"May, kami pulang dulu, ya. Besok kami akan datang lagi melihat keadaan Agny." ujar Widi pamit. "Iya, Mas. Mas Widi jaga kesehatan, ya." "Hm." angguk Widi. "Beritahu aku kalau Arman datang. Aku ingin bicara dengannya." Maya mengangguk, wajahnyanya terlihat sendu. Nayala menatap Maya penuh arti. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan adik iparnya itu. Tapi mau bagaimana lagi, setiap manusia hanya bisa berpindah dari takdir menuju takdir berikutnya. Menjalani apa yang harus ia jalani atas pilihan hidupnya. "Mas, kamu sakit apa?" tanya Nayla saat menyetir mobil menuju rumah mereka. Sedangkan mobil Widi, dibawa pulang oleh asistennya. Sejenak Widi diam. Tapi ia sudah tidak mungkin lagi menyembunyikan penyakitnya. "Dua tahun lalu dokter memvonis kalau aku gagal ginjal.... Tapi, dok