7.Ciuman kedua

1074 Words
Arumi terus menatap Arga yang sedang menggandeng tangannya, entah kena magic apa perempuan itu hingga mau di bawa kemana saja oleh Arga bahkan menuruti permintaan pria itu untuk berpura-pura menjadi calon istrinya. Semua tamu menfokuskan pandangan mereka pada sepasang manusia yang saling bergandengan tangan menuju panggung dimana Eyang uti berdiri, ini sebenarnya adalah acara ulang tahun wanita yang sudah menginjak usia 78 tahun tersebut,dan sampai saat ini keinginannya belum terpenuhi yaitu melihat ARga menikah dan memberikannya cicit. "Eyang,aku datang." ucap Arga ketika ia dan Arumi sudah berada di depan wanita tua itu. Tentu saja Eyang uti terlihat sangat senang melihat cucunya yang sangat tampan dan gagah sudah datang, ia memang sedang menunggu Arga untuk tiup lilin bersama. "Eyang pikir kamu gak akan datang, Le." Balas wanita tua itu, kemudian kedua matanya melirik kearah wanita cantik bak cinderela yang sedari tadi tak dilepas tanganya oleh sang cucu. "Ini..." "DIa Arumi ,Eyang. Wanita yang saat ini sedang dekat dengan Arga." Ucapnya seolah menjawab pertanyaan yang akan diajukan eyangnya itu. Eyang Uti terlihat sangt senang sambil terus menatap Arumi dengan wajah berbinar. "Benarkah itu nak? kalian sudah lama menjalin hubungan?" tanya Eyang lagi. "Kami..." Arumi ragu untuk menjawab karena sebelumnya tidak ada pembahasan mengenai ini dengan Arga. "Kami baru menjalin hubungan selama satu bulan,Eyang.Tapi Arga sudah merasa cocok dengan Arumi dan ingin menikahinya.Bukan begitu sayang?" ucap Arga sambil menatap pada perempuan itu. "Iya Eyang,kami sudah kenal selama itu." jawab Arumi pada akhinya. "Ah Eyang senang sekali, kalau begitu. Kamu sangat cantik sekali nak.Pria bodoh itu beruntung bisa mendapatkanmu." Ucap Eyang unti sambi menahan tawa melihat ekpresi kesal Arga klarena di sebut bodoh,dan Arumipunikut tertawa melihatnya. Perempuan itu tidak secanggung diawal saat pertama berkenalan dengan Eyang Uti, karena ternyata wanita tua itu terlihat sangat humble dan menerima dengan baik wanita yang ada di sisi Arga itu. Acara ulang tahun berlangsung sangat meriah, Eyang Uti menyampakaikan doa dan harapannya di usia Senja,yaitu keinginan untuk melihat ARga menikah dan memilki keluarga yang harmonis sebelumia tutup usia. Bagaimana pun dia tidak akan tenang jika ia mati dan rga masih dalam status jomblonya. Setelah acara tiup lilin dan potong kue,acara di lanjut dengan beberapa games, pertunjukan dendang lagu lawas, yang semua adalan kesukaan Eyang Uti,.Sebagian tamu undangan berdansa di lantai dansa yang sudah di sediakan, sedangkan Arumi duduk di kursi menemani Eyang Uti yang hanya bisa melihat saja. "Kamu gak mau dansa seperti mereka nak?" tanya Eyang pada Arumi. "He..he... gak bisa dansa eyang." jawabnya dengan polos. "Tidak harus bisa, nak.Hanya bergerak ke kanan dan ke kiri seperti itu, Arga pasti bisa mengajarimu." jawab Eyang Uti. Arumi jelas menolak itu, apa jadinya jika mereka berada dalam posisi seperti itu berdekatan dan saling memeluk. Bekas ciuman tempo hari saja masih terasa membekas di bibirnya. "Rumi, boleh Eyang tanya sesuatu?'' tanya Eyang uti mulai serius. Arumi mulai merasakan hawa-hawa tidak enak dari wanita yan usianya sudah sangat tua itu, ia hanya bisa mengangguk dengan ragu, tentang apa yang akan di pertanyakan Eyang Uti padanya. "Apa Eyang?" "Kamu benar-benar mencintai Arga kan?" tanya Eyang Uti. Tentu saja Arumi kalang kabut mendapat pertanyaan seperti itu, dia berada disini pun atas permintaan Arga yang memohon padanya untuk berpura-pura menjadi pacarnya, dan sekarang tiba-tiba saja Eyang Uti menanyakan pertanyaan yang ia sendiri bingung untuk menjawabnya. "Kenapa Eyang tanya itu?" balas Arumi akhirnya. "Tidak Eyang hanya ingin tanya saja. Kau jangan seperti mantan kekasih Arga itu ya. Sungguh Eyang tidak suka wanita yang sudah menyakiti Arga, dan bikin Arga kecewa."ucap Eyang uti sedikit keceplosan mengenai mantan pacar sang cucu. "Apa maksud Eyang itu Diana?" tanya Arumi memastikan. "Kau mengenalnya juga?" tanya Eyang uti terkejut. Arumi pun mengangguk. " Kami bertemu saat sedang tugas ke Yogya, Eyang." "OH ya? dia ngapain ketemu dengan kalian?" tanya eyang lagi makin penasaran. "Sepertinya dia ingin kembali pada pak.. eh maksud Rumi pada Arga." Eyang uti tampak sangat kesal mendengar tentang wanita yang bernama Diana itu. "Tidak, eyang tidak mau dia kembali pada cucuku.Gara-gara dia cucuku hidupnya jadi hancur. Kamu tahu tidak Rum, setelah putus dari wanita itu Arga menghancurkan hidupnya sendiri dengan cara tidur dengan banyak wanita.Dan Eyang tidak bisa menghentikan itu nak.Karena Arga sangat terluka harga dirinya." Arumi menutup mulutnya tak percaya dengan fakta yang barus saja ia ketahui.Dalam hati bertanya-tanya benarkah apa yang di ucapkan oleh Eyang uti jika Arga sering tidur dengan banyak wanita. "Eyang... Rumi izin ke toilet dulu ya." kata wanita itu, tanpa menunggu jawaban Eyang uti, Arumi langsung berlari ke belakang, mencari tpilet terdekat. Arga yang sedang berbincang dengan rekan bisnisnya tak sengaja melihat Arumi yang setengah berlari.merasa ada sesuatu yang aneh ia pun berpamitan pada rekan bisnisnya untuk le belakang sebentar. Arumi langsung menutup pintu toilet dan menguncinya dari dalam.Setelah itu ia mencuci tangan dan membasuh wajahnya. Beberapa hari ini pikirannya sebenarnya sedang kacau, ia bingung mengartikan kondisi hatinya saat ini.SEharusnya ia sedang patah hati karena putus dari RYo. Akan tetapi setelah beberapa hari menghabsikan waktu bersama Arga ia merasakan sesuatu yang lain, terlebih setelah ciuman di restoran itu. Maka saat Eyang uti mengatakan jika Arga sering bergonta ganti wanita untuk tidur dengannya ada sedikit nyeri di dalam hatinya. "Arumi...buka pintunya!" Terdengar teriakan Arga dari luar sana, membuat Arumi menghentikan kegiatannya yang sedang membasuh muka. "Tok...tok...tok Arumi... Arumi..." Tak ada jawaban. Arga yang sedikit cemas terus mengetuk pintu itu. HIngga akhirnya ia sedikit mengancam. "Arumi, dengar!!! jika kamu tidak juga membuka pintu maka akan aku dobrak sendiri pintu ini, kau dengar!!!!" Hening... Arga terus memperhatikan pintu kamar mandi tersebut tanpa ada pergerakan di dalamnya. "Ok baiklah, itu pilihanmu." Arga yang tidak sabar akhirnya bersiap untuk mulai mendobrak, tapi tiba-tiba terdengar bunyi pintu yang terbuka. Dan kemudian muncul wanita itu dengan wajah sedikit sembab. "Kau tidak apa-apa?" tanya Arga khawatir. "Aku tidak apa-apa." Jawabnya dengan sedikit menghindar dari tatapan pria itu. "Katakan padaku, ada apa?" tanya Arga yang sam sekali tidak percaya. "Tidak, aku hanya mau pulang pak." Arumi hendak pergi dari hadapan pria itu, tapi dengan gerakan cepat Arga langsung menarik tubuh wanita itu hingga masuk ke dalam pelukannya. "Aku tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi, tapi aku tidak mau melihatmu seperti ini, ini terlalu menyakitkan untukku, Rum." Bisiknya lirih. Arumi hanya terdiam, dalam pelukan pria itu sambil memastikan tentang perasaanya yang sangat campur aduk. Setelah beberapa detik, Arga melepaskan pelukan itu, tapi tidak menjauhkan tubuhnya dari Arum.Dengan jarak yang dekat dan wajah yang saling berhadapan, Arga perlahan mendekat dan mendekat.Begitupun dengan Arumi yang tanpa sadar ia memejamkan matanya, seiring ciuman yang mulai berlabuh di bibirnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD