Nayla tersenyum tipis, menatap mata Widi di dalam cermin. Matanya terpejam saat wajah lelaki itu menempelkan hidung di telinganya lalu berbisik. “I love you, Nayla. Jangan pedulikan siapapun. Yakinkan dirimu, aku mencintaimu. Satu hal yang harus kamu ingat, aku tidak akan menikahi wanita jelak.” Bisiknya mengencangkan pelukannya. Nayla melemaskan urat-uratnya yang sempat tegang. Perlahan ia berbalik menghadap Widi. Ditatapnya wajah lelaki itu lekat. “I love you, too, Mas Widi…” bisiknya sembari menggigit bibirnya yang bergetar. “Sungguh?” tanya Widi tersenyum menyelidik menatap mata Nayla. Nayla melepaskan satu tangannya dari genggaman tangan Widi, lalu menutup wajahnya. Ia malu, sungguh malu dengan rasa yang ada di hatinya. Bibirnya bisa berbohong tapi hatinya tidak. Mungkin Widi