Bab.10 Jual Diri

1233 Words
  Kerumunan orang yang mendengar kata-kata Jordan langsung bersorak gembira. Orang-orang yang tadi memuji Jordan sangat senang sekali.   "Tuan muda Jordan hebat, masalah yang begitu besar juga bisa diatasi. Sungguh hebat, aku lihat nanti kalau sudah lulus, Tuan Muda Jordan juga pasti adalah Bos di Kota Batang kita sini ...."   "Dengar tidak? Tuan Marcos mengantar Tuan Muda Jordan turun langsung, seberapa besar harga diri ini, mungkin di Kota Batang, tidak banyak yang memiliki harga diri sebesar ini."   "Haha, memang masalah seperti ini harus mengandalkan Tuan Muda Jordan baru bisa diselesaikan. Aku mendadak ingat, barusan sepertinya seseorang mengatakan kalau masalah ini tidak bisa diselesaikan siapapun dan hanya dia yang bisa. Hehe, sungguh konyol."   "Penipu, buat apa mengungkitnya, bikin sial saja ...."   Kerumunan memuji Jordan dulu, kemudian banyak orang yang melihat pada Welly dengan cibiran, ejekan di mata mereka semakin kuat.   Saat ini, hanya Jordan sendiri yang diam-diam menyeka keringat dingin di belakang kepalanya dan raut wajahnya juga buruk sekali.   Dia sekarang masih gelisah, bagaimanapun juga dia berbohong di depan semua orang. Sekarang harus bagaimana menjelaskannya?   Dirinya mengatakan kalau Novita Louis sebentar lagi akan keluar, tapi kalau Novita tidak keluar, dia harus bagaimana?   Jordan mengepalkan tinju dan hatinya kacau, sungguh tidak tahu harus bagaimana melanjutkan ini.   Tidak jauh, Welly juga mengamati, di wajahnya membawa ejekan.   Welly tentu saja tahu ada apa, hanya merasa kalau Jordan ini kekanak-kanakan dan konyol. Jika ada yang memperhatikan dengan cermat, pasti akan menemukan kalau pakaian branded Jordan itu penuh debu, jelas baru dipukul orang. Mungkin berlagak di dalam dan dipukul keluar. Sekarang merasa malu jadi omong besar.   Jika dirinya tadi tidak menelepon, Novita hari ini tidak akan bisa keluar dari bar. Tuan Muda Jordan yang hebat harus bagaimana melanjutkannya?   Disaat itulah, pintu bar terbuka, Novita dilempar keluar melalui celah pintu seperti karung pasir dan jatuh ke atas tanah.   Kerumunan kaget kemudian bersorak gembira.   "Sudah keluar, sudah keluar. Tuan Muda Jordan tadi bilang tunggu sebentar. Tuan Marcos langsung melepaskannya. Tuan Muda Jordan memang hebat!"   "Tuan Muda Jordan nggak bohong, kelihatannya kemampuan Tuan Muda Jordan bahkan tidak berani diabaikan oleh karakter seperti Tuan Marcos. Hebat!"   "Keren sekali, kenapa aku ada perasaan sedang menonton film?"   Saat ini reaksi kerumunan orang lebih kuat dari tadi ketika Jordan keluar. Hampir semua orang menatap Jordan dengan tatapan kagum dan menyembah.   Seluruh tempat itu, mungkin hanya Jordan sendiri yang bengong.   Dia menatap semua orang dengan bingung, kemudian melihat pada Novita. Dia masih menggosok matanya dan tidak berani percaya.   Tadinya dia masih memikirkan bagaimana menjelaskannya, tidak menyangka masih belum terpikirkan caranya, Novita sudah dilepaskan. Sebenarnya ada apa ini?   Tapi itu juga adalah hal baik, dirinya tidak perlu memikirkan cara lagi. Mengingat sampai sini, Jordan langsung tersenyum bangga, seperti semua ini benar-benar dilakukan olehnya saja.   Segera, kerumunan mengelilingi Novita, beberapa wanita yang berhubungan baik juga perhatian padanya.   "Sudah, sudah, sudah nggak apa-apa," seorang perempuan memeluk Novita dan menepuk punggungnya menghiburnya, "Kamu sekarang sudah aman Novita. Hari ini bisa keluar, semua berkat Tuan Muda Jordan!"   "Iya iya, kalau bukan Tuan Muda Jordan muncul tepat waktu hari ini, mungkin kamu sekarang masih belum bisa keluar," anak laki-laki beranting melihat Jordan menyanjung dan segera mendorong kerumunan untuk membukakan jalan agar Jordan berjalan masuk.   Novita mendengar kata-kata orang ini, tidak tahan bengong dan berpikir, "Tuan Muda Jordan? Tadi kenapa aku merasa kalau yang dikatakan Tuan Marcos itu adalah Tuan Muda Welly?"   Novita menatap Jordan, saat ini dia menatap pada jalan yang diberikan kerumunan dan kebetulan bisa melihat Welly yang tidak jauh. Setelah dia berpikir dan kebingungan, dia langsung menggelengkan kepala. Tatapan pada Welly juga menghina, dalam hati berpikir bagaimana mungkin si bodoh ini. Tadi pasti salah dengar, yang dikatakan Tuan Marcos itu seharusnya adalah Tuan Muda Jordan.   Novita berpikir sampai sini, menatap pada Jordan dengan penuh terima kasih dan berkata terharu, "Tuan Muda Jordan, terima kasih sekali, kalau bukan kamu, aku mungkin ...."   Novita masih belum selesai bicara sudah terisak dan masuk ke pelukan Jordan.   Jordan juga memeluknya dan merasa di pelukannya harum dan lembut. Saat itu dia bahkan percaya kalau memang dirinya yang sudah menyelamatkan Novita. Yang dipikirkannya adalah apakah dia akan ada perkembangan selanjutnya dengan Novita?   Jordan sambil mengelus rambut Novita sambil menghiburnya, "Tidak apa-apa, bagiku hanya hal kecil saja. Kamu tenang saja, kedepannya ada aku Jordan Gasman, tidak akan ada yang berani menindasmu lagi."   Kata-kata Jordan langsung mendapat pujian dari kerumunan orang. Anak laki-laki beranting itu sepertinya bertekad ingin menyanjung Jordan jadi segera berkata, "Iya, Tuan Muda Jordan kita memang benar-benar berkemampuan. Bukan seperti orang tertentu, jelas-jelas sampah tapi masih suka berlagak."   Kata-kata anak laki-laki beranting itu keluar, hampir semua orang tahu siapa yang dia maksud. Puluhan mata kembali tertuju pada Welly.   "Novita, kamu tidak tahu, tadi ada orang ya, begitu sampai sini langsung bilang masalah hari ini tidak akan bisa diselesaikan oleh siapa pun dan hanya dia yang bisa. Bahkan tidak menganggap serius Tuan Muda Jordan," anak laki-laki beranting itu tersenyum sinis berkata, "Terakhir masih berpura-pura menelepon entah siapa. Jelas-jelas bukan apa-apa, jelas-jelas semuanya tidak menghiraukan dia, masih saja berakting di sana, sungguh pandai bersandiwara, hahaha ...."   Wajah Novita langsung suram mendengar kata anak laki-laki beranting. Dia menggertakkan gigi dan hendak berjalan pada Welly.   "Sudahlah, hehe ... kita tidak perlu membuat masalah dengan orang seperti ini, itu sama saja menjatuhkan harga diri sendiri," Tuan Muda Jordan juga tersenyum sinis berkata, "Orang seperti ini hanya badut saja, tidak perlu hiraukan dia. Kamu hiraukan dia maka akan membuat dia berhasil. Hehe, tadi dia bilang menelepon sudah bisa membuat orang melepaskanmu. Aku suruh dia telepon malah tidak mau, sudah mengakui sendiri kalau memang sedang berbual."   Darah Novita semakin mendidih mendengar kata-kata Jordan. Dia menyipitkan mata memandangi Welly, sejenak kemudian mendadak meludah.   Tadinya memang sudah dikurung semalaman oleh orang kemarin, amarah yang sudah ditahan membuat dia hendak melampiaskannya. Akhirnya malah Welly mengantarkan diri di saat ini.   "Bodoh, kamu merasa sangat lucu ya?" Novita memelototi Welly berkata, "Untuk apa kamu ke sini? Demi berlagak? Hehe, kamu kira berlagak sudah ada yang percaya? Juga tidak coba berkaca lihat dirimu sendiri. Jangan kira kamu bersandiwara, aku akan berterima kasih padamu. Siapa kamu? di mataku bukan apa-apa."   "Oh iya aku ingat, bagaimana mungkin kamu berbaik hati membantuku? Hehe, kamu ke sini bukankah ingin melihat leluconku? Kamu memang berprilaku seperti itu, anjing memang pemakan kotoran," Novita berkata angkuh, "Maaf sekali, aku nggak membuatmu berhasil. Orang sepertimu juga ingin mencibirku? Phuih, lihatlah, Tuan Muda Jordan sudah menyelamatkanku. Apakah kamu sangat kecewa?"   Kata-kata Novita seperti jarum yang membuat hati Welly sangat tidak nyaman.   Jelas-jelas dirinya yang sudah menolongnya, jika bukan dia yang menelepon, mungkin Novita sudah habis sepenuhnya. Mana ada kemampuan menyalahkannya di sini?   Welly tersenyum dan berkata, "Oh, ternyata kamu benar-benar mengira kalau dia yang sudah menyelamatkanmu? Hehe ...."   Welly selesai bicara berbalik hendak pergi. Terhadap orang yang tidak berpengetahuan, dia tidak ada waktu menjelaskannya, karena berbicara terlalu banyak hanya menghamburkan kata-kata saja.   Kata-kata dia bermakna dalam, Novita marah sekali mendengarnya. Menurutnya, Welly hanya demi mencari kembali harga diri jadi berkata begitu.   "Sialan, kamu masih berlagak?" Novita memakinya, "Kamu kira siapa kamu? Anak liar, anjing yang menjual diri karena tidak mampu hidup. Hahaha, kalian masih belum tahu, 'kan? Welly Jardian ini sudah tidak mampu hidup menjadi penjual diri. Kemarin ketahuan olehku, wanita itu ... wanita itu sudah berusia enam puluh tahun lebih, gemuk seperti babi saja, lebih tua dari neneknya. Anak liar ini masih saja memeluk dan menciumnya ...."   Welly tadinya akan pergi, namun langsung berhenti mendengar kata-kata ini. Dia menoleh dengan penuh amarah dan menatap Novita, "Katakan sekali lagi!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD