Setelah ia melebarkan paha Dennis, maka mata Bintang makin jelas mengamati Si Dimas. Benda itu terlihat sangat aneh jika tidak sedang menegang. Salah satu aset kebanggaan Dennis itu mendadak kehilangan kegarangannya. Justru terlihat lucu dalam keadaannya yang lembek. Membuat Bintang ingin sekali memasukkannya ke dalam mulut, lantas mengunyahnya hingga habis, agar Si Dimas tak lagi masuk sana-sini sembarangan. “Si Dimas kalo pas tidur gini jadi …,” Bintang tak sanggup melanjutkan ucapannya. Hanya kekehan yang keluar dari mulut wanita itu. “Bangun dong,” ia menoel Si Dimas, berharap dari sentuhannya maka benda itu akan berdiri tegak di depan aku … cium keningku ‘tuk yang terakhir … ku ‘kan menghilang jauh darimu. Bacanya biasa aja, gak usah nyanyi. Bintang memandangi pisau di tangannya, i