32. Seorang Mata-mata

1236 Words

Dengan napas yang terengah-engah, Prisma mendorong tubuh Birru. Ia menatap pria itu dengan manik mata yang sama-sama sudah berkabut. Namun, ia harus mengatakan sesuatu lebih dulu sebelum melakukan hal yang lebih jauh. "Ada apa?" tanya Birru dengan suara serak. "Jangan membuat tanda merah di sekitar leher. Aku tidak ingin membuat Hades khawatir," sahut Prisma menjelaskan. "Kau tidak berhak melarangku, Nona Shaula." Birru terlihat sedikit kesal. "Mau aku membuat tanda merah di leher atau di mana, kau hanya bisa menerima tanpa boleh memprotes." Ketika pulang tadi, Prisma sudah membahas masalah Hades sekarang mengulanginya lagi. Sebenarnya ia tidak masalah karena tidak berhak, tetapi posisinya saat ini benar-benar intim. Tidak seharusnya wanita itu menyebut nama pria lain meski sahabatnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD