Part 36 Widi diam Mata tajam menatap dinding putih di depannya, tanpa berkata apapun ia beranjak. “Mas, mau kemana?” tanya Nayla cemas. “Akum au bicara dengan Maya.” “Besok saja, Mas! Sekarang sudah malam. Kita istirahat dulu agar besok kita bisa bicara dengan kepala dingin.” Ujar Nayla menarik lembut tangan Widi. Widi diam, mencoba bertahan ditempatnya berpijak. Ia enggan menatap mata Nayla. “Mas, ..” sapa Nayla lembut. Lalu merebahkan kepalanya di da*da kekar itu. Widi bergeming, wajahnya datar. “Mas … sapa Nayla berbisik ketelingan Widi. Perlahan Widi menoleh, menatap mata Nayla lekat. “Maya adik iparku, Maya bekas maduku, Maya istri Arman, yang berarti Maya ibu tiri Bian. Masalah ini terlalu konplit, Mas. Masalah ini menyangkut banyak orang. Kita tunggu sampai besok. Setelah