Bab 4. Bukan Mabuk, Bukan Tak Waras

1165 Words
Jason melepaskan kaca mata hitamnya dan celingukan dari depan ke belakang. Sepertinya calon Chief of Medicine-nya itu sudah mabuk pagi-pagi. Grace yang melihat tingkah Jason yang malah melihat ke semua arah jadi ikut melakukan yang sama. “Aku?” Jason menunjuk pada dirinya. Grace mengangguk cepat dengan raut begitu serius. “Kamu adalah pemilik donor s****a itu kan? Jadi sekalian saja aku menawarkanmu hal ini,” ujar Grace makin yakin. Jason malah seperti orang yang sedang kehilangan dompet. Ia celingukan kanan dan kiri dengan raut resah. “Apa yang kamu cari?” tanya Grace dengan polos. “Kamu mabuk ya?” sahut Jason membalas sarkas. Grace langsung menggeram kesal. Ia sudah serius dan Jason malah bercanda. “Aku serius!” tukasnya mencicit menahan suaranya. Grace kesal setengah mati. Jason seperti pria yang tidak pernah bisa bersikap serius dan profesional. “Aku lebih serius saat bertanya jika kamu sedang mabuk,” balas Jason tak kalah mendecit. Jason masih melihat ke kanan dan kiri. Untung saja mereka masih cukup pagi berada di rumah sakit sebelum waktu bertugas dimulai. “Aku benar-benar serius dengan penawaranku. Nanti sore aku harus membawamu ke rumah Nenekku. Kita akan bertemu dengan keluargaku,” ujar Grace kembali mendesak. Jason langsung menggeleng lalu melambaikan kedua tangannya di depan Grace. “Oh, tidak. Aku tidak mau. Jangan bawa-bawa aku dalam urusan pribadimu!” “Hanya untuk berpura-pura saja!” sahut Grace menjelaskan makin kesal. Jason tetap menggeleng. “Aku akan mengabulkan seluruh permintaanmu!” “Jika aku memintamu menyerahkan rumah sakit ini, apa kamu akan memberikannya? Tidak kan?” Grace terdiam mendengar kalimat usil nan menohok dari Jason. Matanya langsung memicing tak suka. “Tentu saja aku tidak bisa memberikan rumah sakit ini padamu!” pekik Grace tertahan. “Kalau begitu tak ada lagi yang harus dibicarakan. Tarik donornya, atau aku akan mulai bergosip di nurse station,” ancam Jason cengiran jahil dan juga mengolok. Ia langsung berbalik lalu pergi. Grace seketika panik dan berusaha mengejar tapi pria itu separuh berlari masuk ke pintu samping. “Ahk, dasar sial!” Grace mengumpat kesal. Beberapa perawat yang melewatinya sampai keheranan. Sangat aneh melihat Grace melewati pintu samping bukan lewat lobi utama. Terlebih Grace malah mengejar Jason Thorn yang merupakan salah satu bawahannya. Grace yang sadar dirinya dipandangi oleh beberapa orang lantas mendeham dan berlagak seolah tidak ada yang terjadi. Ia berjalan dengan anggun seperti biasanya masuk ke dalam koridor menuju bangsal pria yang tembus ke ruang bangunan Departemen Bedah. Kali ini Grace tidak boleh gagal. Seperti biasanya, Jason masuk ke ruang ganti dokter untuk mengganti dengan scrubs hijau tua yang diperuntukkan untuk dokter bedah. Ia punya beberapa pasien yang harus ia periksa dan analisa sebelum memutuskan melakukan operasi. Lalu ada dua operasi hari ini yang harus diselesaikan. Kemudian membuat laporan harian, analisis dan jurnal. Saat sedang santai mengikat tali celana scrubsnya, tangan Jason menutup pintu loker. “Ahk!” Jason berteriak kaget. Grace jadi ikut kaget karena Jason berteriak cukup kuat. “Kenapa kamu berteriak?” balas Grace ikut berteriak. “Aku pikir kamu hantu!” hardik Jason kesal menunjuk pada Grace. “Kamu seorang Dokter dan masih takut hantu? Menggelikan sekali!” ejek Grace dengan kening mengernyit. “Dokter juga manusia. Kamu pikir semua Dokter itu pemberani?” “Lalu apa aku harus memanggilmu pengecut?” Jason diam lalu menaikkan dagunya menunjukkan rasa gengsi. “Mau apa datang kemari?” sahut Jason bertanya hal yang tidak berhubungan dengan rasa kagetnya baru saja. “Aku datang menawarkanmu hal yang sama sekali lagi. Ikut aku makan nanti malam, atau aku tidak akan memproses kenaikan jabatanmu.” Grace mengancam sambil menunjuk pada Jason. Jason menaikkan ujung bibirnya menatap remeh pada Grace. Tak lama, Jason terkekeh sendiri. “Haha ....” “Kenapa malah tertawa? Apanya yang lucu?” Grace balik bertanya dengan kening mengernyit. “Itu karena kamu tidak kenal siapa aku. Terserah kamu mau menahan kenaikan jabatanku, aku tidak peduli! Minggir, aku punya banyak pekerjaan.” Jason malah meminggirkan Grace dengan sebelah lengannya dan pergi meninggalkan calon Chief of Medicine itu di ruang ganti. “Ahk, dasar Dokter gila! Huh, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus membawa siapa?” ujar Grace makin resah dan takut. Ia mengurut kening makin terdesak tidak punya pilihan. Rasanya ia tidak ingin memohon pada orang seperti Jason. Tetapi bisakah Grace menemukan pria pengganti dalam waktu kurang dari 9 jam? Waktu berlalu makin cepat setelahnya. Jason Thorn sibuk dengan pekerjaannya. Ia bahkan sudah melupakan tawaran dari Grace Reitberg. Tetapi, Jason tidak melupakan jika spesimen donornya masih di bank s****a. Jason baru bisa tenang jika ia sudah mendapatkan kepastian tentang status donornya. “Dokter Anderson, kebetulan kita bertemu di sini. Aku ingin tahu apa status donorku? Apa sudah dibatalkan?” Jason mencerocos begitu saja pada kepala Departemen Andrologi, Justin Anderson. “Aku tidak mengerti maksudmu, Dokter Thorn,” jawabnya cuek. Justin tengah memeriksa laporan pasien di depan nurse station. “Ayolah, sobat. Jangan seperti ini padaku.” “Aku bukan temanmu, apa lagi sahabatmu!” tukas Justin memotong ketus pada Jason yang sok akrab. Jason mencebik kesal. Ia belum menyerah dan terus mengekori Justin ke mana pun. “Tolong tarik kembali donorku. Aku mohon, aku ingin membatalkannya. Jangan berikan donor itu pada orang lain!” ucap Jason seraya berjalan mengekori Justin yang berencana akan masuk lab. “Dokter Thorn, aku peringatkan sekali lagi. Jika kamu bersikeras bahkan sampai menyusup masuk ke ruang arsip, aku akan membuatmu diskors dan kehilangan lisensimu.” Justin berbalik memperingatkan Jason dengan tegas. Jason pun hanya bisa berhenti di depan ruang lab sambil mengibaskan tangannya ke udara. Dokter Justin Anderson tak peduli dengan kesulitan Jason. Ia berbalik dan masuk ke dalam. Jason pun kebingungan saat ini. Terbukti jika Grace belum menarik permintaan inseminasi tersebut. Dengan rasa dongkol, Jason kembali menemui Grace. Ia harus bisa membuat wanita itu mengurungkan rencana inseminasinya yang akan berlangsung besok. “Aku benar-benar akan menyebarkan rumor buruk tentangmu ke seluruh rumah sakit!” Jason mengancam tanpa basa-basi. Grace tak peduli, ia bahkan balik menantang Jason. “Silakan saja. Bukan kamu saja yang bisa mengancam karena aku juga tidak akan menarik diri dari inseminasi itu jika kamu tidak mau ikut denganku nanti malam,” balas Grace dengan kedua lengan menyilang di d**a. Mata Jason terbelalak seketika. “Dasar nenek sihir!” umpatnya lantas membuka pintu dan berdiri di depan koridor ruangan Chief of Medicine. “Calon Chief of Medicine sedang membuat skandal, dia hamil ... mmpph!” Grace spontan membekap dan menarik Jason kembali ke ruangannya lalu mengunci ruangan tersebut sebelum seseorang benar-benar mendengar kalimatnya. “Lepaskan aku!” Jason berontak. “Jangan bertingkah seperti anak kecil, Thorn. Aku bisa memecatmu!” bentak Grace melotot marah. “Aku tidak akan tinggal diam sampai kamu menarik diri dari program itu!” “Tidak akan! Tidak sampai kamu setuju atas syarat yang kuberikan!” Grace menegaskan dengan mata membesar. Jason tetap menggelengkan kepalanya. “Begini saja, bagaimana jika aku mensponsori pencalonanmu sebagai Kepala Departemen Bedah?” Mata Jason langsung membesar dua kali lipat saat mendengar tawaran tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD