahinya.
"Arrghhh … baru juga sampai langsung mendapatkan masalah. Apakah aku tidak diizinkan untuk bahagia dan ditakdirkan untuk terus menderita?" Ucap Arjuna, dia terus memijat dahinya.
Arjuna mencari ponselnya dan saat menemukannya. Ponselnya juga ikut mati.
"Sial! Bahkan aku lupa mengisi daya. Oh Tuhan! jika seperti ini, apa yang harus aku lakukan sekarang," ucap Arjuna yang semakin merasa putus asa, namun dia masih berusaha untuk tenang dan Arjuna pun menyandarkan tubuhnya di punggung kursi dan menutup matanya sejenak.
"Jika aku tidak menemukan pekerjaan secepatnya, maka … selamat untuk kamu Juna, kamu akan menjadi gembel selanjutnya di kota ini dan menambah populasi gembel di kota ini semakin banyak," Gumam Arjuna, dia tertawa pun sendiri. Karena Arjuna membayangkan jika dia benar-benar menjadi gelandangan, maka sangatlah lucu untuknya karena dia biasa hidup dengan banyak uang tiba-tiba menjadi gelandangan. Itu tidak mungkin terjadi baginya.
"Haisttt … Juna oh Juna. Baru saja ingin menjadi orang baik, tapi begini nasib kamu. Tragis sungguh amat tragis!" Ucap Arjuna. Dia membuka matanya dan menatap ke sekitarnya.
"Hhhmm … jadi aku harus pergi kemana sekarang? Tempat ini sangat asing untukku. Satu-satunya petunjuk yang aku miliki, hanya ponsel ini, tapi dia juga ikut menyiksaku. Oh Tuhan! Hancur sudah reputasi ku ini. Jika Jerry mengetahui keadaanku saat ini, sangatlah menyedihkan seperti ini Akankah dia tertawa? Hhhmm … pasti dia akan menertawakan aku," Umpat Arjuna, dia benar-benar sudah kehabisan akal dan bingung harus berbuat apa.
Tiba-tiba Arjuna baru ingat jika dia memiliki sedikit uang didalam saku celananya.
"Oh ya! Aku baru ingat, jika ada uang disini. Hohohoho … thanks God, kau masih memiliki perasaan padaku walaupun hanya sedikit uang. Setidaknya aku tidak kelaparan malam ini," ucap Arjuna. Dia langsung memasukkan tangannya ke saku kantong celananya dan menemukan uang yang lumayan cukup besar.
"Woah … ternyata cukup banyak, tapi ini ada berapa ya?"
Arjuna pun mulai menghitung uang miliknya dan setelah menghitung bersama uang receh lainnya. Uang itu ada 200$.
"Hhhmm … lumayanlah. Sepertinya cukup untuk menyewa tempat tinggal dan makan beberapa hari ini," ucap Arjuna.
Dia pun segera bangun dari tempat duduknya. Dia langsung menukarkan uangnya menjadi mata uang negara ini yaitu RUPIAH.
Arjuna yang menguasai beberapa bahasa tentunya sudah fasih berbahasa Indonesia.
Dia tersenyum ramah dan mendekati loket money changer.
Kebetulan yang menjaga loket itu adalah seorang wanita dan dia terlihat lumayan cantik.
"Permisi, apakah disini bisa menerima penukaran uang?" Tanya Arjuna dengan nada ramah.
Wanita itu pun melihat kearah Arjuna dan menatap jijik padanya karena Arjuna terlihat tidak menarik sama sekali untuknya. Bukan hanya tampangnya yang terlihat pas-pasan tapi penampilannya pun sangat sederhana. Apalagi saat dia melihat alas kaki yang Arjuna pakai. Hanya memakai sendal jepit yang terlihat tidak berkelas sama sekali.
Arjuna menangkap tatapan itu dan didalam hatinya dia pun berkata, "Sial! Aku ini sedang bertanya tapi dia malah menatap aku seperti itu. Apakah semua orang jelek akan dipandang seperti ini?" Gumam Arjuna sambil membalas tatapan wanita itu dan wanita itu pun langsung menunduk malu.
"Bisa, berapa uang yang ingin kamu tukarkan?" Tanya wanita itu dengan suara ketus. Dia seperti ingin muntah saat melihat wajah Arjuna apalagi saat melihat wajah Arjuna yang sedang tersenyum. Dia lebih tidak menyukainya.
Arjuna memberikan uang 200$ ke wanita itu. Wanita itu langsung mengambilnya dan segera membersihkan tangannya dengan hand sanitizer. Seolah-olah dia merasa sangat jijik.
Arjuna mengerenyitkan dahinya dan rasanya ingin menampar wanita yang ada didepannya saat ini.
"Shittt! Dia benar-benar sangat menjijikan. Kalau ini di daerah kekuasaan milikku. Sudah aku lempar wanita ini ke sarang buaya milikku dan sisi kesayanganku pasti menyukai daging wanita ini," Umpat Arjuna di dalam hatinya.
Dia pun menggertakan giginya untuk menahan rasa marah yang sebentar lagi akan meledak, jika dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Tidak lama kemudian.
Wanita itu pun memberikan uang itu kepada Arjuna dan dia langsung memalingkan wajahnya. Dia seperti tidak Sudi melihat wajah Arjuna.
"Ini uangnya, 200$ dikali kurs hari ini 14 ribu dan dipotong biaya pertukaran. Silahkan kamu hitung sendiri," ucap wanita itu sambil memberikan uang itu.
Secepatnya, Arjuna pun langsung mengambil uang itu dan melihatnya lumayan banyak.
Tanpa mengucapkan apapun Arjuna langsung pergi begitu saja.
Wanita itu ingin berteriak marah karena Arjuna tidak mengucapkan terima kasih padanya sama sekali.
"Sudah jelek, buruk rupa, sombong lagi! Uuhhh … amit-amit. Jauhkan aku dari makhluk semacam itu lagi. Aku tidak mau melihatnya lagi!" Ucap wanita itu, dia merasa sangat jijik pada kepada Arjuna.
Arjuna tidak peduli sama sekali dengan wanita itu.
Setelah menukarkan uang. Arjuna mencari taksi dan mencari tempat tinggal baru.
Bermodal hanya bertanya akhirnya Arjuna bisa mendapatkan sebuah rumah sewaan yang berukuran kecil dan sederhana.
Arjuna masuk dan di dalam sana, hanya ada ranjang kecil untuk dia beristirahat.
Arjuna merebahkan tubuhnya dan berbaring diatasnya.
"Huft, sangat melelahkan. Baru beberapa jam di sini tapi aku harus menemui banyak masalah. Haisttt … sepertinya aku harus segera mencari pekerjaan terlebih dahulu, agar aku tidak kesulitan hidup disini." Ucap Arjuna.
Dia melirik kearah ponselnya yang sedang diisi baterainya dan dia langsung meraihnya.
Arjuna menyalakan ponselnya dan mulai mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang cepat.
Tiba-tiba ada info lowongan kerja yang bisa memberikan uang setiap hari namun pekerjannya cukup sulit untuk pria biasa karena dia harus bekerja disebuah BAR dan kehidupan di BAR sangatlah keras.
Tapi untuk Arjuna, ini tidak masalah karena menurutnya ini pekerjaan biasa saja.
"Oke! Untuk sementara aku akan bekerja di sini dulu. Setelah mendapatkan uang yang cukup, aku akan bekerja di tempat yang lebih layak dan menikmati masa hidupku yang tenang ini," ucap Arjuna, dia tertawa sendiri dan melihat jam di ponselnya.
"Sudah pukul empat, sepertinya aku harus segera ke sana. Demi uang, aku harus semangat!" Ucap Arjuna, dia tertawa sendiri dan bangun dari tempat tidurnya.
Dia mengambil jaket dan ponselnya, Arjuna pun keluar dari rumah sewaannya dan pergi ke alamat itu. Alamat Bar itu berada.
Lowongan pekerjannya itu adalah menjadi Bartender dan juga merangkap menjadi petugas keamanan juga disana. Jika ada yang bertengkar atau berkelahi tugasnya adalah memisahkan keduanya dan mengusir orang-orang semacam itu dari dalam Bar.
Arjuna bersiul gembira, hingga akhirnya dia pun sampai di tempat tujuan.
Taksi pun berhenti dan Arjuna pun segera turun. Dia memberikan uangnya dan segera pergi menuju tempat itu.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel