Black Rose - 21

1913 Words

Waktu menunjukkan pukul dua siang. Sejak pagi, kegiatanku hanya menonton televisi yang ada di ruang rawatku. Sesekali aku mengobrol dengan Mama yang menjagaku. Sementara itu, Papa sudah berangkat ke kantor sejak pagi tadi. Edwin. Laki-laki itu tidak kunjung datang. Bahkan pagi sebelum bekerja, maupun ketika istirahat makan siang. Aku juga tidak menemukan satupun pesan darinya.  Haruskah aku yang mengirimkan pesan duluan? Tapi, bukankah harusnya ia sudah tahu jika aku sudah sadar? Tidak terpikirkah olehnya untuk melihat kondisiku dan memastikan keadaanku dengan matanya sendiri? "Sweety" panggil Mama. Aku menoleh ke arah wanita yang melahirkanku itu. Sejak tadi Mama memilih duduk di sofa yang lebih nyaman dibanding kursi di samping tempat tidurku. "Ada yang kamu pikirkan, sayang? Dari

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD