Jantung Indari masih berdetak begitu kencang, pria yang kini duduk di hadapannya itu tersenyum kecil melihat tatapan Indari selalu saja beralih kemana pun. Radika menggelengkan kepala, hingga semua karyawan café tak ada yang berani mengetuk Indari yang kini larut dalam pikirannya sendiri. "Bagaimana kabarmu?" Radika membuka percakapan, membuat jantung Indari semakin gugup, andai saja waktu bisa di putar kembali, Indari ingin bertemu Radika di saat ia bukan milik siapa-siapa. Salahkah jika ia berpikiran hal itu? "Indari, kabarmu gimana?" Pertanyaan itu terulang, ketika Indari tak kunjung menjawabnya. "Aku masih hidup," jawab Indari, membuat Radika tertawa kecil begitu pun seluruh karyawannya, atas jawaban wanita yang begitu ingin di temuinya, tatapan mata Radika masih terlihat ada cinta,