When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Halo, Sayang?" Ada leher yang bergerak cepat menoleh pada sumber suara itu berasal. Sayang? Guntur lekas meninggalkan kegiatannya yang mempersiapkan hidangan di meja. Jadi, rupanya Guntur mengajak Asya ke Bandung. Konon mau main ke rumah nenek dan kakeknya, alias ke kediaman orang tua Mami Rana. Mula-mula Guntur check in dulu di hotel karena tidak ada rencana untuk menginap di rumah nenek, tetapi ada rencana untuk bermalam di Bandung. Sekadar informasi, Guntur mau mengenalkan Asya ke keluarganya yang di sini. Tadinya mau nanti saja saat resepsi--apalah daya telah batal akibat salahnya--biar pihak keluarga mami yang datang ke Jakarta. "Situ waras, Kak?" Guntur nggak tahu kalau Asya sedang teleponan dengan Pelita, adik Asya jika kalian lupa. Mendekatnya Guntur, Asya lirik dengan sinis