Sakit

1053 Words

"Angkat teleponnya! Bilang aku ke toilet. Baru akan aku pinjemin kamu uang." Mungkin aku terkesan memerintah. Tapi, dari tatapan Abian sepertinya dia enggak masalah. Dia langsung mengambil ponselku tanpa canggung, dan berpesan sebelum menggeser layar. "Awas kalau ingkarin janji." Dasar laki-laki! Gak sadar apa kalau rata-rata kaumnya sering ingkar janji? "Iya, iya." Aku bahkan mengangkat jari kelingking untuk meyakinkannya. Entah apa yang menguasai pikiranku saat ini. Aku tahu dia akan marah jika aku bersama laki-laki lain. Seperti halnya dulu, saat Evan terus-terusan mendekatiku. Dia bahkan tidak segan-segan menghajar Evan, meskipun tahu akan menghancurkan persahabatan mereka. Tapi kali ini, kenapa malah aku yang tidak mau dia bersama Aleta? Kenapa aku berharap Barra menemuiku dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD