“Kekuatan cinta yang kadang di luar nalar.” **** Tak ada serangan lanjutan, Pandu sampai heran kemudian melongok ke luar tapi ulahnya tersebut membuat mobil bagian depan mereka terperosok. “Mas Arden!” jerit Intan refleks dan sampai menangis. Di tengah detak jantungnya yang masih berdetak tak kalah kacau dari detak jantung Intan, Pandu yang refleks memeluk Intan lebih erat, justru teringat Arden. Pandu langsung mengkhawatirkan Arden. Arden? Apakah semua ini untuk Arden? Batin Pandu ketar-ketir. Pandu merasa kecolongan. Pandu yakin sesuatu yang buruk tengah menimpa Arden dan semua itu berkaitan dengan kejadian sekarang. Bersamaan dengan itu, kini di otak Pandu mendadak terputar kejadian subuh tadi ketika ban mobil bagian belakang sebelah kanannya mendadak kempis. Mobil tersebut bu