30

1745 Words
Langit sudah berubah menjadi malam, dan kali ini lebih dingin daripada malam biasanya. Hujan lebat turun dan terlihat dari jendela kamar dan balkon. Untung saja dia pulang tepat waktu sebelum hujan membasahi mereka. Aeris baru saja selesai mandi dan membersihkan kamarnya, saat baru tiba tadi ia berencana untuk menemui Lawson. Namun kini ia meratapi jendelanya yang dingin, cuaca hujan diluar tidak mendukungnya untuk berpergian "Huft.... Waktu hujan kayak gini memang enaknya langsung tidur. Tapi gimana caranya gue nanyain Lawson? Apa gue telfon aja?" Ucap Aeris sambil mengeringkan rambut bahasanya dengan handuk, ia mencari ponselnya dan menemukannya di atas tempat tidur. Ia mencari nomor kontak Lawson disana Tutttttt Nada tanda panggilan masuk bisa dengar, Aeris menghidupkan speaker ponselnya agar ia masih bisa membebaskan kedua tangannya untuk mengeringkan rambutnya "Halo?" Ucap seseorang dari dalam telepon, mendengar suaranya saja membuat Aeris tiba-tiba berdebar, suara Lawson terdengar lebih berat jika dari telfon. Tapi ia juga belum menyiapkan percakapannya kepada Lawson, mereka baru saja perang dingin semalam dan dirinya merasa sedikit canggung jika langsung pura-pura akrab seperti biasanya "Hmmm..... Gue mau ngomong sesuatu" ucap Aeris ingin langsung masuk pada topik pembicaraan "Apa?" "Gue bakalan ke dunia Immortal sama Dexter" ucap Aeris dengan nada yang sedikit ragu, ia bahkan sudah mengambil ponselnya dan menempelkannya pada telinga. Ia berdiri didepan cermin dengan sisir ditangan kanan. Tidak ada jawaban dari sebrang sana, Aeris yang sudah cemas dengan respon Lawson jadi bingung karena tidak mendapatkan respon apapun darinya, suara dari seberang sana terdengar sangat sunyi "Halo?" Panggil Aeris untuk memastikan Lawson masih didam telfon, namun tidak kunjung ada balasan dari sana. Ia melihat layar ponselnya dan telepon masih berlangsung "Kapan?" Suara yang terdengar sangat dekat di dalam ruangan yang sama dengannya membuat Aeris terkejut, ia bisa merasakan jantung yang rasanya hampir copot. Ia dengan cepat langsung melihat kebelakang dan menemukan seseorang yang ia kenal sudah berdiri di sana. Langkah kakinya refleks langsung mundur ke belakang. Namun setelah mengenali wajah itu ia langsung bernafas lega sambil mengusap dadanya "Hahh...... Gue kaget Setan!" Ucap Aeris kesal, ia benar-benar terkejut bukan main, apalagi cuaca sedang hujan sehingga sangat mendukung adegan-adegan di dalam film horor "Gue vampir, bulan setan" "Sama aja" ucap Aeris, lawson yang mendengar itu tidak terima karena Vampir bukalah setan. Meskipun manusia memang sering menganggap bahwa mereka adalah kalangan setan Aeris yang sudah tenang langsung menyadari kalau ia masih memakai kimono yang panjangnya hanya sampai atas lututnya, pikirannya langsung panik apakah ia harus berlari sekarang, tapi sangat terlambat untuknya lari sekarang, Lawson sudah melihatnya dengan penampilan seperti ini "Jangan lihat gue! Berbalik!" Teriak Aeris pada akhirnya memberikan peringatan agar lawson berbalik badan tidak melihat dirinya "Santai, gue gak tertarik" ucap Lawson dan mendekati tempat tidur Aeris, ia duduk disana dengan posisi membelakangi Aeris Meskipun merasa kesal dengan lawson ia segera berlari mendekati lemari untuk mengambil bajunya dan kembali ke kamar mandi. "Ish, sok kali gaya bicaranya, emangnya gue gak semenarik itu? Eh bukan berarti gue pengen dia tertarik sama gue, tapi gue ini cantik loh.... Bisa-bisanya dia bilang kayak gitu" ucap Aeris kesal sambil memakai bajunya "Apa karena dia udah banyak nengok cewek yah? Gak heran sih kalau mengingat umurnya yang udah ratusan tahun, gak mungkin dia nggak punya pengalaman sama perempuan. Manusia yang masa mudanya singkat aja bertemu banyak perempuan dan bahkan jadi playboy. Apalagi vampir yang lumayan tampan kaya dia, pasti udah banyak korban sih" ucapnya lagi Setelah ia selesai memakai piyamanya ia segera keluar dari sana, ia bisa melihat kalau Lawson masih berada di tempat yang sama "Heh, tadi Lo nanya apa?" Ucap Aeris mengajaknya bicara, ia duduk di kursi meja belajarnya yang ada di dekat tempat tidur, ia dan Lawson bisa bicara sambil berhadapan "Kapan Lo pergi sama Dexter?" "Rencana malam ini sih" "Ini udah malam, berarti kalian berdua enggak jadi pergi?" "Ini masih jam 7, masih banyak waktu kalau memang mau pergi ke sana sekarang" "Terus kenapa lu bilang itu sama gue? Lo butuh sesuatu?" Tatapan Aeris berubah menjadi tatapan heran, lawson terlihat seperti tidak mempermasalahkan kalau Ia memang akan pergi dengan Dexter ke dunia Immortal "Loh, gue.... Gue bilang ini sama lo karena lo pernah bilang ke gue sebelum gue pergi ke dunia Immortal gue harus tahu Sihir gue dulu. Dan sampai sekarang gue belum tahu apa kekuatan gue. Tadi kami udah pergi ke.... Gue lupa nama tempatnya tapi untuk melatih kekuatan gue dan tetap gagal. Makanya dia ngajak gue ke dunia Immortal untuk mencari cara lain" "Oh... Jadi lo masih mempertimbangkan perkataan gue ternyata" jawab Lawson. Ia mengira kalau Aeris tidak memperdulikan pendapatnya lagi "Yah gue harus tahu alasan kenapa Lo melarang gue" "Begini, kalau pergi ke dunia Immortal dan para Wizard lain bisa merasakan kekuatan Lo, mereka bakalan mengajak Lo untuk duel. Memang mereka nggak mengajak secara terang-terangan atau menentang lo dengan kompetisi dan sejenisnya. Tapi mereka bakalan ngomongin semua hal dan dengan berbagai cara supaya lo menunjukkan kekuatan Lo. Gue yakin Dexter udah tahu itu" "Kenapa dia gak melarang gue kesana?" "Lo bilang kalian mau nyoba cara lain disana kan? Mungkin dia nggak punya pilihan lain. Lo tahu kan kalau di sini saja beberapa makhluk Immortal saling memperhatikan satu sama lain untuk mencari tahu siapa yang lebih lemah dan siapa yang lebih kuat dibanding dirinya. Apalagi kalau lo langsung ke sarangnya" Mendengar pendapat Lawson membuatmu berfikir tentang para keputusannya untuk ikut bersama Dexter ke dunia Immortal adalah keputusan yang tepat atau tidak. Dexter mungkin yakin untuk membawanya ke sana karena merasa bisa melindungi dirinya, tapi Lawson justru lebih memilih untuk tidak membawanya kesana. "Kekuatan Lo apa sih?" Ucap Aeris menanyakan hal yang tiba-tiba muncul di dalam pikirannya. Ia merasa kalau lawson tidak mengajaknya ke dunia Immortal karena ragu bisa membantu Aeris atau tidak. Ia berasumsi kalau kekuatan Lawson lebih lemah dibanding Dexter "Kenapa Lo nanya?" "Karena gue mau tahu, apa lo nggak mau ngajak gue karena nggak yakin sama kekuatan lo untuk menemani gue ke dunia Immortal" "Gue gak punya kekuatan yang cukup hebat untuk dipamerkan" "Lo nggak perlu pamer ke gue, gue cuman mau tahu aja kekuatan apa yang Lo punya" Bukannya menjawab pertanyaannya, Lawson justru beranjak dari tempat duduknya dan menuju balkon kamar Aeris, hal itu membuat Aeris langsung ikut menyusulnya karena mengira kalau lawson sudah hendak pergi pulang. "Lo mau kemana?" Ucap Aeris, Lawson sudah berdiri di pagar pembatas balkonnya "Lo tahu kan? Kalau para vampire lain benar-benar takut kalau ada di dekat gue?" "Eng..... Iya?" Ucap Aeris ragu "Karena mereka takut sama kekuatan gue, dan kekuatan yang gue punya bukanlah kekuatan suci. Tapi kegelapan" jawab Lawson dengan serius, Ia emang selalu berbicara dengan ekspresi yang serius bahkan dia jarang bercanda dengan setiap kalimat yang dikatakannya. "So.... Kapan Lo mau pergi sama Dexter? Gue bakalan ikut" ucapnya lagi, Aeris yang masih berusaha mencerna setiap kalimatnya sempat bengong sebentar. Kemudian ia mengerjap berkali-kali karena menyadari Lawson menatapnya yang tidak kunjung bergerak "Oh, bentar gue hubungi dia dulu, lebih baik Lo masuk lagi karena diluar hujan" ucap Aeris, pasalnya karena mereka berada di balkon, pintu kamarnya harus selalu terbuka dan beberapa tetes air hujan masuk ke dalam. Angin dari luar lumayan kencang apalagi mereka berada di ketinggian Lawson berjalan masuk ke dalam setelah Aeris lebih dahulu mendahuluinya. Ketika ia sudah berada di dalam kembali, ia melihat Aeris yang sering mondar-mandir dan segera berjalan menuju pintu keluar "Gue mau ke tempat tinggal Dexter, dia gedung ini juga kok, Lo tunggu bentar disini" "Gue aja" ucap Lawson menawarkan dirinya untuk menggantikan Aeris "Gak usah gua aja, Lo tunggu disini" ucap Lawson lagi, ia berjalan mendekati Aeris yang sudah berada di pintu. "Masa Lo berkunjung ke rumah cowok" ucap Lawson menjelaskan alasannya untuk menggantikan Aeris "Tapi-" Brak Pintu pun tertutup kembali setelah Lawson keluar dari sana. Aeris terdiam di depan pintunya dan heran dengan kalimat yang dikatakan oleh Lawson sebelum keluar "Emang apa salahnya kalau gue datang ke apartemen Dexter? Dia aja masuk ke apartemen gue, dari balkon lagi datangnya. Aneh" ucap Aeris yang tidak mengerti jalan pikiran Lawson, ia hanya menggeleng kepala dan segera bersiap-siap untuk pergi bersama mereka berdua. Sebenarnya dirinya bingung harus mempersiapkan apa sebelum pergi ke dunia Immortal, mereka hanya akan menghabiskan waktu sebentar di sana, Aeris memang membutuhkan tidur namun ia rela mengambil jatah libur kuliahnya untuk pergi kesana jika memang dirinya tidak sanggup untuk mengikuti kuliah besok Sementara di gedung yang sama namun di apartemen yang berbeda, kini Dexter sedang kedatangan tamu yang tidak ia duga, ia mengira kalau yang memencet bel nya adalah Aeris, namun yang datang justru Lawson "Lo... Ngapain kesini?" Ucapnya "Bertamu, Aeris bilang kalau kalian bakalan ke dunia Immortal malam ini. Lo yang yang ajak kan?" Ucap Lawson lagi, Dexter bahkan tidak mempersilakan dirinya untuk masuk, mereka berbicara di pintu saja "Iya? Gue memang mengajaknya ke dunia Immortal karena dia enggak punya sihir Terra, memang belum pasti sih tapi kita harus mencoba metode lain. Makanya gue harus bawa dia ke dunia Immortal" "Malam ini? Seriusan? Kenapa harus malam hari? Lo tahu kalau malam-" "Gue tahu, tapi gue yakin dia bakalan aman, kita bakalan Lewat hutan, lagian sekarang kan ada Lo. Mana ada yang berani macam macam sama Lo hehehe" tawa Dexter, ia bermaksud bercanda namun ekspresi Lawson tidak berubah "Ck, dasar makhluk mati rasa" kesal Dexter yang leluconnya gagal, ia segera masuk ke dalam apartemennya untuk mengambil beberapa hal, Lawson yang tidak dipersilahkan masuk juga ikut masuk tanpa membutuhkan izin "Kenapa Lo gak bawa dia dari awal ke dunia kita?" Tanya Dexter sambil memakaikan jaketnya "Terus apa yang orang pikirkan ketika gue datang sama dia, sama Wizard yang lagi dibicarakan sama orang-orang?" "Paling mereka ngira dia.... Anak buah Lo? Atau.... Pasangan?" Ucap Dexter menebak "Atau musuh?" Balas Lawson "Musuh mana yang berteman akrab hah? Dia kan dibicarakan gara-gara punya aura sihir yang kuat dan awalnya berasal dari kalangan manusia. Jadi kalau dia tiba-tiba ada di dekat lo mungkin mereka bakalan mengira kalau Lo yang menghidupkan dia. Walaupun sebenarnya terdengar nggak logis, tapi Lo.... Lo pengecualian" jelas Dexter ragu untuk menyelesaikan kalimatnya "Jangan bicarakan hal-hal seperti itu di dekat dia" "Kenapa?" "Dia gak tahu kekuatan gue, dan sebaiknya enggak. Gue juga gak berencana untuk mengeluarkan kekuatan gue didekat dia" Dexter mengangguk paham, ia segera mendekati Lawson agar mereka segera pergi dari sana. Setelah menutup pintu mereka langsung menuju tempat tinggal Aeris Zrezzzzzz "s**t" ucap Dexter yang sudah ditinggal sendirian di koridor, Lawson sudah melesat sangat cepat untuk sampai di tempat Aeris, sementara dirinya harus berjalan kaki seperti manusia biasa kesana. Wizard memang memiliki kemampuan untuk melesat cepat namun hanya jika ia terbang. "Dasar Vampire gila" umpatnya berlarian di koridor
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD