Duabelas

1195 Words
Akhirnya UAS semester 1 berakhir sudah. Tasya merasa lega dan hanya tinggal menunggu hasilnya yang dijamin memuaskan. Hanya nilai Matematika dan Ekonomi yang diprediksi mengkhawatirkan. Sisanya Tasya yakin 100% bakalan mendapat nilai 90. Targetnya adalah menjadi juara 1 di kelasnya. Siang ini Tasya sudah siap dengan kostum Pramuka. Sesuai agenda hari ini anak-anak Pramuka berkumpul di Aula. Waktu menunjukkan pukul setengah  11 siang. Setengah jam lagi mereka akan berangkat ke Perkemahan di Puncak Bogor menggunakan bis sekolah. " Kak ini semua perbekalannya. Kamu di sana baik-baik ya. Sering-sering kasih kabar."  Pesan Sang Mama. Heni dan Dany sengaja datang ke sekolah Tasya untuk mengantarkan ransel dan juga perbekalan lainnya. Cukup mengagetkan juga karena bekalnya cukup banyak seolah mau camping satu minggu. " Siap Ma, Pa... Makasih ya udah bawain bekal Tasya." Jawab Tasya. Keduanya lalu menemui Pak Wisnu dan Bu Rina yang menjadi Pembimbing Pramuka. Kedua Orangtua Tasya itu dengan resmi menitipkan putrinya. Sebetulnya Tasya merasa malu dengan sikap mereka yang berlebihan. Ia camping kan cuma semalam. " Saya titip Tasya ya Pak, Bu. Ini pertama kalinya dia ikut camping. Kalau ada apa-apa ini nomor yang bisa dihubungi." Dany memberikan kartu namanya. Coba kalau Tasya dengar percakapan mereka pasti malu banget. Mereka lebih mirip seperti orang tua anak SD. " Ibu dan Bapak jangan khawatir, InsyaAllah semua pasti lancar." Bu Rina meyakinkan. " Iya kebetulan ada 10 orang guru yang akan menjadi pembimbing." Terang Pak Wisnu yang membuat kedua orang tua Tasya lega. Heni dan Dany setelah berpamitan kepada Bu Rina dan Pak Wisnu lalu menemui Tasya kembali " Hati...hati...ya Kak." " Iya Ma..." **** Pukul setengah 2 rombongan Pramuka SMA Anak Cerdas telah tiba di lokasi Perkemahan. Mereka semua yang terdiri dari satu bis dan 8 Mobil Pribadi dengan jumlah 83 orang segera turun dari kendaraan. Mereka membawa perbekalan dan siap berbaris mendengar pengarahan. Setelah pengarahan semuanya langsung mendirikan tenda Regu putra dan putri diberi jarak sekitar 100 meter. Masing- masing tenda dihuni oleh 5-6 orang. Tasya sendiri tidak sekelompok dengan Alin. Ia berada satu regu dengan kelas lain. Pembina sengaja membuat regu yang terdiri dari anak kelas X,XI,XII supaya mereka dapat berbaur dan saling mengenal. Ada keasyikan tersendiri bagi Tasya dalam memasang tenda. Ternyata selama proses pemasangan tenda guru pembina pramuka mengadakan penilaian. Kerapihan dan kecepatan memasang tenda yang menjadi kriteria. Usai mendirikan tenda semua beristirahat sejenak. Kemudian tepat pukul 16.30 dilaksanakan upacara pembukaan yang dipimpin oleh Kepala sekolah. Acara berlangsung dengan khidmat. Usai acara tersebut semua peserta kembali ke tenda untuk beristirahat dan persiapan sholat Maghrib, makan malam dan acara malam api unggun. " Tasya..." Alin memanggil temannya. " Ada apa Alin? Sini masuk." Tasya yang berada di dalam tenda mempersilakan sahabatnya yang tengah berdiri di depan pintu tenda. " Kamu bawa bekal banyak ya? Biasa aku mau ngerecokin nih." Tanpa rasa malu Alin mengutarakan niatnya. " Iya kenapa mau? tuh, Komplit bin lengkap." Tasya menunjukkan tumpukkan makanannya. " Subhanallah Tasya kamu mau camping atau jualan sih." Alin kaget. Teman satu tenda Tasya juga terbahak. Persediaan makanan Tasya sangat banyak. Ada 10 buah pop mie, 2 bungkus roti ukuran besar, satu toples abon, satu kotak dendeng, beberapa kaleng sarden, sebungkus besar sosis, 10 pcs s**u, permen,aneka biskuit,2 dus sereal, buah-buahan, satu kotak wedang jahe, satu dus kopi s**u. Semuanya lengkap. Cukup untuk penghuni satu tenda. " Ambil aja apa yang kamu perlukan." " Thanks ya." Alin terlihat senang. Tasya memilih beberapa makanan dan minumannya lalu memasukkannya ke kantong plastik. " Itu buat siapa? Aku udah ambil kan?" Tanya Alin. " Anter aku ke tendanya kak Rangga yuk." Bisik Tasya. Di tenda hanya ada mereka berdua karena yang lain sedang di luar memasak air. Alin tersenyum. Ternyata pergerakan Tasya cukup cepat juga ya dalam mengejar Rangga. " Ayo." Alin bersedia. Keduanya berjalan menuju tenda regu putra. " Tuh kak Rangga kelihatan lagi beresin kayu bakar." Alin menunjuk ke arah Rangga yang ditemani 2 orang juniornya. " Kamu tolong anterin nih..." Tasya memberikan bungkusan pada Alin. " kok aku sih? kamu lah. Atau suruh dia ke sini aja. Cepetan telpon." " Ide yang bagus." Tasya lalu mengambil ponselnya. Ia menelpon Rangga. Tidak membutuhkan waktu lama pemuda itu sudah ada di dekat Tasya dan Alin. " Tasya, Alin ada yang bisa kakak bantu?" Tanyanya ramah. " Enggak kok kak, aku cuma mau ngasih ini." Tasya memberikan bungkusannya. " Wah repot-repot. Makasih banyak ya." Rangga menerimanya dengan senang hati. " Katanya ini camping pertama kamu ya." Ujar Rangga. " Iya Kak." Tasya tersipu malu. " Kalau butuh bantuan jangan sungkan hubungi kakak." Tawar Rangga. " Makasih ya Kak. O iya aku sama Alin balik dulu ke tenda." Pamit Tasya. " Sampai ketemu nanti malam ya." Seru Rangga. Alin dan Tasya pun berlalu dari hadapan Rangga. Murid terpandai itu hatinya sedang berbunga-bunga karena baru saja dikunjungi oleh sang pujaan hati. *** Udara dingin begitu menusuk tulang belulang. Untung Tasya membawa jaket tebal. Sedikit dapat mengusir hawa dingin. Malam ini merupakan malam api unggun. Semua peserta berkumpul di lapangan. Mereka makan malam bersama lalu tepat pukul 8 diadakan berbagai acara. Mulai dari lomba-lomba dan hiburan. Acara berlangsung dengan seru. Terlebih lagi untuk Tasya yang baru pertama kali ikut serta. Pukul setengah 12 malam acara ditutup dengan menyalakan api unggun. *** Pukul 10 Pagi Keluarga Dany bertolak menuju perkemahan tempat sekolah Tasya mengadakan camping. Kemarin sore mereka tiba di Villa pribadinya. Mereka menginap di sana. " Udah sampai." Seru Dany ketika tiba di perkemahan. Rencananya mereka akan menjenguk Tasya tadi pagi namun Nadhira dan Nadhifa masih tertidur pulas. " Tasya kayanya lagi penjelajahan deh." Ujar Heni. " Kita menuju ke tenda saja." Saran Dany. Situasi perkemahan cukup sepi, Namun di sana ada Pak Andi dan Bu Rina yang sedang berjaga ditemani 2 orang anak pramuka. Tepat di depan tenda. " Assalamualaikum." Dany mengucap salam. " Waalaikum salam." Jawab Pak Andi dan Bu Rina serempak. Kedua orang guru itu telah mengenal Dany. Mereka tahu Dany dan Heni orang tua Tasya. Selain itu sejak 3 bulan Dany menjadi donatur di yayasan sekolah Tasya. " Anak-anak lagi kemana?" Tanya Heni. " Lagi jelajah alam. sekitar setengah jam lagi juga kembali." Pak Andi si guru Matematika yang menjadi idola anak-anak MIA menyambut kedatangan keluarga Dany dengan hormat. " Silahkan duduk Pak, Bu." Tawar  Pak Andi. Dany pun mengobrol dengan Pak Andi. Sementara Heni dan anak-anak berjalan-jalan menikmati pemandangan yang Indah ditemani Tini. " Mama..." Tasya mendekat ke arah ibunya. Lalu memeluknya. " Gimana keadaan kamu?" Heni bertanya penuh perhatian. " Alhamdulillah sehat. Cape Ma, tapi menyenangkan." Jawab Tasya. " Syukur kalau ga knapa-napa. Mama Papa khawatir banget." " Lain kali Tasya mau ikut lagi." Ujar Tasya dengan yakin. " Yuk kita temuin Papa dulu dia lagi di tenda putra sama Pak Andi." Ajak Heni. Mereka lalu mencari Dany. " Rangga, kamu ikut pramuka juga?" Tanpa sengaja Heni dan Rangga berpapasan di jalan. Semua regu pramuka sudah kembali berada di kawasan perkemahan. " Iya Tante." Jawab Rangga. Ia juga melirik ke arah Tasya. Namun Tasya berusaha jaim. Cuek. takut ketahuan Mamanya. Pertemuan Tasya dan orang tuanya hanya sebentar saja karena mereka tidak bisa lama. Si Kembar mulai tidak nyaman dan Tasya juga harus melanjutkan acaranya. Acara penutupan. Membongkar tenda dan juga persiapan pulang. **** TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD