28 Tawa Arman, Isan, Wahyu dan Husni tak henti-hentinya menguar. Ruangan yang kecil ini seakan-akan tengah diguncang gelak yang pasti akan terdengar hingga ke luar kamar. Arman baru berhenti terbahak kala mulutnya sibuk mengunyah martabak asin yang baru dibeli Husni, tentu saja dengan menggunakan dana operasional dari Papi. "Nggak nyangka aku, si rambut gorden itu rupanya udah pacaran sama Santi enam bulan," tukas Husni sambil menggeleng. "Aku kalah deui ama yang lebih muda," keluhnya sembari mengambil potongan martabak terakhir dari kotaknya, tak peduli dipelototi Arman. "Akang cari juga atuh," sahutku. "Susah, Fai. Yang seusiaku udah pada nikah semua. Yang lebih muda pada maunya yang udah mapan. Sedangkan aku, kamu tahu sendiri kondisiku saat ini." Husni melirik Isan dan Wahyu yan