Jangan Marah, Sayang. Nanti Kucium!

1207 Words

18 Saat aku tiba di tempat kerja pagi ini, hampir semua orang memandangiku dengan berbagai ekspresi. Sengaja kuabaikan dan melanjutkan langkah menuju lantai dua. Aisyah bergegas menghampiri dari ruangannya yang berada tepat di sebelah kiri ruangan berkubikel. Gadis berjilbab abu-abu itu menarikku ke sudut sambil menoleh ke kanan dan kiri, seakan-akan takut akan ada yang mendengar pembicaraan kami. "Akang ihh! Wanian oge," pujinya sambil ngacungin jempol. "Habisnya kesel, pacar kesayangan itu Thunder," sahutku. "Enak aja dia megang-megang!" lanjutku yang membuatnya tersenyum. "Ada bagusnya sih, Kang, yang tadinya koar-koar mau mukul Akang, sekarang mesti mikir puluhan kali sebelum dirinya bernasib sama dengan Samsul." "Kamu kenal sama Samsul?" "Kenal banget. Dia tinggal di bel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD