Tepat pukul sebelas, alaram dari ponsel Nayla berbunyi. Nayla segera meraih ponselnya dan mematikan alaramnya. Ia bergegas mengambil kunci mobil di dalam laci. Hari ini, Widi tidak bisa menjemput Bian karena ada pertemuan dengan kolega-koleganya. Mobil Nayla parkir agak jauh dari gerbang sekolah, ia memang datang sedikit terlambat. Untungnya anak-anak belum ke luar dari kelasnya. “Nay!” sapa Arman mendekat. Nayla bertahan untuk tidak menoleh. Ia sedang tidak ingin mengobrol dengan mantan suaminya itu. “Nay!” panggil Arman sekali lagi. Kini ia berdiri tepat di depan Nayla. Nayla mundur selangkah, ia membuang tatapanya ke samping. “Nay, aku ingin bicara sama kamu!” “Apa lagi sih, yang harus dibicarakan?” tanya Nayla enggan menatap mata Arman. “Bukannya urusan kita sudah selesai dua ta