Dennis telah selesai berpakaian, ia memakai pakaian yang lebih santai. Berbeda ketika ia hendak ke kantor di mana ia memakai setelan jas yang formal. Ia hanya memakai celana jeans berwarna hitam yang dipadukan dengan kemeja yang juga berwarna hitam, yang ia gulung hingga ke lengan. Saatnya ia pergi, untuk menemui Teresa. Sayangnya, begitu ia melangkahkan kaki untuk keluar dari kamarnya, terdengar suara Bintang menahan kepergiannya. “Tunggu dulu.” “Kenapa?” tanya Dennis dengan buru-buru. “Nih,” ujar Bintang seraya menyodorkan sesuatu pada Dennis. Ada sesuatu yang tergenggam dalam uluran tangannya. Bintang menggenggamnya erat-erat, membuat Dennis mengernyit heran. “Apa?” Perlahan-lahan Bintang membuka genggaman tangannya. Ada tiga bungkusan balon kecil di tangannya. Bukan balon biasa