"Kumaira!" Anita masuk ke dalam kamar di mana ada putrinya yang sedang tidur. Ia mendekat dan duduk di sisi ranjang itu dengan mengusap pucuk kepalanya batita itu. "Mamah kangeen banget sama kamu sayang. Maaf, ya. Mamah sibuk banget. Mamah enggak nemenin kamu. Semoga kamu enggak marah ya sama mamah." "Mamah kerja untuk maira. Karena mamah ingin melakukan hal yang terbaik untuk maira." berbicara dengan putrinya membuat Anita ingat pada laki laki yang tadi menyelamatkannya. Jantungnya kembali berdebar dan membuatnya memejamkan kedua mata selama beberapa saat. Aku tidak boleh lemah oleh laki laki itu. Namun tetap saja degupannya memang telah membuktikan bahwa Anita itu sangat lah lemah. "Nak, lelaki itu memang ayahmu. Namun bukan berarti mamah mengijinkan kamu untuk dekat padanya.