HONEYMOON

2066 Words
Permainan panas Satu minggu kemudian, Ika dan Firza sepakat untuk honeymoon di Bali. Firza sendiri menurut apa kemauan Ika, apagi jika itu membuat Ika senang, pasti dirinya lakukan. Karena menurut dirinya, kebahagiaan Ika adalah yang utama. Saat ini mereka menghabiskan waktu di dalam kamar, hari sudah mulai sore. Diluar baru saja selesai hujan, jadi sangat pas jika digunakan untuk menghangatkan diri. Mie kuah dengan irisan cabai sangat enak, makanan itulah yang menemani mereka berdua. Duduk di atas kasur dengan setengah tubuh berbalut selimut, mereka makan sambil menonton televisi. Tak jarang Ika tertawa setelah melihat tayangan di televisi. Ika sendiri sudah memakai baju tidur dengan celana pendek, Firza sendiri takut Ika kedinginan. Maka dari itu dirinya menyuruh dia untuk memasukkan ke dalam selimut kakinya. Ika sendiri hanya menurut saja, ia juga sebenarnya tak terlalu kedinginan. Makan mie kuah ini membuat tubuhnya sedikit mengeluarkan keringat. “Aa, kamu nanti mau datang ke suatu tempat nggak?” tanya Ika. “Ke mana?” tanya Firza balik dengan alis berkerut. “Ya nggak tahu, keliling bali mungkin. Atau mau cari makan aja malam nanti,” sahut Ika. “Enggak ah, aku mau di sini aja sama kamu. Lagian aku capek, aku juga udah buat kejutan untuk kamu,” jawab Firza. “Kejutan apa, a?” tanya Ika yang dibuat heran dengan pernyataan yang diberikan oleh Firza. “Kalau aku kasih tahu kamu, namanya bukan kejutan. Jadi tunggu saja nanti, pasti aku akan kasih kejutan untuk kamu,” jawab Firza. “Apa aku perlu ganti baju?” tanya Ika dengan tatapan polos. Firza tersenyum tipis. “Enggak usah, kamu udah cantik kayak gini aja,” balasnya. Tentu saja hal itu membuat Ika tersenyum malu, omongan suaminya itu menimbulkan kemerahan di kedua pipinya. Tapi dirinya langsung menunduk guna menyembunyikan wajahnya yang memerah karena menahan malu. Jangan sampai Firza tahu dirinya tersipu malu. Sampai akhirnya pasangan suami istri itu sudah selesai menghabiskan mie instan mereka, Ika membuang sampah bekas mie dan juga sedikit membereskan meja yang terletak di samping tempat tidur. Sementara Firza sendiri sudah merubah posisinya menjadi rebahan. Laki-laki itu melihat istrinya yang sibuk mondar-mandir tak karuan. Firza merubah posisinya menjadi duduk, memanggil Ika dan menepuk tempat tidur sampingnya yang kosong. Sementara Ika sendiri merasa semuanya sudah dirinya bereskan, alhasil dirinya langsung duduk di sebelah Firzha. Firza tampak melihat ke arah Ika, lebih tepatnya paha mulus milik istrinya itu yang terpampang dengan jelas. Tanpa sadar tangannya sudah mengelus paha Ika, sementara Ika sendiri menikmati perlakuan yang Firza beribadah. Karena perlakuan seperti ini sudah biasa dirinya dapatkan, sementara Firza menelan ludah susah payah ketika gejolak dan hasrat di hatinya semakin bertambah. Tiba-tiba saja Firza langsung mendorong bahu Ika hingga membuat perempuan itu tertidur di atas kasur. Kaki Ika masih bergelantungan, karena tadi ia duduk di pinggir. Tapi Firza tak peduli dengan itu, Firza berada di atas Ika. Dirinya menahan berat tubuhnya sendiri menggunakan kedua tangannya. Mata mereka saling bertatapan, melihat tangan Ika yang ingin menyingkirkan dirinya dari atasnya, langsung saja dirinya menahan telapak tangan Ika agar dia tidak bisa bergerak. Sekarang Ika benar-benar berada di bawah Firzha. “A, kamu mau ngapain? Minggir dulu, aku mau masukin sedikit oleh-oleh yang kita beli tadi ke dalam koper,” ucap Ika. “Aku tadi sudah bilang kepada kamu akan memberikan kejutan, sekarang ini kejutannya. Aku mau menghabiskan malam panjang dengan kamu, tidak ada seorang pun yang melihat kita di sini. Kita akan melakukan permainan yang sangat indah, dan aku akan berjanji kamu akan menikmatinya,” ucap Firza. Suaranya yang serak-serak basah membuat Ika menelan ludah susah payah. “Aa, ahh,” belum selesai Ika melanjutkan ucapannya. Tiba-tiba saja kedua tangannya langsung ditaruh di atas dan dicengkram kuat oleh Firza. Tak hanya itu saja, Firza melepas semua pakaian yang berada di tubuhnya. Sehingga sekarang jadinya tidak memakai sehelai benang satupun. Firza mulai mencium Ika secara berutal, mulai dari mencium dua gundukan kembar itu sampai menghisap leher Ika dengan kuat. Tentu saja suara desahan Ika menghiasi ruangan yang semula sepi ini. Perempuan itu benar-benar tidak bisa mengimbangi suaminya yang sudah dilanda hasrat yang tinggi. Alhasil dirinya hanya menikmati semua perlakuan yang Firza berikan. "Aa, ahh. Segera masukan mas, aku tidak tahan lagi,” ujar Ika dengan desahan yang terus menjadi. Sebab Firza memasukkan kedua jarinya ke dalam v****a miliknya. “Sudah aku duga kamu akan menikmati kejutan yang aku berikan. Sesuai yang kamu mau, aku akan memasukkan adik kecil milikku ke dalam lubang hangat milik mu,” ucap Firza dengan senyuman yang cukup mengerikan. Jlep Penis berukuran cukup besar itu benar-benar masuk ke dalam lubang v****a milik Ika, sementara Ika sendiri menggigit bibir dalamnya guna menahan suara yang hendak keluar. Dirinya memejamkan matanya, ini sungguh sakit sekaligus nikmat. Dengan sengaja Firza berdiam sendiri, ia tahu Ika sedikit kesakitan. Apalagi dirinya memasukkannya sedikit kasar, jadi dirinya membiarkan Ika beradaptasi dengan rasa ini. “Ahhh, a. Ini nikmat, ahh, ahh,” desah Ika yang semakin tak karuan. Gesekan di bagian bawahnya membuat dirinya mengeluarkan desahan tiada hentinya. Sementara Firza sendiri terus memaju-mundurkan penisnya, istrinya benar-benar membuat dirinya merasa kenikmatan. Apalagi suara dari istrinya yang semakin membuat dirinya merasa b*******h. “Sayang, aku sangat cinta sama kamu. Malam ini akan menjadi malam yang tak pernah aku lupakan, di mana cinta kita kembali bersatu,” ucap Firza. Firza mencium Ika, posisinya alat kelaminnya masih tertancap di lubang milik Ika. Desahan dari Ika tertahan karena ciuman brutal yang diberikan oleh Firza. Tak lama dari itu, mereka mengubah posisi. Semula Ika berada di bawah dan Firza berada di atas, sekarang Firza yang posisinya tiduran dan Ika duduk di atas Firza. Ika sendiri menggerakkan tubuhnya ke sana ke mari, rasanya benar-benar nikmat sekaligus nagih. Sementara Firza memainkan p****t Ika yang sangat kenyal itu, sesekali Ia juga meremas kedua p******a Ika. Beberapa kali dirinya mengeluarkan desahan, lubang milik Ika cukup sempit, tapi sangat nagih dan ia sulit untuk mengakhiri permainan panas ini. Ika seperti orang yang tak sadar, dia terus meracau dan memanggil nama Firza. “Teruskan sayang, ini sangat nikmat. Jangan biarkan semua ini berakhir begitu saja, kita akan bersenang-senang. Aku dan kamu, ahh, sayang, ahh,” ucap Firza. Saking nikmatnya, matanya sangat sulit untuk dibuka. Goyangan yang Ika berikan dengan p****t dan p******a yang sintal. Ini perpaduan yang sangat pas, siapapun pasti menginginkannya. Pagi masih berlanjut? Pagi jaringan Firza bangun terlebih dahulu, dirinya merubah posisinya menjadi duduk. Ia membuka setengah selimutnya dan mengintip keadaan di dalam. Dirinya tertawa bahan ketika mendapati ia masih belum memakai celana. Itu artinya semalam setelah permainan panas dirinya langsung tidur. Ia juga melihat Ika yang sama-sama belum memakai baju, tubuh Ika hanya berbalut oleh selimut. Firza kembali tidur, ia menghadap ke arah Ika yang kebetulan juga menghadap ke arah dirinya. Matanya menatap Ika yang masih tertidur lelap, ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Ika dan menyelipkannya ke samping telinga. Agaknya Ika masih belum bangun, mungkin dia lelah karena permainan tadi malam cukup lama. Malam tadi begitu indah, apapun dirinya jamah di tubuh Ika. Sekarang ia melihat lagi p******a milik Ika, dirinya mendekatkan kepalanya ke p******a Ika dan mulai menyusu selayaknya anak kecil. Hisapannya cukup kasar dan tergolong brutal, tak hanya itu saja, tangannya ia gunakan untuk meremas p******a Ika yang lain. “Ahh,” desah Ika yang mulai terusik dari tidurnya. Karena ia merasa ada yang aneh, lantas ia pun mulai membuka matanya dan melihat kepala Firza sudah di sela-sela payudaranya. Dirinya tidak menyuruh Firza untuk menyingkir, malahan ia mengelus kepala Firza dan menikmati hisapan yang dirinya rasakan. Karena ia juga keenakan, walaupun ketika Firza mengigit putingnya, ia meringis. Tapi itu bukan masalah yang besar, yang penting Firza menikmati dan dirinya bisa melayani suaminya dengan baik. “Ahh, a. Jangan digigit,” ujar Ika. Firza menghentikan kegiatannya, ia pun memeluk perut Ika selayaknya anak kecil yang sedang manja dengan ibunya. Mereka sama-sama menikmati momen kebersamaan mereka yang entah akan terjadi lagi atau tidak, karena kembali lagi ke takdir. Tidak ada seorang pun yang bisa menebak takdir seperti apa. “Aa, kamu nanti mau makan apa? Mau aku bikin atau mau beli aja?” tanya Ika dengan tetap mengelus kepala Firza. “Beli aja, biar enggak ribet. Aku nggak mau kamu capek,” sahut Firza yang masih menenggelamkan kepalanya di d**a Ika. “Yaudah, aku mau mandi dulu. Kalau kamu masih mau tidur, tidur aja,” ucap Ika. Mau tak mau Firzha membiarkan Ika beranjak dari tempat tidur. Sementara Ika sendiri langsung mengambil piyama dari atas meja dan memakainya. Setelah itu dirinya langsung pergi menuju kamar mandi karena tubuhnya masih terasa lengket. Sementara Firzha sendiri malah kembali memejamkan matanya dan beralih memeluk guling. Karena istrinya sudah masuk ke dalam kamar mandi. Tapi Firza memiliki ide, dengan gerakan cepat dirinya turun dari tempat tidur. Dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, sudah bisa diduga jika dirinya akan mandi bersama dengan Ika. Juga mereka melakukan permainan panas di dalam kamar mandi. Mungkin sebagian orang akan menyebut mereka gila, karena malam sudah main sangat lama dan pagi masih dilanjutkan. Tapi mereka tidak peduli dengan itu. Sekarang Firzha dan Ika sudah memakai pakaian rapi. Mereka sarapan di sebuah restoran yang letaknya tidak cukup jauh dari hotel. Sarapan kali ini sedikit telat, tapi tak apa yang penting sarapan. Suasana di restoran ini cukup tenang, mungkin hanya suara dentingan sendok yang lebih mendominasi. Pasangan suami istri itu makan dengan posisi berhadapan. Jika teringat kejadian malam dan pagi tadi, Ika sedikit malu-malu. Tapi mau bagaimanapun dirinya harus mau melayani suaminya apapun yang dia minta. Karena itu merupakan tugas dan sebagai seorang istri. Mereka benar-benar menikmati honeymoon di Bali. Rasanya mereka ingin menetap di sini saja dan tidak ingin kembali pulang, apalagi di sini mereka selalu melakukan apapun bersama-sama. Tapi pada waktunya mereka juga harus pulang, dan kembali dengan kesibukan masing-masing. Tugas sekarang cukup mudah, cukup hargai waktu dan semua kebersamaan. InsyAllah jika Allah merestui, mereka bisa kembali ke sini dengan kebahagiaan yang sama seperti ini. Tidak ada salahnya berharap, namanya juga keinginan. “Sayang, terimakasih udah mau menemani aku sampai pada detik ini. Aku bingung bagaimana cara berterima kasih kepada kamu, aku merasa menjadi laki-laki yang paling beruntung karena memiliki kamu. Aku nggak bisa bayangkan juga aku tidak kenal dengan kamu,” ucap Firza. “Seharusnya aku yang berterimakasih kepada kamu, karena kamu sudah mau menerima aku apa adanya. Aku juga bingung bagaimana jika aku tidak kenal dengan kamu, rasanya di Bali aku benar-benar merasa plong. Semua bebanku seperti hilang, dan hanya diisi oleh kebahagiaan saja. Belum lagi ketika kamu sangat perhatian kepadaku, itu membuat aku jauh lebih bersyukur memiliki kamu,” jawab Ika. Firza tersenyum tipis, dirinya langsung menggenggam tangan Ika. “Kita sama-sama bersyukur telah dipertemukan, aku mohon sama kamu untuk Jangan pernah memiliki pemikiran untuk meninggalkan aku. Karena setelah kenal dengan kamu aku nggak bisa membayangkan bagaimana hidup tanpa kamu,” ujarnya. “Aku janji enggak akan meninggalkan kamu, kita akan tetap bersama sampai maut memisahkan,” jawab Ika. Senyumannya begitu cantik hingga memperlihatkan gigi-giginya yang berjejer rapi. “Yaudah, kamu makan dulu. Habiskan sarapan kamu, dan jangan berpikir kita akan berpisah. Karena sampai kapanpun kita akan tetap bersama-sama,” ucap Ika. Akhirnya sarapan mereka selesai, Ika dan Firza keluar dari restoran. Mereka tadi tidak menggunakan angkutan umum atau mobil, karena menurut mereka letaknya cukup dekat dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Jadi sekarang ini mereka kembali ke hotel jalan kaki, sebenarnya Ika sendiri mengajak Firza untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah yang ada di sekitar sana. Takut sayangnya dompet milik Firza ketinggalan di kamar hotel dan tadi hanya membawa uang cash sedikit. Jadi mau tidak mau mereka berdua kembali ke hotel untuk mengambil dompet milik Firza. Takutnya uang cash yang dibawa oleh Firza tak cukup, ketimbang membuat masalah lebih baik mencegah masalah. Lagian jika dikejar waktu, mereka bisa datang ke tempat itu dengan menggunakan angkutan umum. “Aa, nanti kita sewa motor ya. Kamu yang bonceng, dan aku yang duduk di belakang. Pasti seru, karena kita bisa melihat pemandangan yang ada di sekitar sini dan menghirup udara yang asri, kayaknya sewa motor nggak terlalu mahal,” ucap Ika. “Baiklah, apapun permintaan kamu akan aku lakukan. Nanti kita sewa motor ya, terus kita nikmati perjalanan ini berdua. Intinya kalau kamu mau apapun jangan ragu untuk mengatakannya kepadaku, pasti sebisa mungkin aku akan menuruti apa mau kamu,” balas Firza. “Iya a,” jawab Ika. Memiliki pasangan yang sangat menyayangi kita adalah impian bagi semua orang, kadi jika kita mendapatkan semua lebih kanganlah tetap sia-siakan. Karena kesempatan tidak mungkin datang dua kali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD