Zevanya berjalan masuk ke dalam rumah milik Papanya, terlihat beberapa pelayan tengah sibuk membersihkan rumah yang begitu besar ini. Setiap kali berpapasan dengan pelayan, mereka tentu saja menunduk hormat dan menyapa Zevanya. Walau disapa oleh beberapa orang, Zevanya sama sekali tidak menghiraukan mereka dan memilih berjalan tersu menuju ke arah kamar yang berada paling belakang dari rumah ini. Sampai di depan pintu sebuah kamar, Zevanya berhenti sebentar dan berusaha mengontrol ekspresi wajahnya agar terlihat lembut baru kemudian ia meraih gagang pintu dan membuka pintu tersebut. "Ma,” panggil zevanya setelah bergerak masuk ke dalam kamar tersebut. Suasana kamar yang dimasuki Zevanya itu nampak begitu gelap dan sepi. Ia segera berjalan menuju saklar dan menyalakan lampu di kamar ters