6. Calon istri

1041 Words
Di tengah jalan, mobil yang dinaiki Arga menepi.Arumi yang tidak tahu apa-apapun menjadi bingung. "Kok berehenti pak?' tanya Arumi penasaran.Bukanya menjawab pertanyaan justru Arga keluar dari mobil. "AYo turun!" kata Arga. Arumi menjadi semakin bingung, tapi pada akhirnya perempuan itupun mengikuti keinginan Arga untuk turun dari mobil. Tiba -tiba sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat di belakang mobil yang baru saja Arga dan Arumi naiki.Seorang pria tampak turun dari mobil tersebut kemudian mendekati Arga dan Arumi. "Ini kuncinya, Tuan." ucap orang tersbeut. Arga menerima kunci tersebut dan mengangguk. "Terima kasih, kau bisa pulang bersama Jody dan supir.Aku akan berangkat kesana sendiri." "Baik, Tuan." balasnya. Orang suruhan Arga itupun masuk ke dalam mobil lain, hingga tak berapa lama mereka langsung pergi meninggalkan Arga serta Arumi yang masih belum mengerti apa yang sesungguhnya terjadi. Hingga beberapa detik kemudian, Arga meliirk Arumi sebentar. "Masuklah kedalam mobil!" perintah Arga. "kIta mau kemana pak?" tanya Arumi makin penasaran, sungguh hari ini dirinya dibuat bingung karena Arga sama sekali tidak memberikan jawaban yang ia inginkan. "KIta akan ke suatu tempat." "Kemana?" tanya Arumi lagi. Kesal! Itu yang dirasakan oleh Arga saat ini, karena Arumi yang banyak bicara, dan itu membuatnya sangat pusing. "Aku tidak akan membuatmu celaka Arum. kau tidak perlu banyak bicara.IKut saja , hanya itu yang aku inginkan."jawab Arga pada akhirnya. "Baik, pak." jawab Arumi.Kemduian wanita itu masuk kedalam mobil yang lebih dulu pintunya dibuka oleh Arga,dan menutupnya.Setelah itu Arga pun langsung duduk di kursi belakang kemudi dan mulai menjalankan mobil itu. Hingga akhirnya, Arga memarkirkan mobilnya di depan sebuah butik yang terlihat sangat mahal. Arum yang sedari tadi masih menyimpan berjuta pertanyaan semakin dibuat aneh saja, kenapa bosnya membawa dirinya kesana. "Ayo turun!" kata Arga. Bagaikan kerbau yang di cocok hidungnya, Arumi langsung menurut dan ia pun ikut keluar. Tanpa meminta izin lebih dulu, Arga langsung menggandeng tangan Arumi dan membawanya masuk ke dalam.Seorang pria tulang lunak tampak histeris saat melihat Arga, pria itu langsung saja memeluk Arga. "Hai tampan, ada angin apa kau datang kemari, hem? apa kamu rindu sama aku?" tanya Jesi demikian pria tulang lunak itu di panggil. "Tolong kau dandani dia!" Jawab Arga, sambil menunjuk kearah Arumi yang berdiri di belakangnya. Jesi langsung menoleh kearah wanita yang dimaksud, ia menutup mulutnya tak menyangka sahabatnya akan membawa seorang wanita untuk datang ke butiknya. "Awwww, kau dapat bidadari ini dari mana boy?"Tanya Jesi lagi. Ia melirik Arumi dari ujung kaki hingg kepala da menatap kagum kearah wanita itu. Arga hanya terkekeh pelan. "Cepat dandani dia sekarang! bikin dia secantik mungkin jika tidak ingin butikmu aku ratakan dengan tanah." kata Arga lagi dengan nada memerintah. "iuwwww takut say, aku takutttt." Jesi menatap Arga dengan penuh curiga. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Arga. "Jangan-jangan kau mau membawa gadis ini untuk bertemu..." "Sudah ku bilang jangan banyak bertanya! cepat lakukan tugasmu." Jesi mengangkat kedua tangannya. ''Ok...ok... tuan besar aku laksanakan perintahmu, kau tenang saja, dengan sentuhan jari lentik ku ini akan ku buat gadismu ini seperti bidadari yang turun dari kayangan." Arga berbalik badan dan menatap kearah Arumi. "IKutlah dengannya, lakukan apa yang dia suruh!" "Tapi pak, saya..." "Jesi sudah jinak, percayalah dia tidak akan menyakitimu." jawab Arga menjawab kekhawatiran Arum. "Baiklah." Mau tak mau akhirnya Arumi mengikuti pria lemah gemulai itu pergi dari hadapan Arga dan membawanya ke sebuah ruangan di lantai dua. Arum langsung dibuat tercengang ketika di ruangan tersebut merupakan sebuah ruangan yang berisikan gaun-gaun mewah dan elegant. Ia sangat yakin jika harga gaun tersebut pasti mencapai puluhan juta. "Kamu duduklah disini, asistenku akan membantumu untuk memakai gaun." kata Jesi. "Kenapa harus memakai gaun?" tanya Arumi dengan heran, sebab ia benar-benar di buat bingung oleh situasi yang tidak bisa ia tebak sama sekali. "Apa Arga tidak memberitahumu tentang pertemuan itu?" tanya Jesi mengerutkan dahi. "Pertemuan? pertemuan apa yang kamu maksud?" tanya balik Arumi. Jesi terdiam sebentar, kemudian pria lemah gemulai itu tampak berdecak kesal. "Dasar pria itu, main culik anak orang untuk beresin masalahnya." ucapnya dengan lirih. "Apa?" tanya Arumi. "Oh tidak, oh ya darimana kau bisa mengenal pria kaku itu?" tanya Jesi. "Oh, itu... aku sekretarisnya."Jawab Arumi jujur. "What? jadi dia bawa sekretarisnya?" sahut Jesi sedikit kaget. Arumi mengangguk. "Wah... wah... dia pandai juga cari pegawai.Tapi ya sudahlah. IKutlah dengan Dewi ke ruang ganti, sementara aku akan menyiapkan make up untukmu!" kata Jesi. "Ok.' Sementara itu di lantai bawah, Arga juga melakukan hal yang sama yaitu dirinya berganti pakaian.Perpaduan kemeja berwarna biru muda dengan jas berwarna abu menjadi pilihannya saat ini, tak lupa celana dengan warna senada. Setelah selesai ia kembali duduk di sofa, sambil melirik jam digital di pergelangan tangannya.Sudah satu setengah jam Arumi di bawa pergi oleh Jesi dan sampai saat ini pria tulang lunak itu belum juga kembali. Arga bahkan sudah bosan memainkan game sakura simulator di ponsel kesayangannya, atau membalas email yang jody kirimkan untuknya.Tapi ketika ia menoleh ke lantai atas, dimana sebuah pintu yang letaknya ada di sebelah kanan, masih menutup sempurna. Hampir saja ia ketiduran, ketika terdengar suara bunyi langkah high heels yang saling bersahutan menuruni anak tangga. Dirinya dibuat membeku ketika melihat seorang wanita cantik sedang berjalan kearahnya, dengan gaun malam yang sangat indah. Gaun tersebut berwarna biru langit senada dengan bajunya, hanya saja gaun yang di pakai oleh Arumi lebih terkesan elegant dan cantik. Jessy memang ahlinya untuk hal-hal semacam ini,benar apa yang pria itu katakan hanya dengan sentuhan jarinya, Jesi membuat Arum berubah menjadi speak seorang bidadari. "Cantik." Bisiknya lirih. Arum merona merah, tanpa memakai perona pipi pun sudah sangat terlihat, apalagi memang wajahnya yang sangat cantik, di tambah rambut panjangnya oleh Jesi di tarik ke belakang dan di kuncir ekor kuda, kemudian di buat ikal seperti spiral. "Hai Boy, jangan cuma di lihatin, dia udah pegel dari tadi berdiri." kata Jesi, ketika melihat Arga yang sedari tadi terus melihat Arum tanpa kedip. ''Berisik lo." ucap Arga kemudian, lalu ia menjulurkan lidahnya pada pria itu. "Kau sudah siap Arum?' tanya Arga akhirnya. "Seperti yang pak Arga lihat sekarang. Tapi tunggu dulu pak, sebenarnya kita mau kemana? kenapa saya harus di buat seperti ini segala?' tanya Arumi lagi. Arga menarik napasnya, tidak ada gunanya ia terus membungkam mulutnya , pada akhirnya ia menjawab pertanyaan gadis itu. "KIta akan ke rumah Eyang, dan aku akan mengenalkanmu sebagai calon istriku."jawab Arga dengan lantang. "Apa!!!!!!!!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD