Rupanya hidup tak semudah apa yang ia bayangkan ketika bercerai dengan emeral. Tagihan datang terus-menerus dan pakaian The Collector tidak pernah pernah absen untuk mengambil barang yang mereka beli dengan kredit. Itu semua karena tidak mampu membayar semua tagihan kartu kredit yang dahulu ia gunakan untuk membayar barang-barang yang dibeli oleh Karen.
Tanpa adanya suntikan dana dari keluarga white maka ia tidak bisa membayar semua tagihan dari kartu kreditnya dahulu. Semua ini membuatnya malu dan keren semakin uring-uringan.
"Lakukan sesuatu Edward! Aku tidak bisa tahan dengan semua ini!" jerit Karen.
Dia malu karena semua barang-barang ya Iya yang sah kan pada teman-temannya satu persatu menghilang diambil oleh menagih hutang. Tidak hanya itu tagihan listrik air dan juga uang sewa datang terus menerus tanpa bisa mereka saya sedikitpun. Memang efek juga bekerja seperti dahulu yaitu menjadi perawat di Rumah Sakit kecil tapi gajinya sama sekali tidak cukup untuk memenuhi semua tagihan dan juga hutang-hutang yang harus ia bayar akibat mendirikan klinik.
"Aku tidak tahu lagi," jawab Edward.
Claudia melihat ruang apartemen yang kosong tanpa ada barang-barang yang terlihat. Dari mulai naik pitam dan segera menunjukkan Karen sebagai penyebab dari semua ini.
"Ini semua karenamu! Jika saja kau tidak merayu Edward pasti sekarang Edward sudah bahagia dengan Emey! Kau wanita jalaang yang tak tahu diri dan hanya mengabaikan uang saja," ucap Claudia marah.
Edward tahu jika semua orang sedang emosi karena apa yang terjadi. Dia mencoba menenangkan ibunya yang melotot pada Karen dan Karen yang menangisi tas, perhiasan dan sepatu koleksinya yang diambil oleh penagih hutang.
"Ibu tenanglah. Jangan emosi, ingat jantungmu tidak akan tahan."
" Bagaimana Ibu bisa tenang jika melihat wanita itu terus menerus menyalahkanmu padahal kau bisa saja hidup mewah bersama dengan emeral. Yang merupakan benalu di rumah ini adalah dia. Dia yang sudah membuatmu hancur dan menanggung hutang yang besar. "
Claudia terus menunjuk Karen yang menunduk. Dia memang ingin menikmati kekayaan dari Edward. Siapa mengira jika Edward yang mendirikan klinik memiliki kekayaan tersendiri. Nyatanya atlet masih tidak bisa lepas dan mandiri jika tidak ada bantuan dari keluarga White. Ini menjadi pukulan telak bagi keduanya.
"Iyah, iyah... Aku sama sekali tidak mengira jika semiskin ini sampai tidak bisa hidup sukses tanpa bantuan dari wanita! Aku sudah salah menilainya."
Edward yang mendengar ucapan dari Karen mengerutkan keningnya dan melihat tajam ke arah keren.
" Jadi kalau selama ini hanya menginginkan kemewahan?! " tanya Edward yang tidak bisa mempercayai apa yang ia dengar. Mungkinkah karena sedang bermain dengannya yang mana ia menikah dengan emeral demi kemewahan dan sekarang sekarang bersamanya juga karena kemewahan yang diberikan oleh Emerald. Menghilangnya kemewahan yang diberikan oleh istrinya maka alasan Karen untuk persamaannya juga berakhir.
" Memangnya apa lagi yang aku inginkan? " jawab Karen.
"Sudah! Aku tidak ingin mendengar semua ini lagi!"
Edward meninggalkan apartemen untuk mencari udara segar dan berpikir apa yang harus saya lakukan untuk keluar dari situasi semacam ini. Jika saja Karin mau hidup sederhana maka semuanya tidak akan sesulit ini. Sayangnya Karen tidak bisa mengatur keuangan agar hidup sederhana yang mengakibatkan hutangnya pada tidak hanya tidak dilunasi malah justru membengkak.
Namun hal yang lebih seru ternyata baru saja datang. Salah seorang temannya yang dulu bersedia memberikan pinjaman untuk membeli peralatan di klinik mulai menagih Edward.
" Edward sampai kapan kau akan menghindari ku? "
"John Apa benar jika aku tidak menginginkan mu tapi aku memang benar-benar tidak memiliki uang titik usaha kini ku hancur karena tidak ada satu orang pun yang mau bekerja disana. "
"Itu bukan urusanku karena yang aku inginkan hanyalah uangku kembali titik jika kau tidak mengembalikan uangku Maka jangan salahkan aku yang menuntut mu Dan memasukkan ke dalam penjara karena penipuan."
Wajah Edward memucat karena ancaman dari Jon. Padahal dahulu Mereka adalah teman dan Edward sering mengalahkannya makan. Namun pria itu justru tidak bisa menolongnya di saat Genting seperti ini dan malah justru akan menghancurkannya.
"Ku kira kau adalah temanku tapi kenapa kau sangat tega padaku? "
"Bisnis adalah bisnis jangan kau campur adukkan dengan urusan pribadi. Lagi pula aku tahu jika kehancuranmu karena kau berselingkuh dan bercerai dengan istrimu. "
Edward sangat marah ketika orang lain menyebut nama emeral di depannya. Ia merasa jika semua yang ia alami saat ini adalah akibat dari emeral.
" jangan ikut campur urusanku! Semua ini tidak ada hubungannya dengannya. "
John tertawa karena melihat betapa Bodohnya Aku lihat di depannya ini.
" Tentu saja aku tidak akan ikut campur hanya saja aku tidak mengira ada orang yang buta sepertimu. Apa kurangnya marahnya kau mencampakkannya dan memilih wanita materialistis seperti Karen? Nanti saja aku yang ia pilih maka aku tidak akan ragu memberikan semua yang aku punya padanya. "
Edward yang memang termakan oleh kebencian di hatinya pada emeral tidak mau menerima apa yang John katakan. Dia menyangkal satu demi satu semua kebenaran yang dikatakan oleh orang lain.
"Diam, sudah cukup!"
John menggelengkan kepala melihat kesombongan dari pria yang tidak berguna. Padahal pria di depannya ini sudah berada di ujung tanduk tapi dia masih saja bersikap sombong masih memiliki dukungan dari keluarga White.
"Sudahlah aku memang tidak lagi ingin mencampuri urusanmu tapi ingat jika kau tidak melunasi hutang mu maka aku akan menuntut mu dan memasukkan ke dalam penjara."
"Beri aku waktu tiga bulan," ucap Edward.
John meninggalkan Edward yang terdiam di tepi jalan. Jika can macanan menuntutnya dan memasukkannya ke dalam penjara maka Hidupnya akan berakhir. Tidak ada lagi masa depan baginya karena jarang yang menerima orang yang pernah di penjara untuk bekerja di perusahaannya.
Dengan langkah gontai Edward pun kembali ke apartemennya. Rupanya berjalan-jalan tidak membuatnya mendapatkan solusi justru mendapatkan kabar terburuk.
Edward melihat rumahnya yang sepi, hanya ada ibunya yang duduk di kamar beralas selimut karena ranjang yang mereka beli ternyata juga belum lunas.
"Ibu kemana Karen?" tanya Edward yang tidak melihat kekasihnya?"
Claudia sangat marah saat Edward menyebut nama wanita itu. "Dia oergi meninggalkanmu! Memangnya apa lagi yang ia lakukan selain meninggalkan mu dan mencari pria lain yang bisa memberinya apapun yang ia inginkan!" ucap Claudia yang kesal. Dia marah pada putranya yang buta sehingga membuang berlian demi mata ikan.
Edward tertawa terbahak- bahak dan menangis keras. Rupanya ia tertipu dan mengira jika Karen mencintainya. Claudia tidak mengatakan apapun dan hanya menyediakan bahu untuk anaknya yang sedang hancur. Setelah ini dia ingin membujuk anaknya untuk menemui Emerald dan kembali rujuk.
Tbc.