17 Saat aku dan Isan tiba di gudang dua, suasana di tempat yang luas itu tampak ramai karena bertepatan dengan turunnya barang-barang yang baru tiba dari luar negeri. Pak Rahim yang bertugas sebagai manajer tunggal di tempat itu menyambutku dengan dingin, seolah-olah kami tidak saling mengenal satu sama lain. Beliau memintaku dan Isan untuk ikut ke ruangan kerjanya di lantai dua dan memanggil seorang perempuan dewasa berjilbab untuk menyiapkan minuman. "Ini namanya Aisyah, dia keponakan saya dan Rahman. Tapi di sini tidak ada yang tahu tentang hubungan kekerabatan kami, kecuali kalian berdua dan Arman serta Wahyu," jelas Pak Rahim sambil memperkenalkan perempuan berjilbab itu pada kami. "Halo, salam kenal," sapa Aisyah sambil mengatupkan kedua tangan di depan d**a. "Nanti urusan cat