Saling mengungkapkan rasa

1026 Words
Arga yang merasakan tidak ada perlawanan dari Arumi, menganggap wanita itu telah menerimanya.Maka dari itu ia memberanikan diri ke tahap yang lebih intens, yaitu sedikit menggigit bibirnya hingga Arumi dapat membuka akses untuknya. Di depan toilet itu keduanya saling b******u mesra layaknya pasangan yang sedang jatuh cinta.Arumi yang terbuai dengan ciuman Arga dan laki-laki itu yang ketagihan dengan semua yang ada pada diri Arumi. Hingga beberapa menit kemudian mereka mengakhiri pergulatan bibir itu setelah kehabisan oksigen. Arga menyapu bekas saliva yang masih menempel di ujung bibir Arumi dengan ujung jarinya. "Apa arti ciuman ini untuk bapak?' tanya Arumi tiba-tiba. "Maksud kamu?" "Apa pak Arga menilai saya sebagai w**************n yang bisa kapan saja bapak sentuh, begitu?" "Apa ??" "Bapa memanfaatkan kelemahan saya sebagai wanita yang pada akhirnya akan bapak seret ke ranjang bapak, kemudian bapak tinggalkan.Begitu kan?" "A-pa?? kenapa kamu bicara seperti itu?" "Harusnya saya yang bertanya, kenapa Bapak lakukan ini?" Arumi meneteskan air matanya, sungguh ia bingung dengan perasaanya saat ini, antara sedih , marah dan sakit hati.Padahal diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa selain bos dan bawahan. "Tunggu, tunggu Arum. Saya tidak mengerti apa yang kamu katakan ini.Tolong bicara yang jelas biar saya bisa menjawab semua pertanyaanmu itu."kata ARga dengan bingung. "OK, anda tidak mengerti dengan maksud saya barusan?" Arga mengangguk. "pertama, anda bersandiwara di depan mantan acar anda, dan bersandiwara jika saya kekasih anda, kemudian dengan seenaknya anda mencium saya.Lalu hari ini, anda memaksa saya menghadiri pesta ulang tahun dan mengatakan pada semua orang kalau saya calon istri anda.Dan barusan anda mencium saya lagi? Apa? apa anda berencana untuk meniduri saya seperti para wanita yang pernah anda tiduri begitu?" Kata Arum dengan menahan air matanya yang terus berjatuhan. "A-pa, Arum, aku..." "Mulai saat ini, saya mengundurkan diri jadi karyawan anda." Arumi langsung pergi meninggalkan Arga yang maish diam mematung di tempat itu, ia tidak menyangka jika dirinya tidak bisa mengendalikan diri hingga membuat wanita itu marah dan pergi. "Siallll" Arga menendang tong sampah yang ada did ekat toilet tersebut hingga isinya berserakan. Arumi berlarian keluar dari ruang pesta, bahkan ia tidak berpamitan pada Eyang uti yang masih menunggunya di tempat itu, hatinya sedang tidak baik baik saja, yang ada dalam pikiranya sekarang adalah pergi dan menenangkan diri. Arumi melambaikan tangannya ketika sebuah taksi melewati jalan raya dekat bangunan dimana pesta masih berlangsung, tidak peduli jika di belakangnya, Arga sedang berteriak kencang memanggilnya dan ingin menghentikannya. Tapi nyatanya sia-sia karena Arumi langsung melesat bersama taksi yang membawanya. ** Sudah tiga hari Arga dibuat uring-uringan karena sekretarisnya tidak masuk kerja, pada dasarnya bukan masalah sang pegawai, karena Arga bisa mencari kapan saja sekretaris baru.Tapi pria itu kehilangan sosok polos yang belakangan ini selalu mengacaukan pikiranya. Dan yan menjadi sasaran adalah jody sebagai orang terdekatnya, pria itu bahkan sampai di lempar ballpoint gara-gara membrikan secangkir kopi yang takaran gulanya tidak pas seperti yang Arumi buat. "Aku bisa gila jika terus-terusan seperti ini."Kata Arga sambil menyugar rambutnya kebelakang.Dokument pekerjaaan makin menumpuk diatas meja, tapi tak satupun yang ia selesaikan. Jody yang melihat itupun menjadi ikut uring-urinangan. Jody masuk keruangan sang bos dengan sedikit hati-hati, karena Arga yang masih sensitif kahawatir jika ada benda keras lagi yang melayang ke wajahnya. "Tuan." ucapnya dengan penuh hati-hati. "Eummm." balas Arga, pria itu tengah memejamkan matanya, sambil memijit pelipisnya yang tidak sakit. "Ini barangkali bisa menjadi obat untuk anda." jawab Jodi sambil memberikan secarik kertas dan menyimpanya diatas meja. Arga terbangun dan melihat kertas itu. "Apa ini?" tanya Arga kemudian mengambil kertas tersebut dan membacanya.Tapi detik kemudian ia tersenyum dan menatap puas pada Jody. Arumi berdiri di balkon kamarnya, sudah tiga hari ini ia sedang tidak enak badan, bahkan wanita itu hanya bisa tiduran saja tanpa ingin melakukan aktifitas lainnya. Secara tak sengaja ia melihat sebuah mobil yang masuk ke pekarangan rumahnya, ia memperhatikan dengan begitu jelas siapa yang ada di dalam mobil tersebut.HIngga tiba -tiba ia terkejut saat Argalah yang ternyata keluar dari sana. Awalnya wanita itu merasa senang melihat Arga yang datang ke rumahnya, tapi tiba-tiba ia teringat dengan perkataan eyang uti yang membuatnya sakit hati, pada akhirnya Arumi memilih untuk berdiam diri saja disana tanpa menemui Arga atau membuka kan pintu untuknya. Dan dari kejauhan Arga mengetahui itu, dan ia juga menatap Arumi dengan pandangan yang sulit diartikan. "Arum... aku datang." ucap Arga, pria itu kini sudah berdiri di depan mobilnya sambil menatap kearah Arumi berdiir, "Untuk apa Pak Arga kesini?" tanya Arumi. "aku..." Arga sedikit ragu untuk mengatakan sejujurnya. "Apa untuk merayuku seperti kebanyakan Bapak merayu para wanita ntuk tidur bersamapak Arga?" tanya Arumi to the point. "Tidak, Arum.Aku tidak ada niat seperti itu padamu,aku hanya ingin minta maaf saja.Aku tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi dan Eyang bicara apa saja padamu,tapi yang pasti kamu bukan salah satu dari mereka para wanita yang pernah aku tiduri.Kamu istimewa,Arumi." jawab Arga dengan yakin. "Saya tidak percaya dengan ucapan pak Arga." ucap Arumi lagi. "Aku jujur padamu,Rum. Kau tahu sejak pertama kali kamu datang kekantorku untuk melamar kerja?" Arumi terdiam menerawang kembali saat drinya datang ke kantor untuk melamar pekerjaan, tak sengaja dirinya menabarak seorang pria saat akan masuk kedalam lift. "Lalu apa hubunganya dengan itu?" tanya Arumi. Arga tersenyum. "Karena sejak saat itu aku sudah jatuh cinta padamu,Arum.Aku memang bukan orang baik bahkan aku sering bergonta ganti wanita untuk memuaskan ranjangku, tapi untuk rasaku hanya kamu yang memiliki. Mengenai ciuman itu,aku bersumpah tidak untuk memanfaatkan mu,karena aku melakukannya atas dasar cinta." kata Arga lagi. Arumi membeku di tempat ,sungguh ia tidak pernah menyangka jika bosnya telah jatuh cinta padanya,pada karawan biasa sepertinya.Dirinya dan Diana sangat-sangat tidak setara bagaimana mungkin Arga bisa mencintainya. "Tidak mungkin, Pak Arga berkata speeti itu haya ntuk menyenangkan aku saja kan?" Arga menggeleng, "tidak Arum,aku sungguh-sungguh mencintaimu."jawab Arga lagi. Arumi memalingkan wajahnya bingung entah ia haus menjawab apa dari segala pernyaataan yang dilontarkan oleh Arga,baginya pernyataan cinta ini terllau cepat dan ia belum siap. Tapi saat melihat langit yang tiba-tiba gelap dan hujan turun langsung dengan derasnya dan pria itu masih berdiri disana menunggu jawaban darinya. Wanita itu langsung berlari keluar dari kamar,menuruni anak tangga satu persatu lalu membuka pintu. Arga terkejut saat melihat Arumi membuka pintu dan berlari kearahnya,lantas langsung memeluknya. "Aku juga mencintaimu."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD