Tak ada Intan di sisinya, Arden yang baru bangun langsung ketar-ketir. Bergegas ia menyingkirkan selimut dari tubuh, tapi di waktu yang sama, dari luar seseorang juga mendadak membuka pintu dan masuk. Itu Intan, dan pandangan mereka sempat bertemu meski Intan melakukannya sambil melangkah buru-buru. “Sayang, kamu dari mana?” sergah Arden. “Dari luar. Niatnya mau rebus air, tapi dingin banget, enggak jadi.” Sampai detik ini pun, kedua tangannya yang tidak memakai sarung tangan hangat, tengah sibuk saling gosok satu sama lain. Mendapati itu, Arden yang juga sudah ada di hadapan Intan, langsung merengkuh kedua tangan Intan penuh khawatir. Arden terus menggosok-gosokan kedua tangannya pada Intan. Kemudian, meski ia juga merasakan bila suhu pagi ini sangat dingin melebihi malam bahkan dini h