Bab 5. Mengontrak Calon Suami Bayaran

1152 Words
Mata dan pendengaran Jason Thorn seketika melebar. Ia benar-benar mendengar jika calon Chief of Medicine menawarkannya sebuah posisi yang akan membuatnya mendapatkan kendali penuh pada Departemen Bedah. Bola matanya memutar lalu bibirnya menyeringai. Sedangkan Grace melihatnya jadi aneh. “Hei, aku sedang bicara denganmu!” hardik Grace menyentakkan Jason dari lamunannya. Jason kembali pada Grace dan menggeleng. “Tidak ... tidak. Itu tidak mungkin. Kamu tidak akan mungkin mensponsoriku, kamu tidak akan mau,” ujar Jason seraya mengedikkan bahunya. “Kenapa tidak? Aku bisa melakukannya. Aku tahu kamu sudah pernah melamar untuk jabatan kepala departemen bedah kan? Kamu pasti tahu jika aku punya kekuasaan untuk menunjuk yang aku inginkan.” Grace menambahkan dengan sikapnya yang sedikit arogan. Jason pun jadi bungkam. Sesungguhnya, Jason sudah muak dengan kepala bedah yang menjabat saat ini. Banyak pasien tidak mampu yang ditolak untuk mendapatkan operasi dan malah dialihkan ke rumah sakit lain. Hanya gara-gara asuransi, Celestial Royal Park Hospital sudah bukan lagi tempat yang menampung pasien kurang mampu seperti dulu. Jiwa penolong dan pemberontak milik Jason meronta. Ia tidak suka dengan sistem rumah sakit dan asuransi yang berlaku saat ini dan sering berusaha mengakalinya untuk menolong banyak orang. “Itu tawaran yang cukup menarik, tapi aku tidak mau menikah denganmu. Aku bukan pria panggilan,” jawab Jason memberikan alasan yang terkesan tarik ulur. Grace balas mencebik dengan kesal. Ia menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya berhadapan dengan Jason. “Ini hanya sandiwara semata, Thorn. Jangan pikir jika aku serius.” “Apa alasannya?” sahut Jason memotong cepat. Keningnya jadi sedikit mengernyit karena ia mulai penasaran. “Bukan urusanmu!” “Ck, kamu memintaku untuk menjadi Suami bohongan tapi aku tidak boleh tahu alasannya? Lalu bagaimana aku bisa menampilkan diriku di depan keluargamu? Kamu mau menjebakku, ya?” Jason balik menuding. Grace jadi makin kesal. Dari tadi belum ada kesepakatan sama sekali dengan Jason sementara waktu terus berjalan dan membuat Grace jadi makin terjepit. “Kamu bahkan belum menyetujui penawaranku. Lalu untuk apa gunanya aku menjelaskan semuanya?” balas Grace balik menyindir. Jason jadi cemberut dan akhirnya membuang wajahnya. “Aku tetap meminta donorku kembali!” sahut Jason masih bersikeras. “Tidak ada gunanya, Jason Thorn. Lebih baik kamu turuti permintaanku dan aku akan melepaskanmu. Aku janji akan memberikanmu jabatan yang kamu mau.” Jason sedikit menyampingkan tubuhnya. Imannya mulai goyah karena tawaran Grace. Otaknya dan nafsunya yang sedang sibuk berpikir caranya mengubah sistem menjadi yang diinginkannya jadi berdering keras. Lebih keras karena sepertinya Grace malah bisa membaca sikap Jason. Grace jadi sedikit memicingkan matanya. Sepertinya Jason mulai setuju sebentar lagi pada idenya. “Aku juga akan menambahkan sejumlah uang untukmu,” ujar Grace menyela lamunan Jason. Jason menoleh sedikit memicing. “Berapa?” Grace menautkan kedua alisnya ketika Jason bertanya. “Aku akan membagi dua harta warisanku untukmu yaitu 100 juta dolar.” Mata Jason melotot seketika. Ia kembali berbalik menghadap Grace yang sepenuhnya tersenyum lebih lebar. “Benarkah?” tanya Jason masih dengan mata membesar tak percaya. Grace mengangguk. “Jika kamu setuju, kita akan membuat kontrak dan perjanjiannya, bagaimana?” Tawaran Grace terlalu menggiurkan. Tidak hanya posisi dan jabatan kepala bedah yang diincar oleh Jason selama ini. Tetapi ia juga akan memperoleh sejumlah uang yang sangat besar. Sekalipun ayah kandung Jason adalah seorang CEO, tapi ayahnya pasti tidak akan memberikannya uang sebanyak itu. “Oke, aku setuju. Tapi dengan satu syarat. Batalkan program inseminasi itu.” Grace diam seraya berpikir sejenak. Jika ia mengiyakan yang diminta oleh Jason, rasanya tak masalah. Toh Grace tinggal mengatakan jika inseminasi itu dibatalkan, Jason tidak akan mengetahuinya. Maka Grace pun mengangguk. “Kembalilah dalam satu jam, akan kuserahkan kontraknya padamu,” ujar Grace memberikan perintahnya. Jason diam sejenak lalu berbalik pergi dari ruangan Grace. Grace menarik napas panjang dan berat. Matanya melirik pada jam meja dan ia hanya punya waktu tiga jam untuk bersiap-siap. Grace tak punya pilihan selain menerima Jason sebagai calon suami bohongan. Grace kemudian bersiap membuat sebuah kontrak sederhana yang berisi poin-poin penting kesepakatan mereka. Kontrak sederhana nan rahasia itu hanya akan ditandatangani oleh keduanya. “Tuhan bantulah aku,” ucap Grace melihat kembali kertas kontrak perjanjian yang baru saja disusunnya. Tak lama, Jason masuk menghadap Grace. Masih dengan stetoskop di lehernya karena ia baru saja memeriksa seorang pasien, Jason berdiri di depan Grace. “Aku akan mensponsori pencalonanmu sebagai Kepala Departemen Bedah, asal kamu menandatangani kontrak ini dan menjadi suamiku bayaranku, bagaimana?” tanya Grace yang duduk di kursinya. Jason menaikkan ujung bibirnya. “Berapa lama?” Jason balas bertanya. “Satu bulan.” Jason pun mengangguk paham. “Deal!” jawab Jason seraya mengulurkan sebelah tangannya tanda mengikat perjanjian. Grace ikut menyalami Jason lalu tersenyum menyodorkannya kontrak yang disusunnya tersebut. Jason membaca sebentar lalu matanya sempat naik ke atas menatap Grace. Grace masih menunggu dengan cemas sampai saat tangan Jason membubuhkan tanda tangannya di kedua kertas yang sama, ia melepaskan helaan napas lega. Setelah Jason giliran Grace yang membubuhkan tanda tangannya. Maka kini, keduanya terikat melakukan sandiwara menjadi pasangan calon suami istri selama satu bulan. “Sekarang kamu ikut aku ke rumah Nenekku untuk acara makan malam perkenalan keluarga,” ujar Grace mulai memberikan perintah pertama. Grace menyimpan salah satunya dan memberikan salinannya pada Jason. “Aku tidak bisa sekarang, aku masih punya pasien yang harus aku periksa.” Mata Jason sedikit berputar ke atas sedang mengingat jadwalnya hari ini. “Dan aku harus membantu Dokter Brown melakukan operasi malam ini. Jadi baru selesai jam delapan─” “Aku membutuhkanmu malam ini, Thorn. Kalau tidak untuk apa aku buru-buru mengikat kontrak denganmu?” pungkas Grace dengan nada kesal. Jason menarik napas panjang. “Begini saja. Aku akan menyusul. Jadi berikan saja alamatnya.” Grace makin mengurut keningnya. Rasanya semua jadi berantakan. “Tidak bisakah kamu mengalihkan tugasmu pada Dokter lain saja?” sahut Grace meminta. “Tidak bisa. Pasien ini spesial untukku. Aku tidak bisa meninggalkannya pada Dokter lain.” Mata Grace memicing curiga pada Jason. “Pasti pasiennya wanita cantik. Dasar playboy!” rutuk Grace dalam hatinya. “Sebagai calon suami bayaran, kamu harus datang makan malam ini. Aku tidak mau tahu.” Grace masih terus memaksa. Jason mengangguk paham. “Berikan saja alamatnya, aku akan datang.” Grace mendengus kesal. Haruskah ia percaya pada perkataan Jason? Grace tidak punya pilihan. Dengan berat hati, Grace memberikan alamat rumah yang harus didatangi makan malam nanti. “Makan malamnya jam enam, jadi kamu sudah harus tiba di satu jam sebelumnya.” Jason mengangguk santai. Grace masih saja belum tenang. Hatinya penuh keraguan pada Jason akan datang ke makan malam tersebut. Sebelum Jason keluar dari ruangannya, Grace masih menambahkan pesannya. “Jangan lupa pakai jas!” Jason mendengus kesal dan mengangguk. “Ingat, satu jam ....” “Aku tahu, aku tahu. Aku akan ada di sana sebelum makan malam!” tegas Jason cuek lalu menutup pintu. Grace melepaskan napas panjang seraya memegang keningnya. “Ah, bagaimana jika dia tidak datang?” keluhnya pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD