"Ayo, ikut aku!" "Tidak mau! Memangnya kau siapa kenapa aku harus ikut denganmu?" tolak Prisma tegas. Tangannya digerak-gerakkan berusaha melepaskan diri. "Mau tidak mau, kau tetap harus ikut denganku!" Tidak peduli meski Prisma menolak dan berontak sekalipun, Birru sama sekali tidak peduli. Ia terus menarik tangan Prisma hingga pergelangan tangannya memerah. Meskipun demikian, wanita itu tidak mengeluh sakit. Ia terus berusaha melepaskan diri meski sebenarnya semakin ia banyak bergerak, maka tangannya akan semakin terasa sakit. "Lepas, Tuan Keldeo! Aku bilang lepas!!" Tangan kanan Prisma mencengkeram tangan Birru, bahkan sampai mencakarnya. Kuku panjang jari lentiknya menusuk kulit Birru hingga muncul banyak garis merah. Namun, sang empu seolah tidak merasa terganggu sedikit pun. Ta