Seorang laki laki yang masih terlihat muda kini sedang berada ditempat yang asing dilihat oleh orang biasa, keajaiban keajaiban yang lebih sering terdengar dari dari cerita dongeng dan terlihat didunia maya justru terjadi dengan nyata disini. Ia sedang berjalan di koridor kastil milik keluarganya yang merupakan kaum bangsawan dari Vampire.
"Hei Lawson!" teriak orang yang berada dibawah, tempatnya dihalaman luas yang terhampar dibawah dengan rerumputan hijau yang mendominasi. Lawson yang berada diilantai atas langsung melihat mereka dan tersenyum
"Hai, kalian masih betah dengan permainan itu? Udah berpuluh tahun kalian main permainan yang sama" ucap Lawson, beberapa lakilaki yang lebih muda disbanding dirinya ada disana dan sedang istirahat dari permainan basket mereka
"Yah namanya juga udah cinta sama permainan ini, ngomong ngomong kenapa lo pulang?" ucap salah satu dari mereka
"apa perlu alasan kalau gue mau pulang ke rumah sendiri?"
"Yah bukan gitu juga, tapi sejak kapan lo pulang kalo bukan karena sesuatu, lo lebih betah disana kan"
"Gue memang ketinggalan sesuatu dikamar gue, jadi gue pergi dulu, lanjutin aja permainan kalian sampai tua yah, mungkin ada 100 tahun lagi supaya kalian berhenti" sindir Lawson dan disambut tawa oleh mereka, Lawson segera melanjutkan langkahnya untuk masuk keruangan tempat ayahnya biasanya menghabiskan waktu, ayahnya termasuk keturunan para tetua para kaum Vampire
Ketika ia membuka pintu tanpa mengetuk atau mengatakan sesuatu, Laki laki tua yang duduk dengan buku buku dihadapannya terlihat tidak menggubris kedatangan Lawson, ia terlihat sangat tenang seperti tidak menyadari kedatangan seseorang dengan sikap diamnya dan hal itu bukanlah hal yang tidak biasa bagi Lawson, ia ikut duduk dikursi yang berada dimeja bundar besar nan antic itu
"Sepertinya ayah punya buku baru?" Ucapnya yang melihat koleksi buku sang ayah sudah bertambah
"Ini adalah cara agar aku terlihat tetap lebih awet muda didalam, tidak hanya difisik"
"Kalau begitu kenapa tiak coba masuk ke dunia manusia sepertiku? ayah bisa mengambil profesi atau pekerjaan yang lumayan dengan ilmu yang sudah dikumpulkan selama ini" tawar Lawson lagi yang sengaja berbasa basi dengan ayahnya
"aku bekerja selalu sepenuh hati dan jika itu terjadi akan banyak manusia yang mengenal ku dan mengabadikan wajahku, lagi pula kau seharusnya tidak menyarankan itu karena kau sendiri tahu alasannya" ucap sang ayah yang kali ini melirik Lawson sebentar melepaskan pandangannya dari bacaannya, meskipun ia tidak melihat Lawson sejak masuk ia bisa menyadari keberadaan anaknya ketika berjalan mendekati ruangannya.
"Kenapa kau pulang?" ucap ayahnya yang tahu ada sesuatu yang menyebabkan anaknya yang jarang kembali jika tanpa sebab itu tiba tiba datang dan langsung menemuinya, sudah jelas kalau tujuan utamanya ada pada ayahnya
"Kau sangat mengenalku" ucap Lawson tertawa
"Begini, aku dengar ada berita yang sangat hangat didunia kita jadi aku ingin tahu berita itu dari ayah langsung, pasti ayah juga sudah dengar kan?"
"Dan seharusnya kau juga sudah tahu itu apa"
"Tapi aku tidak mendengar kabarnya secara jelas dan kenapa bisa sangat seheboh itu, aku tahu perempuan itu termasuk penyihir yang kekuatannya langka dan kuat, anehnya lagi baru diketahui sekarang dan sebelumnya tidak ada yang melihat kekuatan sihirnya. Jadi sebenarnya apa yang terjadi? kenapa bisa ada kejadian itu?" heran Lawson, ia tidak ingin mengatakan kalau Aeris sama sekali tidak tahu kalau dirinya adalah penyihir karena jika ada penjahat yang mengetahuinya maka mereka yang seharusnya takut akan kekuatan Aeris akan berbodong bonding menyerangnya, karena sudah pasti Aeris kalah karena tidak bisa menggunakan kekuatannya dan tidak sadar dia memiliki kekuatan sendiri yang bisa menguar dari tubuhnya
"Mungkin dia mengikatnya" ucap Ayah Lawson santai
"Mengikat kekuatannya? bukannya itu sangat beresiko apalagi itu berarti dia sudah lama mengikat sihirnya kan? Kenapa bisa begitu?"
"Kenapa kau tanya aku? pasti dia ada alasan sendiri menyembunyikan jati dirinya, lagi pula kita belum tahu dengan jelas kekuatan apa yang dia punya, kita cumin menyadari kehadirannya dari aura kuatnya yang muncul tiba tiba. Ya kan?"
"Tapi yah, apa. dia gak bakalan dicari?"
"Oleh siapa?"
Lawson diam sebentar Karena tidak ingin menyebutkan nama orang yang ia maksud, ayahnya yang tidak mendapat respon dirinya langsung berfikir sebentar dan menatap Lawson
"Bisa jadi"
"Dan kita akan diam aja?"
"kalau dia berhasil menjalankan misinya juga kita tidak akan sepenuhnya rugi, dia kaum kita"
"Tapi bukan berarti kiitaa akan ssepenuhnya aman, selama ini kita juga bermusuhan dengannya"
"Gak akan ada lagi makluk yang sama kuatnya dengan Light WItch, dia yang terakhir dan sudah tewas karena tidak ingin kerja sama dengan mahkluk biadam itu, jadi kau tidak perlu khawatir, bayi yang dideteksi akan memiliki kekuatan luar biasa ketika semakin dewasa juga sudah dia awasi dan bahkan dia culik dari orang tuanya, tapi rencanya tetap tidak berhasil juga. Jadi.... ambisi dia itu hanya omong kosong, penyihir kuat yang mewarisi kekuatan kuno itu udah musnah, gak ada lagi keturunannya. Light witch gak punya keturunan"
Lawson diam mendengarkan penjelasan sang ayah yang Panjang lebar, ia mengenal siapa penyihir cahaya yang dibicarakan ayahnya, penyihir itu ialah laki laki yang seumuran dengan ayahnya dan dikatakan tewas ketika dikejar oleh musuh para kaum immortal, tidak ada yang tahu bagaimana keadaan dan apa rencana yang akan disusun oleh musuk mereka itu lagi tapi banyak dari mereka yang takut akan keberadaannya dan semakin banyaknya pengikutnya. Mereka dijanjikan akan menjadi petinggi dunia immortal setelah ia menguasai dunia immortal nanti.
Dretttt
"Sudah mau pergi?" ucap ayah Lawson mendengar suara kursi yang bergeser pelan
"Iya mungkin, tapi aku mau makan dulu disini daripada aku harus berburu didunia manusia, disana hewannya sudah gak banyak lagi, jadi apa gunanya ada stok darah dikastil ini"
"Kau bisa memangsa manusia, kalau kau tidak menghisap darahnya sampai habis gak akan membuat kekacauan"
"Tapi membuat cepat lapar dan jika terus menerus aku mungkin benar benar hanya memangsa manusia, itu gak baik"
Tanpa mengucapkan permisi atau kalimat penutup pada ayahnya, Lawson kini melesat dengan cepat pergi dari sana untuk kabur dari topik topik yang akan mulai berkeluaran dari mulut orang tuanya, ia segera menuju salah satu tempat yang mungkin disebut dapur oleh orang pada umumnya, namun ddiruangan itu tidak ada alat masak atau lengkapnya peralatan makan, hanya ada gelas dengan ukuran yang berbeda beda dan dengar berbagai macam model.
"Wow Lawson, kau lapar?" ucap perempuan yang ada disana, wanita vampire pelayan mereka yang bertugas untuk memastikan adanya stok darah disana
"Hewan" ucap Lawson yang memaksudkan untuk disajikan darah hewan untuknya, perempuan itu segera bekerja dengan mengambil gelas berukuran besar dan menuju salah satu keran besi yang ada dimeja, ia menekan tombol yang ada disampinya dan dari keran besi yang berukuran seperti sedotan segera keluar darah segar yang membuat siapapun vampire atau werewolf yang didekatnya bisa mencium aroma dari darah itu, dengan segera gelas itu terisi penuh dan diberikan kepada Lawson yang matanya sudah menyala terang karena rasa laparnya dan jiwa Vampirenya yang meluap
Tidak membutuhkan jeda yang lama bagi Lawson untuk menghabiskan darah itu, ia mengahabiskan semuanya seakan sekali tegukan
"Padahal disini ada darah manusia, kenapa gak milih itu aja?" ucap perempuan itu mengambil kembali gelas Lawson
"Lain kali aja"
"Kau mau pergi lagi kesana? tidak mengunjungi ibumu?"
Lawson yang hendak beranjak pergi berhenti sebentar menatap perempuan itu, ia sedikit kesal karena ditanyai hal yang sudah jelas jawabannya, Sementara perempuan itu hanya diam mengangkat kedua bahunya, menganggap apa yang ia tanyakan bukanlah sebuah kesalahan. Lawson tidak mengucapkan kalimat apapun, ia pergi meninggalkan ruangan itu dan langsung melompat dari lantai tiga kastilnya turun ketanah. Ini adalah pemandangan yang biasa bagi mereka.
Beberapa penghuni kastil milik keluarganya menatap kepergiannya dari jauh menuju hutan, ia akan kembali ke dunia manusia dan salah satu pintu yang bisa ia lewati adalah sebuah patung yang berdiri ditengah hutan rimbun. beberapa langkah ia melewati halaman dan gerbang kastilnya, Lawson terbang melesat jauh dan cepat masuk kedalam hutan, mata emasnya kembali hidup setiap ia menggunakan kekuatan vampirenya atau ketika jiwa vampirenya keluar. Matanya menjadi lebih gesit mengamati sekitar, menyamai betapa gesitnya ia bergerak sekarang.
Dalam waktu yang lumayan singkat kini Lawson sudah berdiri didepan patung Dracula, sosok yang disebut sang "BAPA atau AYAH" dari kaum Vampire yang memiliki saying dipunggungnya, ia mengeluarkan sihir merah dari tangannya yang mengenai patung itu, dan sihir bak asap merah terang itu masuk kedalam patung melalui hidung patung, membuat patung itu terlihat baru saja menghirup nafas
ZRINGGG
Sebuah portal segera terbuka dihadapan Lawson, ia melihat sekitarnya terlebih dahulu kemudian masuk kedalam portal itu dengan cepart sebelum ia menghilang.
BLUP
Lawson muncul kembali didunia manusia, ia berada disebuah toko buku yang menjadi pintu sambung dari portalnya yang berada didunia immortal sebelumnya, toko ini merupakan toko biasa namun sudah berumur sangat tua, bangunannya masih bagus namun memperlihatkan betapa lamanya bangunan itu, didalamnya terdapat banyak buku buku usang dengan kertasnya yang kuning, buku ini jarang dikunjungi oleh manusia, beberapa orang yang lewat bahkan tidak akan menyadari keberadaan toko ini langsung.
"Sudah pulang" Ucap laki laki tua penjaga buku
"Halo Marth, ada pengunjung hari ini?" ucap Lawson berjalan mendekatinya, ia tadinya muncul dari lukisan yang ada didekat rak buku
"Seperti biasa, tidak ada yang datang hahahah"
Baguslah, kau jadi tidak perlu bekerja lembur untuk memastikan mereka tidak kembali"
"Yah.... Kadang manusia yang akalnya sangat bercabang memang sering penasaran dengan tempat kita ini, untung aja masih bisa dikelabuhi" jelas Marth
"Aku pergi dulu"
"Kau masih bersekolah?"
Lawson tersenyum untuk memberikan jawaban
"Kenapa kau tak kunjung bosan, Topi wisudamu sudah bisa mengalahkan manusia yang memiliki pangkat terbanyak, kenapa kau masih mau belajar dari mereka?" ucap Marth dengan suara rentanya
"Siapa bilang aku belajar? dari dulu aku gak pernah sungguh sungguh belajar" tawa Lawson dan segera keluar dari sana, Marth hanya bisa menatap kepergian Lawson dari jendela kacanya yang bersih.
Ketika Lawson baru saja pergi beberapa meter dari toko buku itu, kini seorang perempuan yang memiliki rasa penasaran yang tinggi sedang mencari berdiri duseberang jalan dan menghadap pada toko buku tua itu
"Sejak kapan ada toko buku disini? kelihatannya udah tua banget? apa masih beroperasi?" Guman Aeris, ia menyandang tas rangeselnya karena baru saja dari perpustakann lain yang tidak memberikannya jawaban dari apa yang ia cari