When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ngapain kamu dari tadi mondar-mandir di situ?" Betul sekali, Baginda! Sejak tadi putra mahkotanya sedang hilir mudik di dapur. Nggak jelas melakukan apa. Praktis Guntur dekati papinya. "Pi, Papi pernah ngerasain kangen sama mami, kan, ya?" "Kangen? Apa itu kangen?" Sori dori mori stroberilah, ya! Sejak menua bersama Ranasya dan harmonis sejahtera hubungannya, Alam sudah anti kangen-kangen club karena tiap dia ingin lihat Rana, sosoknya mudah Alam jangkau dan dapat lekas bermanja. Jadi, kangen tidak ada dalam kamus hidupnya yang sekarang. Alam sejahtera. Guntur berdecak. "Tapi pernah, kan?" "Kenapa? Lagi kangen sama Asya, kamu?" Guntur kelihatan depresot sekarang. Padahal baru berapa malam nggak tidur bareng gerangan. Alam menyaksikan. Guntur di beberapa kondisi kepergok seperti or