Keadaan yang tak menguntungkan kini berpihak pada Bianca yang membuat ia semakin bingung dengan tindakan seharusnya ia lakukan. Paul cukup erat menggenggam tangan mungil Bianca begitupun dengan Luis yang tak ingin melepaskan Bianca begitu saja. Ada hal lain yang sebenarnya membuat Luis tertarik dengan Bianca, jika ia bisa membawanya pulang, mungkin saja kasus Bryan akan sedikit lebih terbuka karena sebelumnya diketahui jika Bryan tiba-tiba menghilang dan dinyatakan meninggal setelah sebuah jasad yang terbakar ditemukan dengan identitas Bryan.
"Sudah cukup! Aku katakan sekali lagi, tanganku akan putus jika kalian tarik dari dua sisi seperti ini!" teriak Bianca membuat mereka sedikit mengulur tarikannya walaupun diantara keduanya tak ada satupun yang melepaskan cengkeraman di pergelangan tangan Bianca.
"Apa kau dengar? Dia kesakitan, apa begitu cara pria meminta pada seorang gadis?" tanya Paul mengingatkan Luis.
"Lalu? Apa yang kau lakukan barusan? Bahkan kau tidak ingin melepaskan genggaman mu, apa kau pantas disebut sebagai seorang pria?" tanya Luis yang semakin erat menggenggam.
"Aw, Luis lepaskan aku, cengkeraman mu terlalu kuat, nadiku berasa panas tau!" Protes Bianca agar Luis melemaskan cengkeraman tangannya.
Hari semakin gelap dan awan mendadak mendung membuat Bianca melihat ke arah langit begitupun kedua pria yang saat ini mencengkeram tangannya, gemuruh petir cukup mengalihkan pandangan ketiga orang itu sementara bodyguard dari masing-masing mereka tetap bersiap untuk kemungkinan terburuk. Suara handphone terdengar dari saku Luis membuat Luis mau tak mau melepaskan Bianca.
"Hallo?"
"Luis, aku ingin berbicara sekali lagi dengan mu, aku akan mendatangi kantor mu pagi nanti, aku harap kau tidak lari karena masalah yang aku hadapi," ucap seorang wanita yang ternyata adalah Natasha.
"Sudah cukup mengganggu ku, aku sama sekali tidak ingin berurusan dengan mu, kau tidak akan mendapatkan apapun dari yang sebelumnya kau nikmati, untuk sekarang kau nikmati saja hidupmu dan jangan meminta macam-macam," ucap Luis mengakhiri panggilan tersebut.
Paul kemudian menyindir Luis dari hasil percakapan telepon yang baru saja ia dengar.
"Pacarmu sudah menelepon, kau tidak malu masih berada di sini? Apalagi sekarang kau malah mencoba membawa wanita lain," ucap Paul menyeringai.
"Diam kau, lagipula aku tidak pernah berniat memiliki pacar seperti itu dan itu bukan urusan mu," ucap Luis kemudian pergi menuju mobilnya dan pergi dari hadapan mereka berdua.
Bianca melihat mobil Luis yang semakin menjauh darinya sementara Paul mencoba mengajak Bianca pulang.
"Pria itu adalah orang yang cukup berbahaya, jika kau berurusan dengannya maka kau bisa saja dalam bahaya, untuk sekarang aku akan melindungi dirimu dan jangan takut lagi," ucap Paul mencoba mencium tangan Bianca tetapi, Bianca dengan cepat menarik tangannya.
"Menjijikan," gumam Bianca dengan ekspresi yang ketakutan.
"Baiklah, ayo kita pulang, Ellena membutuhkan mu di apartemen, dia tadi cukup kebingungan mencari mu di klinik, aku harap kau bisa menjaganya dengan baik karena Ellena memiliki masalah yang cukup rumit," ujar Paul kemudian mengantarkan Bianca kembali ke apartemen.
Sementara itu Ellena yang nampak terbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya, kini ia terlihat cemas dengan Bianca, entah kenapa rasa khawatir membuat Ellena mencoba bangun dan berniat ingin mencarinya, mungkin karena terbiasa bersama sehingga Ellena merasa sedikit khawatir.
"Kemana Bianca? Apa dia tertimpa masalah di luar sana? Apa tuan Paul berhasil menemukannya? Aku jadi khawatir sekarang, apa aku harus mencarinya juga?" ucap Ellena yang telah terduduk dari posisi sebelumnya.
Sebuah suara yang berasal dari samping Ellena mengalihkan pandangannya, itu adalah suara telepon dari Paul yang langsung diangkat oleh Ellena.
"Tuan Paul? Apa kau menemukan Bianca?" tanya Ellena cukup khawatir.
"Aku menemukannya, hampir saja dia dalam bahaya, untungnya aku berhasil datang tepat waktu sehingga aku bisa menyelamatkan nyawanya," jawab Paul yang menganggap jika Luis adalah pria yang berbahaya.
"Apa? Memangnya apa yang terjadi? Apakah sekarang dia baik-baik saja?" tanya Ellena semakin khawatir.
"Tenang saja, dia sekarang ada di mobil ku, kami sekarang menuju apartemen dan semua sudah baik-baik saja," jawab Paul kemudian mereka mengakhiri pembicaraan telepon itu.
Ellena akhirnya tenang setelah mendengar jawaban dari Paul jika Bianca sudah baik-baik saja.
"Syukurlah jika dia tidak kenapa-kenapa, walaupun dia aneh tapi Bianca adalah teman satu-satunya yang aku miliki sekarang," ucap Ellena.
Bianca yang saat ini duduk di samping Paul di dalam mobilnya hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun karena ia juga kebingungan dengan apa yang seharusnya ia lakukan sekarang.
"Sepertinya Ellena sangat mengkhawatirkanmu, seperti dugaan ku bahwa Ellena akan bereaksi seperti itu, dengan adanya kejadian tadi mungkin aku akan meminta anak buahku menjaga apartemen yang kalian tempati," ucap Paul membuat Bianca melihat ke arah Paul.
"Apa? Apa itu tidak berlebihan? Lagipula aku baik-baik saja," ucap Bianca.
"Aku tidak hanya khawatir padamu tetapi, aku juga mengkhawatirkan Ellena, Luis pasti akan mengejarmu dan dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan mu yang mana itu akan sangat berbahaya bagi Ellena, itulah alasan ku sebenarnya kenapa aku akan meminta anak buahku menjaga tempat tinggal kalian," jawab Paul tersenyum.
Dalam benaknya, Bianca bertanya-tanya kenapa Paul begitu mempedulikan Ellena.
"Sepertinya kau begitu khawatir pada Ellena, apa kau benar-benar mencintainya? Berapa lama kau mengenal Ellena?" tanya Bianca penasaran.
"Menurut ku itu bukan hal yang harus aku jawab, yang jelas Ellena memiliki sesuatu yang membuat ku merekrutnya dalam perusahaan," jawab Paul.
Sesampainya di apartemen kemudian Bianca langsung masuk dan disambut oleh Ellena yang tampak memakai selimut berjalan ke arahnya.
"Bianca? Kau darimana? Aku menunggu mu di klinik, aku kira kau ke kamar mandi," ucap Ellena nampak khawatir.
"Baiklah sekarang semua sudah aman, aku harap kau tidak melakukan aktivitas yang mencolok di luar sana, jangan mengundang bahaya datang, Luis bukan orang yang sembarangan, mau bagaimana pun kalian berdua adalah aset perusahaan ku," jawab Paul kemudian berpamitan.
"Tuan Paul, terimakasih telah membawa wanita aneh ini kembali," ucap Ellena.
"Apa maksudmu? Apa kau masih menganggap ku wanita aneh?" tanya Bianca kesal.
"Bukankah kau memang aneh?" tanya Ellena.
"Walaupun aneh tapi kau mengkhawatirkan aku, ya ampun aku mulai takut sekarang, jangan-jangan kau tidak normal, aku ini wanita tahu, jangan mencintai ku Ellena," ejek Bianca membuat Ellena kesal.
"Apa yang kau bicarakan, susahlah aku ingin kembali beristirahat kembali ke kamarmu dan jangan buat keributan, dengarkan apa yang dianjurkan tuan Luis," ucap Ellena kembali ke kamarnya.
"Baiklah wanita aneh," ucap Bianca pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar itu, Bianca melamun memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya, ia penasaran kenapa Luis begitu ingin membawanya, apakah Luis mulai terobsesi padanya atau ada hal lain yang ia sembunyikan.
"Sial, apakah Luis sekarang jatuh cinta pada tubuh wanita yang aku tempati sekarang? Jika itu benar-benar terjadi, aku dalam bahaya, benar kata Paul jika Luis bukan orang sembarangan apalagi jika dia sudah jatuh cinta, aku harus waspada sekarang pada sahabat ku sendiri."