Merayu Kembali

1013 Words
Setelah Edward tenang mau dia pun mulai memberi nasehat pada putranya untuk kembali lagi pada Emerald. Dalam hatinya tahu jika amarah akan memaafkan putranya jika Edward sedikit berusaha. Tidak mudah bagi seorang gadis untuk melupakan perasaan cintanya yang tumbuh sejak remaja. Oleh karena itu kalau dia percaya jika emeral mampu memaafkan Edward. "Nak, kembalilah pada Emerald. Ternyata apa yang Ibu katakan benarkan? Emerald nyatanya gadis yang cocok untukmu daripada Karen. " Edward mengangguk, dia sekarang sadar jika Karen hanya mencintai uangnya saja. Dia sama sekali tidak ingin hidup menderita bersamanya. Pendapatnya pada Karen jauh berubah, dia tidak bisa membayangkan wanita seperti apa yang bisa menikmati uang dari wanita yang ia rebut suaminya. "Aku rasa dia tidak akan memaafkanku Bu." "Tidak tidak. Ibu sangat tahu bagaimana perasaan gadis. Mereka hanya bisa menyimpan perasaan mereka di dalam hati. " "Tapi aku sudah menyakitinya. " Caludia terus meyakinkan Edward agar menuruti ucapannya. "Cobalah dulu dan buktikan, kata-kata Ibu pasti akan jadi kenyataan. " bujuk Claudia, dia harus meyakinkan Edward agar tetap tidak menyerah dalam mendekati Emerald. Akhirnya Edward mengiyakan kata- kata ibunya setelah dia mengatakan hal yang paling ditakuti Edward. "Ingat, kau tadi bilang jika John sedang menagih hutang padamu dan mengancam akan memenjarakan mu. Jadi hanya Emerald yang bisa membantumu sekarang, bukannya wanita yang kau pilih dan melarikan diri untuk bersama dengan pria lain itu. " Akhirnya Edward bersedia mencoba akan tetapi sudah tiga bulan lamanya dia tidak menemui Emerald sama sekali. Dia jadi ragu untuk memulai menghubungi Emerald dan takut mantan istrinya itu akan mengusirnya. 'Tidak, aku harus menyingkirkan semua yang keraguanku atau aku akan berakhir di penjara.' Edward mulai men- stalker kegiatan Emerald. Rupanya tidak ada yang berubah dari kegiatan istrinya selain bekerja, berbelanja bersama Inoe atau pergi ke club di akhir pekan. Dia melakukannya seolah tanpa beban, hal ini membuat Edward kembali dirundung dilema. Edward yang menyaksikan bagaimana hidup Emerald menjadi normal dan penuh kebahagiaan membuatnya ragu mendekatinya kembali. Dia takut kehadirannya membuat senyum yang ada di bibir Emerald menghilang. Akan ada rasa bersalah yang lebih besar dari sebelumnya jika hal itu terjadi. "Kenapa kau melamun lagi Edward. Kondisi kita sudah sangat memprihatinkan, bukan waktunya untuk melamun." "Sekarang Emerald sudah sangat bahagia bu. Aku tidak sanggup menghancurkan kebahagiaannya." "Omong kosong, kebahagiaan sejati wanita ada pada pria yang ia cintai. Apa kau dengar." Edward tahu memang tidak ada jalan lain baginya selain meminta bantuan dari emerald. Harga diri yang pernah ia pertahankan dan sombongkan saat meminta cerai menghilang entah dimana. Berakhir di jalanan atau di penjara adalah momok yang paling tidak sanggup ia bayangkan. "Besok aku akan menemuinya bu." Claudia mendesah lega atas keputusan sang putra. Keadaan mereka sudah genting dengan penagih hutang yang datang silih berganti. Andai saja dia tidak mendirikan klinik maka hutangnya tidak perlu menumpuk seperti itu. Namun demi menyenangkan wanita bernama Karen, Edward sampai berhutang sebanyak itu. Jumlah pasien yang harus ditangani Emerald akhirnya selesai. Dia bersiap untuk pulang dan berendam di bathup. Sungguh tak sabar rasanya ia melepaskan segala penat dengan menikmati lilin aroma terapi, mandi s**u dan kelopak bunga. Itulah yang ia butuhkan saat ini. Tok. Tok. "Dokter, ada satu lagi yang minta diperiksa," ucap perawat yang membantunya. "Oh, baiklah. Suruh dia masuk." Sunggub diluar dugaan jika orang masuk itu adalah Edward. Dia datang dengan wajah kuyu dan nampak banyak masalah yang membebaninya. Ada rasa iba di hati Emerald tapi pria di depannya ini bukan orang yang pantas ia beri rasa kasihan. ''Silakan Pak," ucap Emerald menujuk ranjang. "Aku tidak sakit. Aku ke sini untuk menemuimu." Emerald tahu jika hal ini akan terjadi. Sesuai yang dikatakan oleh Inoe, Edward pasti datang saat hancur. "Kita sudah selesai, jadi tolong pergilah, " usir Emerald. Kisah menyakitkannya dengan Edward sudah ia simpan rapat - rapat. Tak lagi ada keinginan untuk memulai cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sangat melelahkan berjuang sendirian, dia tak sanggup lagi mendapati tatapan menghina dalam diam dan pengabaian dari Edward. Bisa jadi Edward adalah pistol masalah yang harus ia hindari jika tidak ingin mendapatkan masalah. "Aku merindukanmu." Jelas semua ini omong kosong belaka. Dia tidak pernah mencintainya bagaimana dia bisa merindukanmu. "Jangan mengatakan kebohongan. Permisi." Emerald meninggalkan Edward dengan cepat tanpa menunggu kata - kata Edward yang nantinya hanya akan membuatnya luluh. "Emey!" Panggil Edward. Tapi mantan istrinya itu meninggalkannya begitu saja tanpa berbalik. Perawat yang mengetahui sedikit banyak tentang Edward menjaga ekspresi wajahnya tetap profesional. Walau dalam hati ia sangat jijik pada pria yang datang karena sudah mengkhianati dokter Emey. Seluruh rumah sakit tahu jikalau Edward hanyalah perawat yang pernah bekerja di rumah sakit ini. Dia menjadi tak tahu diri setelah merasa kaya. Tipikal pria menggali emas. Emerald segera menuju parkiran mobil, dan kebetulan bertemu Inoe. "Inoe, aku ikut denganmu," ucap Emerald. Inoe spontan mengangguk tanpa banyak protes. Kondisi adik ipar sekaligus sahabatnya itu yang nampak kalut dan ingin menghindari sesuatu. "Ayo, apa kau akan kembali ke rumah keluarga utama?" tanya Inoe. "Yah. Itu lebih baik." Mansion utama memang menjadi pilihan kedua Emerald jika sedang ingin menyendiri. Biasanya ia menghindari masalah rumah tangganya menuju ke Mansion keluarga White. Meski rumahnya yang berada di Vallen Valley tidak bisa dikatakan kecil, rumah itu menjadi sangat sepi dan menyakitkan waktu ada Edward di sana. Edward yang mengejar Emerald berhenti karena mantan istrinya itu naik mobil Inoe. Sudah dia kira jika mendapatkan hati Emerald tak semudah dulu. Ini semua karena sikapnya yang kejam pada Emerald saat masih menjadi istrinya. Edward menyadari jika dalam sekejap pandangan orang - orang di manapun menjadi sinis padanya. Semua memperlakukan dirinya seolah menjadi parasit yang mencoba mendapatkan inang lagi. Demi hutang yang harus ia lunasi, Edward tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan kembali mendapatkan hatinya dan memulai semua dari awal. Emerald adalah satu - satunya kesempatan yang ia miliki saat ini, karena semua rekan - rekannya sudah menganggapnya penyakit yang harus dijauhi karena bangkrut dan tak memiliki uang lagi. Bahkan wanita yang ia cintai tidak ingin bersamanya karena kemiskinan dan hutang yang harus ditanggung. Inilah karma baginya yang tak setia pada yang mencintainya, dan memiliki cintanya sendiri yang membalasnya dengan ketidaksetiaan. "Aku tak akan menyerah Emey, aku akan mendapatkan mu lagi," guman Edward. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD