MALAM PERTAMA

1172 Words
Melihat Ika yang terus merintih kesakitan akhirnya setan dalam Raga Firza pun seolh menghilang sesaat, dia hanya meninggalkan Ika di tempat tidur seorang diri sambil menangis, Friza pun masuk ke kamar mandi untuk mengeluarkan senjatanya dan melakukan self treatment, dengan cepat serta pikiran nya yang kotor firza melakukannya sendirian dengan bantuan tangannya. Setelag selesai firza langsung membersihkan tubuhnya, dan kembali ketempat tidur bersama ika. "baiklah, belom jebol juga gara - gara lo yang terus menangis" Ika pun menutupi tubuhnya yang penuh pukulan dan jambakan sehingga rambutnya pun beberapa ada yang patah. Ika bangkit dari tempat tidur dan mengambil baju untuk menutupi tubuhnya tak lama kemudian dia pun tertidur karena isak tangis ika membuat nya mengantuk. batin ika bergejolak, dan mulai bertanya - tanya apakah setiap wanita mengalami hal yang serupa dengannnya? kata orang - orang di Desa malam pertama begitu indah, tapi kenapa aku mengalami hal seperti ini. ika terus bertanya dalam hatinya. *** keesokan paginya ikan pun terbangun, mendapati tubuhnya yang lemas dia mencoba bangun untuk membersihkan diri dari hal yang najis menurut agamanya. Ika pun ketakutan melihat Suaminya saat ini, dia pun tak berani untuk membangunkannya. ika buru - buru keluar dari kamar ketika sudah selesai mandi. Ika kemduian dia mencari mbok, dan ingin menceritakan tentang pengalamannya semalem. "Mbok, Mbok" teriak ika dengan lemas, mbok pun langsung menghampiri ika, "ada apa non, duh nom lemes banget wah abis mengalami malam pertama nih" mbok langsung tertawa cengengesan. "mbok buatkan sarapan dulu ya, biar kuat" mbok langsung pergi ke dapur dan menyuruh ku menunggu di meja makan, ika pun berjalan tertatih. "Sayang" teriak firza dari lantai atas, ika pun langsung kaget melihatnya, "sayang kamu sudah bangun? sudah mandi belum, mbok sudah membuatkan sarapan? pertanyaan firza hanya di jawab mengangguk oleh ika yang trauma melihatnya. "jangan capek - capek ya sayang" firza pun membelai rambut ika dan mencium keningnnya, ika yang semakin ketakutan pun tak bisa berbuat banyak, ika sudah curiga ketika suaminya bertemu dengannya malah seolah tak terjadi hal apa pun, ika pun bingung harus bertanya kepada siapa, dia malu, dia takut, dia merasa menjadi orang yang bodoh menikah dengan laki - laki yang tak pernah dia tau sifat sikap dan asal usul nya. dia harus mencari tahu sendiri seorang diri. "non aden dah pada kumpul, dah pada laper ya hahhh" tawa mbok meledek mereka, ika pun hanya tersenyum dengan terpaksa mendenga mbok meledeknya.selesai sarapan, firza pun izin pamit untuk ke kantor, dan menyuruh ika agar tidak keluar rumah terlebih dahulu sebelum dia sampai kerumah. "mbok jaga ika dengan baik, jangan sampai dia pergi seorang diri, jangan sampai kakinya keluar pagar, awas kalau mbol dan abah tidak mengawasi" ancam firza sambil mendelikan matanya "siap pak bos" jawa mbok. mbok pun lalu menghampiri ika yang masih terdiam di meja makan, ika ternyata tak menyentuh makanannya dia hanya melamun dan memperthatikan piring yang ada di hadapannya. "non, non, non" mbok pun menepuk pundak ika, ika lalu berteriak "jangan" sambil menutup matanya. teriakan ika membuat mbok pun kaget, mbok langsung menenangkan ika yang menangis ketakutan. "non kenapa non" mbok memeluk ika, ika hanya menangis terisak di pelukan mbok. "tolong aku mbok, tolong aku takut" ucap ika sambil menutup matanya dan memeluk mbok **** mbok dengan sepenuh hati memeluk Ika, dia pun tak tahu apa yang sedang terjadi dengan ika, apakah bertengkar, rindu keluarga atau kenapa. Ika hanya menangis ketakutan. "gak apa apa mbok, Ika jauh lebih lega sekarang" ika pun mengundurkan niat nya untuk bercerita dia takut kalau ini aib keluarga dan tidak mau menjelekan suaminya kepada mbok, mungkin Suaminya ika pikir sedang mabok. "non makan dulu ya biar mbok suapi, mbok gak mau loh sampe non cantik ini sakit nanti mbok yang di omelin suami non" rayu mbok sambil menyuapi ika yang masih melamun. ika pun merespon suapana dari mbok, sambil melamun dengan sedih tatapannya kosong seolah yang terjadi semalam hanya mimpi. "mbok di sini ada tukang pijat? atau mbok bisa pijat?" tanya Ika, mbok pun menggeleng menandakan dia tidak bisa memijat. "nanti aku kabarin den ya, biar dia memangil tukang urut langganan nyonya dulu" ucap mbok. ika kemudian ke halaman belakang, menenangkan diri sambil memberi makan ikan dan burung bersama abah, kesedihannya pun sementara hilang. dia pun berbincang - bincang dengan abah mengenai keluarga ini. "Non, beruntung non jadi istrinya den Iza, beuh den Iza mah perhatian pisan, alhamdulilah dapetinnya yang soleha baik kaya non, coba mantannya kemaren mah ih, kurang ajar pisan ama abah ama bini abah teh" curhat Abah kepada Ika, "kurang ajar gimana abah?" tanya Ika dengan kepo, " ya kurang ajar aja, boro - boro ketemu nyapa, senyum aja kaga, main masuk - masuk, makan kaya ga dianggap aja kita teh" nada abah mulai kesal ketika menceritakan Evi mantan kekasih Firza, Evi merupakan teman dekat sewaktu Firza kuliah dahulu, mereka hampir berpacaran cukup lama, dari mulai masuk kuliah sampai mereka lulus, Evi meninggalkan Firza karena dia ingin melanjutkan study nya ke london, Firza pun merasa patah hati semenjak kepergian Evi, dan saat itu Firza tidak pernah membawa wanita lain selain Evi semenjak putus. semenjak Evi pergi sika Firza pun berubah dia sering mengurung diri di kamar, dan jarang bermain bersama teman - temannya, kemudian papa Firza memutuskan menyerahkan semua aset kebun teh agar Firza bisa mengurusnya dan melupakan kesedihan nya, akhirnya firza pun mulai bangkit dari ketepurukan dan mulai bergaul kembali. mendengar cerita abah, hati ika pun merasa kasihan kepada Suaminya itu, tak lama kemudian ponsel Ika berbunyi ternyata dari Firza, "Iya kenapa? " jawab Ika dengan nada yang sedikit takut " Sayang aku sebentar lagi pulang, kamu siap - siap ya aku mau ngajakin kamu ke Mall, yang cantik ya sayang tentunya yang seksi dung" ucap firza dari balik ponsel "baiklah aku siap - siap " ika pun mematikan telepon nya dan bergegas merias diri. *** "Cantika sayang aku sudah datang, bah mana bini gue" tanya firza sambil membawa sebucket bunga. belum juga abah menjawab pertanyaan Firza ika pun keluar menuruni tangga dengan dress merah yang mini, serta rambut yang terurai panjang, bibir ika pun di oleskan lipstik berwarna pink dan riasan yang tak terlalu menor, wajah cantiknya yang berseri membuat tatapan firza yang liar mulai bereaksi. "wah kamu benar - benar menggoda" ucap firza sambil memberikan bucket bunga, Ika pun memgambil bunga tersebut lalu mencium nya. tak lama kemudian firza dan ika bergegas berangkat menuju Hotel, " ke mall nya nanti saja ya, aku sudah tak tahan melihat mu, aroma tubuh mu, bentuk tubuh mu dan muka cantik mu membangkitkan gairah ku" ucapan Firza membuat Ika kaget, dia takut kejadian semalam menimpanya kembali. "A iza, janji jangan kasar ya ika takut" rintih ika, firza pun menoleh dan ke arah ika " kasar bagaimana maksud mu? kamu tidak suka atau bagaiama? kamu kan istri ku harus menuruti kemauan suami dong sayang" firza merasa tersinggung dengan ucapan ika yang mengangap dirinya kasar, firza memang menyadari tidak semua wanita bisa di perlakukan aneh, apalagi ika sendiri baru menikah dan baru pula memberikan kesuciannya untuk firza. ika hanya tertunduk dan terdiam dan ia pun tak berani menegakan kepalanya di hadapan firza.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD