11.Rindu

3232 Words
Seperti bintang bintang Hilang di telan malam Bagai harus harus melangkah Tanpa ku tau arah Lepaskan aku dari Derita tak bertepi Saat kau tak di sini Seperti dedaunan yang berjatuhan di taman Bagai kan debur ombak  Mampu hempaskan karang Lepaskan aku dari derita tak berakhir Saat kau tak di sini Saat kau tak ada Atau kau tak di sini Terpenjara sepi ku nikmati sendiri Tak terhitung waktu Tuk melupakanmu Aku tak pernah bisa Aku tak pernah bisa (Pongki jikustik,saat kau tak disini)     Hampir seminggu Sashi di rumah sakit.Keadaannya pun berangsur membaik.Awalnya aku pikir Rara akan pergi lagi setelah aku bertunangan dengan Sashi lagi.Ternyata dia insten komunikasi sama aku.Yang bikin aku auto baper,kadang dia mengirim foto tatoo nya padaku My everything Masih ada kan kunci detak jantungnya?? Dia menulis pesan seperti itu setiap hari dan saat pagi menjelang.Itu yang membuatku tetap semangat menemani Sashi di rumah sakit.Sashi juga mulai ceria lagi dan banyak tertawa.Aku lega luar biasa.Semua bakal baik sementara waktu ini. Ada sesuatu yang menggangguku.Rasa rinduku,walaupun aku dan Rara hampir setiap waktu chat ga penting,telepon,atau malah VC.Tetap aja aku rindu memeluk tubuh hangat Rara.Itu yang membuatku kabur ke kos kosan Rara begitu Sashi keluar dari rumah sakit. "Loh kok!!"keluhku panik melihat kamar Rara terkunci sedangkan ini sudah malam. Aku mengetuk pintu dengan panik. "Saga!!"tegur Lila di gandeng cowo bertampang memyenangkan. "La!"sapaku mendekat ke arahnya "Kenalin cowo gue,Niel!"katanya Aku menjabat tangan cowo itu dengan tidak sabar "Sagara,La!,Rara kemana?"tanyaku "Loh dia bilang udah bilang elo kalo dia balik ke rumahnya!,dia ga ngekos lagi!"jelas Lila Aku menghela nafas lega "Gue pikir dia kemana?"keluhku menghembuskan nafasku kasar Lila tertawa "Mau gabung ma gue,apa mau cabut?"tanya Lila ramah "Ga deh,gue mau ke rumahnya aja.Gue cabut Bro"pamitku sambil menyalami cowo Lila lagi dan berlalu berniat ke rumah Rara "Asataga Ra...."keluhku memeluk tubuhnya begitu dia membuka pintu rumahnya "Ngapa lo?,kaya di uber uber setan!"ledeknya Aku melepaskan pelukanku dengan wajah cemberut "Elo pindah ga bilang bilang,gue pikir elo kabur lagi!"keluhku menghempaskan tubuhku di sofa ruang tamu Rara tertawa "Mau minum ga?"tanyanya "Boleh..."kataku Dia kembali dengan segelas air putih dingin.Aku menghabiskan setengah lalu menaruhnya di meja.Dia perlahan duduk di sebelahku yang sekarang bersandar di sofa. "Bibi sama Olis?"tanyaku "Udah pada tidur!,jam berapa ini pak!"ledeknya "Emang ngapa?,elo takut di grebek?"tanyaku Dia tertawa "Ngarep aja!,ada apaan ke sini?"tanyanya "Astaga...pake nanya lagi!"keluhku kesal "Trus gue mana ngerti kalo ga nanya!"sanggahnya tiduran di pangkuanku Aku tersenyum dan mengusap rambutnya lembut "Apa sekrang mesti ada alasan kalo mau ketemu elo?"tanyaku Dia tersenyum "Ga sih..beda kalo gue president!"godanya Aku tertawa "Elo mah ibu negara aja,biar gue yang jadi presidennya"gombalku Rara cekikikan "Negara republik halu"cetusnya Aku jadi tertawa juga "Kangen elo Ra!"kataku lalu menunduk mencium bibirnya lembut Dia menyambut tapi saat ciumanku berubah dalam dia melepaskan diri Dia bangkit terduduk lagi "Cari perkara!,tar elo seret gue ke kamar"keluhnya "Emang kenapa?"tanyaku "Ga masalah kalo abis itu elo ga mutusin tunangan sama Sashi,nah ini elo suka sakit jiwa"keluhnya Aku cemberut "Cipokan masih boleh kali"rayuku Dia mendengus kesal "Boleh sesekali aja"kata Rara tegas Aku tidak punya pilihan selain menurut dari pada dia pergi.Kalo Rara nolak malah Sashi yang ngarep.Hadeh jadi kebalik gini.Tapi emang aku jadi hilang minat pada sex.Aku hanya memyetujui hanya ciuman juga sama Sashi "Kok berenti?"tanya Sashi begitu aku melepaskan diri sedangkan dia sudah menarikku tubuhku agar menindihnya "Ga usah deh,fokus kuliah dulu.Mau sidang Sas,biar cepat lulus dan kerja"tolakku "Abis kerja?"tanyanya setelah duduk lagi "Ya...nikah"kataku enggan "Sama aku kan?"tanyanya tersenyum Aku diam tapi dia menunggu jawabanku "Ya....."kalo kita berjodoh lanjutku dalam hati Sashi memelukku. Kesibukanku yang mulai magang dan Rara juga membuat kami terpisah lagi dengan tak terbatas waktu.Belum kesibukan Rara menjadi estimator proyek freelance yang membuat dia semakin sibuk dengan pekerjaan dan skripsi.Aku sampai protes karena dia tiba tiba keluar kota dan dia tidak bilang "Apa susahnya sih bilang kalo elo keluar kota!"bentakku di telepon karena aku tau dia ke Padang saat aku datang ke rumahnya di sela kesibukan magang dan kuliahku Dia malah tertawa "Kangen ya???ada kerjaan bayaran juga lumayan Ga,tar kalo rapi gue traktir deh"jawabnya menyebalkan "Cepat selesaiin terus elo pulang,dan kabarin gue,biar gue jemput elo"bentakku lagi "Galaknya...ga elo banget.Iya tar dua hari lagi gue pulang.Apa ga pulang aja ya?,Padang enak Ga,makanannya enak enak"godanya Aku menggeram "Gue susul kalo elo ga balik!"ancamku "Iya...gue balik...miss you Ga....dah.."dengan seenaknya dia menutup telepon Aku hanya bisa bersabar.Dua hari kemudian aku menjemput dia di bandara tepat jam 7 malam. "Eng....dua minggu lagi gue sidang skripsi Ga,elo bisa temenin ga?"tanyanya di mobil dalam perjalanan pulang ke rumahnya "Cepat amat!,emang udah selesai?,kan elo kerja trus?"tanyaku heran Aku aja masih terjebak pada maket yang mesti aku buat. "Untuk pertama kalinya gue merasa beruntung gue yatim piatu!"katanya tertawa "Bisa lo ngomong gitu,setelah elo mewek pas makamin keluarga elo"keluhku Dia diam "Dosen pembimbing gue perempuan perasa,dia jadi jauh banget dari ribet.Dia membantu banget.Buat dia,semakin cepat gue lulus semakin cepat gue mandiri.Jadi gue bisa kerja dan menghidupi diri gue.Hidup kan sebab akibat Ga.Ini mungkin bagian penyebab tuhan ambil semua keluarga gue,biar gue cepat selesai kuliah"katanya Aku hanya menggeleng mendengar konsep sebab akibat versi Rara.Kalo ada orang yang terus berpikir positif pada setiap kesusahan yang dia terima,berarti Rara orangnya.Ampir diperkosa aja dia bilang ada hikmah positif kok,dia jadi baikan sama aku,dia jadi tau siapa Raymound,dia jadi punya sahabat seperti Lila.Gila kan??,ampir di perkosa loh,dan dia hampir gila.Bisa gitu narik hal lain di luar pemikiran manusia lain yang aku yakin kalo dapat musibah seperti Rara bakal trus menghujat tuhan. Sekarang dia bilang,karena dia yatim piatu,sisi positifnya dia di permudah untuk lulus kuliah.Gendeng nih cewe.Seakan lupa kalo dia sempat ancur ancuran,nangis berdarah darah sampai serak dan mata bengkak. "Trus hal positif apa yang bisa elo ambil dari kemungkinan ga sama samanya kita?"tanyaku tercekat Rara diam "Selalu ada alasan saat tuhan mempertemukan kita dan kita dengan orang lain.Bisa hal baik atau buruk.Pasti ujung ujungnya bikin kta belajar.Kalo sampai akhirnya elo ma gue beneran harus pisah,hal positifnya,gue jadi belajar dan menginsyafi konsep cinta tak harus mememiliki" Aku tertawa sarkar "Klise...don't be naif Ra!"bentakku "Hei...gue masih usaha loh dengan gue bersikap nunggu dan biarib elo masih mendekat sama gue.Kalo gue ga usaha,udah gue terima lamaran Project manager gue buat nikah"katanya santai Aku terbelak "Jangan gila!"bentakku lagi Dia tertawa "Gue ga terima Sagara!!!,ngamuk trus sih lo!,dari awal kan gue milih ga lawan perasaan gue,gue nikmatin tiap rasanya.Elo yang ga sabar.Biar tuhan yang memutuskan akhirnya elo ma gue bakal berujung di mana.Yang ga usaha itu elo!!,elo mah bukan nikmatin diam diam,malah gerasak gerusuk,sampai anak orang niat bunuh diri.Bukan gitu caranya menyelesaikan masalah yang jalan keluarnya waktu.Tunggu aja waktu yamg tepat.Mau elo jungkir balik mikir juga kalo belum waktunya ada jalan keluar ya cuma bakal gini gini aja kaya sekarang.Elo ma Sashi lagi.Gue jadi kekasih bayangan elo,dari setiap usaha manusia,di ujung usaha itu ada takdir tuhan!"kata Rara panjang lebar. Aku terdiam tak mendebat.Semuanya benar juga menurutku.Kan memang semua indah pada waktunya. Rapi sidang,tak lama aku dan Sashi sidang juga.Sewaktu Wisuda malah aku dan Sashi yang wisuda lebih dulu.Aku pikir Rara tidak hadir saat aku dan Sashi wisuda.Ternyata aku salah,Rara hadir saat aku keluar dari gedung tempat aku wisuda. "Ra....."desisku karena Sashi sudah merangkul lenganku Dia tersenyum dengan karangan bunga lily di tangannya "Selamat ya buat kalian berdua!"katanya terdengar tulus Sashi mendekat lalu memeluk Rara  setelah mengambil rangkaian bunga yang Rara sodorkan "Makasih Ra......elo kapan wisuda?"tanya Sashi ssat perlukannya terlepas Aku hanya bisa diam mengawasi "Ga tau nih...belum ada jadwal.Pokoknya selamat,dan...Ga..elo ga mau peluk gue?"tegurnya Aku tertawa canggung.Aku maunya lebih dari sekedar peluk Ra...aku mau cium kamu....tapi ada Sashi. "Sini Ga...kok kamu diam aja!"suara Sashi Aku mendekat dan Rara langsung memelukku "Congrats ya.....gue bahagia banget elo bisa lulus Ga!"katanya ampir berbisik Aku hampir kehilangan kendali saat aku lihat airmata Rara lolos dari sepasang mata coklatnya.Aku malah memeluknya lagi "Nanti giliran elo!"kataku balas berbisik Dia memgangguk dalam dekapanku "So....gue balik ya!,elo berdua pasti ada acara kan sama teman kampus kalian?,gue juga mesti ke kantor nih,gue izin karena mau ke sini"pamit Rara melepaskan pelukan kami. "Ga gabung aja Ra?"ajak Sashi lalu merangkul lenganku lagi Dia menatapku lalu tersenyum "Nextlah...yuk Sas,Ga,gue balik ya!"pamitnya mencium pipi Sashi dan pipiku lalu dia berlalu perhi menjauh Aku masih mengawasinya yang melenggang pergi sambil menjawab telepon Aku maunya sama kamu Ra.....merayakan ini semua,kenapa hanya moment sedih yang bisa aku rayakan berdua kamu?? "Ayo Ga!"ajak Sashi Kami bergabung dengan keluarga kami lagi untuk makan bersama lalu malamnya Sashi merengek ke club tempat teman teman kami berkumpul untuk merayakan wisuda kami. "Sekali doang Ga...kan kita ga bakal dugem lagi kalo udah kerja...ayo dong!!"rengeknya Aku diam karena dia memang ikut ke kos anku.Aku masih kost sampai akhir bulan dan akan menempati apartemen yang di belikan papa tiriku.Unit apartemen berkamar dua di bilangan kalibata,alasannya karena Rengga juga di belikan di situ saat dia kembali dari kampung ibu kandungnya.Kakak tiriku memang sudah lulus sekolah hukum dan berkarier jadi jaksa muda di pengadilan negeri jakarta selatan.Hubungannya dengan Sinta si anak Jendral juga sepertinya baik lagi setelah sebelumnya putus.Rengga sudah beberapa kali mengajak Sinta ke rumah mamaku untuk makan malam. "Kali ini aja ya...aku malas dugem!,hang overnya Sas...bikin mumet"keluhku Sashi berbinar "Siap bosque!!"jeritnya senang Dugemlah kami.Aku benar benar bete,aku sebenarnya berniat mengunjungi Rara untuk mengajaknya dinner atau apa pun merayakan kelulusanku.Itu yang membuatku tak berhenti minum minuman yang di sodorkan teman teman kampur kami.Sashi juga tidak jauh beda denganku.Dengan sempoyongan kami berdua muntah di parkiran dan aku tak berani menyetir mobilku.Aku dan Sashi mabuk parah.Kami memilih pulang ke kos kos anku dengan menyetir mobil pelan sekali. Dan kejadian dulu berulang "Ra........"desisku sempoyongan "Ya......"aku tau yang jawab adalah Sashi tapi yang aku lihat Rara yang sudah cekikikan dalam pelukanku Efek alkohol dan kerinduan yang menumpuk pada Rara membuatku melihat Sashi sebagai Rara dalam keremangan kamar kosku.Sashi juga bodoh,semabuk mabuknya harusnya dia menolak atau menjeda,atau malah menampar atau memakiku saat aku terus meneriakan nama Raraku saat aku menyetubuhinya.Dia malah santai menerima Aku tak tau berapa lama kami bergumul,yang aku tau akhirnya kami tertidur karena lelah.Menjelang subuh aku terbangun dengan dering suara handphoneku. My everything...calling...... Seperti tersentak aku buru buru bangkit dan memakai bokserku.Tapi kemudian aku ragu untuk mengangkat telepon Rara,aku harus bilang apa???.Sampai kemudian handphoneku berdering lagi dan masih dari Rara Akhirnya aku bangkit dengan gusar dan keluar kamar kos an ku meninggalkan Sashi yang tertidur. "Sagara......"desis Rara lirih "Ra......."entah kenapa rasa sakit tiba tiba merambat naik sampai aku perlu bersandar di tembok dan melorot terduduk "Gue......semalaman ga bisa tidur...gue......"desisnya tercekat Aku diam memijat keningku "Ga....elo....dimana...."tanyanya dan membuatku mematung "Gue di kos kos an Ra..."jwabku serak Terdengar helaan nafas pelan "Apa elo sama........"tanyanya lagi. Aku tak sanggup menjawab kali ini.Aku diam karena terdengar helaan nafas Rara lagi "Harusnya gue ga perlu nanya yang pertanyaannya bisa gue jawab ya...."desisnya tertawa pelan tapi aku tau dia menangis Gantian aku yang menghela nafas "Kok sakit ya Ga....."desisnya dan seperti ribuan belati yang menusuk jantungku Aku menenggelamkan kepalaku di sela kakiku yang aku tekuk. "Gue mabuk.....gue..."tenggorokanku lagi lagi tercekat "Mau elo Ga...bisa??....sebentar....."potong Rara "Ya.....gue pasti ke rumah elo"kataku Rara terdengar menghela nafas lagi "Okey......sudah ya....gue tunggu!"pamitnya Lama aku tercenung di lorong kamar kamar kost yag berjajar.Merutuki kebodohanku dan mungkin kekalahanku.Harusnya aku ngerti kalo kontak batin aku dan Rara sebesar ini.Dia pasti akan merasakan apa pun yang aku juga rasakan.Dalamnya perasaan kami membuat banyak hal terdengar tidak masuk akal.Aku juga merasakan juga kan saat Rara hampir di perkosa,dia datang dalam minmpiku dan aku juga merasakan sakitnya perasaan Rara.Lalu sekarang Rara pasti juga merasakan saat aku mengkhianati cinta kami lagi.Maaf Ra....isakku lirih Aku masuk lagi ke kamar kostku.Merokok dan bersandar di satu satunya sofa dua shaf,aku menunggu Sashi bangun juga untuk mempersiapkan diriku menghapadi Rara. Cukup lama Sashi tertidur sampai aku juga tertidur di sofa.Aku terjaga saat Sashi menciumi lagi leher dan bibirku.Aku berusaha menghindar kali ini.Aku sadar kalo dia bukan Rara,dan kelakuannya tiba tiba membuatku muak "Sas...berhenti!,mandi....aku antar kamu pulang!"tolakku mendorong bahunya pelan "Kangen kamu.....nanti lagi Ga...."gantian dia menolak dan malah duduk di pangkuanku Aku terus menerus menghindar "SAS!!!,BERHENTI!!!"bentakku Sashi sampai tersentak kaget karena suaraku benaran keras. "Aku mau pergi,ada urusan,jadi aku mau antar kamu pulang baru aku pergi!"jelasku melemah Dia diam menunduk "Aku ga boleh ikut ya???aku masih kangen kamu....aku pikir bisa tinggal lebih lama sama kamu berdua...."katanya ampir berbisik dan di menatapku lekat Aku menghela nafas lelah "Lain kali aja kamu ikut,ayo Sas...aku ampir terlambat!"kataku mendorong tubuhnya yang hanya terbungkus selimut Dia menurut kali ini tidak menjedaku lagi.Selesai dia mandi,aku gantian mandi,dan begitu rapi kami beriringan menuju parkir kost kost an ku "Aku antar kamu kemana?"tanyaku begitu kami masuk mobil "Hm....ke kost aku aja..."jawabnya Aku mengangguk tapi lalu urung menyalakan mobilku "Sas....eng....soal..."aku bingung harus ngomong gimana "Soal apa????"tanyanya menatapku Aku mengusap wajahku kasar "Itu soal semalam...." "Iya kenapa?"potongnya "Eng....bisa ga di cegah biar kamu ga....hamil?"cetusku lega Kaya bajiangan gini aku.Apalagi Sashi jadi terdiam dan menunduk "Sas...."tegurku Dia mengadah menatapku "Boleh tau alasannya ga?"tanyanya pelan Gantian aku yang diam.Bagaimana mungkin aku bilang kalo aku ga mau dia hamil dan aku mesti harua nikahin dia,karena aku udah lulus.Ga mungkin aku bilang kalo semalam adalah sebuah kesalahan,ga mungkin juga aku bisa bilang kalo aku muak dengan kekhilafanku dan aku ingin buru buru minta maaf pada Rara.Ga mungkin aku bilang semua,bisa bisa dia malah gantung diri "Aku belum kerja Sashi...gimanaa aku tanggung jawab padamu dan anak....kita"aku tercekat lagi pada kata kita... Kitanya itu harus Rara dan aku.Bukan Aku dan Sashi.Sashi masih diam "Lain cerita kalo aku sudah mapan,atau sudah punya pekerjaan,kalo pun kamu hamil,kita bisa langsung nikah!"kataku lagi merasa tak ada pilihan selain mengatakan alasan itu kan?? Sashi kali ini menatapku dengan binar mata yang ceria "Kamu baik banget sih?,okey...aku tar pakai kontrasepsi atau apa pun yang bisa cegah supaya aku ga hamil"jwabmya malah ceria Gila dia senang seakan aku berharap kami bisa bercinta lagi???no Sashi ga bisa aku.... "Makasih...."desisku Kami lalu berlalu dari kos anku.Sashi juga kelihatan happy karena dia terus menerus nyanyi lagu di radio.Aku boro boro perduli,yang aku perduli gimana Rara Setelah tiba kos Sashi dan dia sudah turun,aku langsung tancap gas ke rumah Rara.Aku coba menghubunginya tapi dia tak menjawab panggilanku dan membuatku gusar.Semoga masih ada maaf buat aku. "Den Saga..."tegur bibi saat aku muncul di rumah Rara "Rara mana bi?"tanyaku tak sabar "Di kamar neng Rara...." "Aku susul!"kataku menerobos masuk rumah Aku menyapa Olis yang sedang nonton TV di ruang tengah lalu membuka pintu kamar Rara Aku menghela nafas lega waktu aku menemukan dirinya sedang tertidur          Aku perlahan menutup pintu dan mendekat ke arah ranjang. "Ga......"desis Rara tepat aku berdiri di sisi ranjangnya Aku tersenyum dan dia perlahan bangkit terduduk dengan kaki menjuntai ke lantai.Aku mendekat dan berdiri di hadapannya. Tanpa kata aku meraup wajahnya dengan sebelah tanganku.Dia menutup matanya seakan menikmati sentuhanku "Maaf......."desisku lirih dan airmatanya luruh Tubuhku juga luruh dan aku terduduk di lantai dan menenggelamkan kepalaku dalam pangkuannya.Ga cuma Rara yang terisak,aku pun terisak malah sangat hebat.Aku berharap tangisan dapat meredakan rasa sakit di dadaku yang rasanya tidak tertahankan. Cukup lama kami menangis dalam bisunya prakata.Cukup lama kami menikmati kesakitan ini dalam heningnya kamar Rara.Tapi aku tau,Rara juga tau.Sakit ini begitu dalam. Setelah puas terisak aku mengadah menatapnya dan dia tersenyum "Gue ga bisa ngebayangin,seandainya ini kode dari tuhan kalo elo bakal menyerah.....gue ga bisa bayangin seandainya ternyata waktu elo ma gue ga akan lama lagi Ga...gue...."aku tahan mulutnya yang akan bicara lagi Aku menggeleng "Stop Ra...gue minta maaf...."desisku Dia menghela nafas setelah menyingkirkan tanganku di mulutnya.Lalu mengadah menahan airmata yang mungkin lolos lagi lalu tertawa pelan "Gila ga sih kalo gue ngerasa kalo gue bini elo yang nemuin elo selingkuh padahal jelas jelas malh gue yang selingkuhan gue"katanya menertawakan dirinya sendiri Aku diam "Gue semalam udah tidur pules sampe gue mimpi elo ngehapus tato elo,gue...langsung bangun Ga!,...ha....ha...gue yang nangis....elo malah lagi ngos ngosan sama Sashi!"katanya lgi masih tertawa Aku bangkit dan memijat keningku "Maaf....gue...ga maksud bikin elo marah...gue..."katanya terbata Aku menggeram malah maunya aku teriak "Astaga Ra....gue ga marah sama elo,gue marah sama diri gue yang ga bisa kontrol diri,gue kangen elo Ra!,bangun!"perintahku Rara bangkit berdiri berhadapan denganku "Mending maki gue!,mending elo tabok gue!,elo marah elo tendang!!,kali bisa bikin rasa bersalah gue reda!!!"kataku keras Rara menatapku "Kalo gue peluk aja boleh ga??,kali rasa sakit gue hilang!"katanya pelan Aku menatapnya dan dengan gerakan cepat aku menariknya dalam pelukanku Saat pelukan kami terlepas kami malah berciuman lembut,dalam dan menuntut tapi Rara lalu mendorong bahuku melepaskan diri "Pergi yuk keluar!"pintanya dengan nafas terengah "Kemana?"tanyaku "Melepas rindu!"jawabnya tersenyum Aku tertawa pelan "Yuk !"ajakku "Gue ganti baju dulu!"katanya sudah riang lagi. Aku mengangguk lalu rebahan di kasur menunggunya ganti baju,dia mandi dan ganti baju depanku lalu menyiapkan bawaannya.Tak banyak yang dia bawa di tas selemoang mungilnya hanya dompet,handphone, lipstik,bedak dan sebuah buku.Buku apa lagi kalo bukan buku karangan Sir Arthur Conan Doyle si pengarang serial detektif Sherlock holmes..Rara memang penggemar berat serial detektive ini terutama cerita soal boneka menari.Dan sepertinya dia bawa buku itu.Padahal sudah dia baca ratusan kali ,aku pikir mungkin sampai dia hafal isi ceritanya. Dia terlihat santai  pakai kaos singlet hijau tua dan jacket pin tua,celana jeans biru dan sepatu kets.Setelah rapi kami berpamitan dan keluar rumah "Ga usah bawa mobil Ga!"tolaknya Aku mengerutkan dahiku "Gue mau jalan jalan sambil pegangan tangan,biar kita bisa terus bersentuhan.Bisa ga?"tanyanya Aku tertawa "Ga akan cape?,jalan jalan benaran jalan?"tanyaku Dia tertawa "Ya naik angkot,busway atau KRL,kalo gue cape ,elo gendong gue"katanya Gantia aku tertawa lagi "Okey...pasti elo bis nonton drakor deh?"ledekku sambil meraih tangannya dan menyelipkan di lenganku Kami berjalan pelan menyusuri jalanan rumah Rara "Bukan....gue bis cemburu,pacar gue lagi khilaf"katanya menatapku Aku cemberut "Ra...."rengekku Dia tertawa "Baper ih,gemes!"godanya lagi Aku hanya tersenyum.Dan beneran kami jalan kaki sambil berangkulan dan diam sampai ketemu halte busway dan kami naik.Tanpa tujuan tanpa kata,aku menurut kalo Rara menarikku turun busway dan menurut juga saat Rara mengajak duduk di halte busway.Sampai kami berakhir di stasiun kereta terakhir di daerah kota.Seperti dua orang i***t kami duduk di bangku tunggu stasiun Kota.Rara santai bersandar di bahuku membaca buku dan aku hanya mengawasi lalu lalang orang tanpa berniat mengganggu Rara.Ga tau ya...aku sedikit pun tak merasa bosan.Aku menikmati tiap moment saat dia merengek haus dan minta di belikan minum "Maksih...."desisnya tersenyum lalu dia bersandar lagi di bahuku "Orang orang itu punya masalah kaya kita ga sih Ra?"tanyaku menatap lalu lalang orang. "Mungkin...cinta kan menyentuh semua manusia hidup...."katanya merangkul lenganku "Tapi mungkin ga seberat kita ya?"tanyaku lagi "Ga berat Ga...hanya enggan menyerah"jwabnya Aku meraih tangannya lengannya dan mengusap lembut tato di balik bagian lengan dalam "Gue ga pernah mau tato ini elo hilangin,walaupun elo sama gue di takdirkan ga bersatu.Bisa kaya gitu ga Ra?"tanyaku "Tapi kan gue minta elo hapus seandainya elo nyerah jaga detakan jantung elo!"katanya masih tak menatapku tapi airmatanya lolos dan menetes di lenganku "Ga akan nyerah gue Ra....ga akan pernah.Elo ga tau sih sedalam apa sayang gue sama elo?"keluhku menyandarkan juga kepalaku di atas kepalanya "Apa rasanya sama saat elo merasa sakit karena gue?"tanyanya Aku menghela nafas "Ya....rasanya sama...dan gue kadang kepayahan.Kalo lagi kangen ya kangen banget sampe rasanya gue mau bedah otak gue karena gue lihat semua orang kaya elo.Kalo gue lagi kesel ma elo rasanya semua orang mau gue cakar,dan saat gue nyakitin elo,rasanya gue mau tenggelemin kepala gue di genangan air biar gue ga lagi bisa nafas dan nyakitin elo lagi"ungkapku Rara menoleh menatapku lalu menggeleng "Jangan Ga....gue ga punya orang lain yang akan sayang gue kaya elo sayang gue.....biar aja elo sakitin gue....gue tahan kok...asal elo tetap ada!!"katanya menatapku Aku tertawa "Cewe bego!"cetusku meledek Dia tertawa pelan "Gue yang bego apa elo yang i***t,kok elo bisa cinta mati ma gue!"ledeknya Aku tertawa lalu merangkul bahunya "Makan yuk!,abis itu pulang atau check in?"godaku Rara tertawa "Makan dan Check in!"cetusnya bangkit "Serius check in?"kejarku menahan tangannya "Iya...buat tidur sama selonjoran....kaki gue bekonde Ga..pegel...."keluhnya Aku tertawa lalu merangkulnya keluar stasiun kota yang mulai tampak lenggang "Ga make love aja?,kan elo bilang kangen?"godaku Dia tertawa tanpa suara "Ga....punya elo abis belepotan punya cewe lain"tolaknya menahan tawa "Kalo udah ga?"tanyaku masih menggodanya "Bolehlah kalo elo udah lewat masa iddah tuh cewe yang elo gagahin,takut hamil sayang..."jawabnya Aku terbahak "Ga bisa negosiasi syaratnya?" Dia diam berpikir sambil kami berjalan menyusuri trotoar jalan "Hm ...bisa kalo elo cuci pake tanah tujuh kali biar najisnya ilang"jawabnya Aku terbahak lagi lalu menciumi pipinya dengan gemas.Kami tak perduli dengan orang orang yang lalu lalang dan trus becanda.Kami makan di warung tenda dan masih mengobrol seakan tak lelah.Selesai makan kami nonkrong di kota tua dan dengan gilanya,Rara mengajakku berdansa tanpa music.Dengan perlahan dan tatapan yang saling mengunci kami bergerak pelan.Lampu jalan jadi penerang hati kami yang tadi gelap,suara hiruk pikuk orang menjadi lagu kesunyian yang tadi menjeda setiap rasa yang kami punya.Kami tak butuh kata,tak butuh gombalan,untuk tau kalo rasa kami saling bertautan. Jam 12 malam aku dan Rara sudah tertidur dalam keheningan kamar hotel yang kami sewa secara terburu buru karena merasa lelah.Tak ada sentuhan berlebih selain ciuman selamat malam.Rara buka bajunya dan menyisakan kaos singlet hijau,melepas Bra,dan hanya pakai celana dalam.Aku juga melapas jeansku dan kaosku dan hanya memakai bokserku lalu menyusup masuk selimut memeluk tubuh Raraku.Cukup seperti ini buat aku dan Rara,sederhana tapi kaya makna,cinta kami memang romansa picisan yang mendayu dayu.Cinta kami itu soal rasa yang di paksa diam dan di paksa bertahan saat seharusnya kami menyerah.Sayang kamu Ra...dan aku juga tau kamu sayang aku.Dan itu cukup!!!! Huah.....hiks...hiks....Sagara......kok bisa???? Aku ngembek ah sama Sagara..... Udah yak mundur aku karena kesal... See you next.part Kita bakal ketemu Rengga sama Sinta... Kiss and love ❤❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD