Bab 16

1126 Words
Selamat membaca! Pagi di Galaxi Corporate, Alexa sudah terlihat berada di ruangannya. Hari ini wanita itu memulai aktivitas paginya dengan sangat bahagia, bagaimana tidak? Baru saja kedua matanya terbuka saat terbangun tadi pagi, dirinya sudah dikejutkan dengan kedatangan seorang kurir di depan pintu apartemennya yang membawa kirimin sarapan pagi dari Nick dan satu buket bunga yang sangat indah. "Beginikah rasanya dicintai oleh seorang Nick Carter, pria yang sangat romantis seantero kota London," ucap Alexa dengan senyuman yang tak pernah sirna dan selalu menghiasai wajahnya di sepanjang pagi ini. Saat lamunan Alexa masih tak beranjak pergi dari kejutan romantis yang Nick berikan padanya tadi pagi, tiba-tiba saja dering ponselnya berbunyi dan langsung menyadarkan wanita cantik itu. Alexa pun meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Seketika itu juga senyuman mulai terulas di wajahnya kembali, saat mengetahui bahwa orang yang sedang menghubunginya adalah Nick. Pria yang sejak tadi terus bertahta di dalam pikirannya. "Ya, halo Hubby," ucap Alexa dengan lembut untuk mengawali percakapannya pagi itu dengan Nick. "Honey, apa kamu bahagia pagi ini?" "Sangat bahagia sayang, terima kasih ya kejutan pagi tadi. Sebenarnya kamu tidak perlu repot-repot melakukan itu, Hubby." "Tidak masalah sayang, lagipula itu hanyalah hal yang kecil dan bisa aku lakukan setiap harinya, jika kamu mau." Alexa seketika menolak karena tak ingin Nick harus kerepotan dengan apa yang dilakukannya seperti tadi pagi. "Tidak perlu, Hubby. Aku jadi negerepotin kamu nanti." "Ya sudah makanya agar aku tidak melakukan itu lagi, cepatlah menikah denganku. Bagaimana?" tanya Nick melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat Alexa tersenyum bahagia saat mendengarnya. "Aku sih ikut apa yang keluargamu rencanakan saja. Bukankah kita akan tunangan terlebih dulu, baru sebulan kemudian kita menikah." "Tidak perlu sayang, jadi aku sudah berpikir dan berbicara dengan Mommy dan Daddy tadi pagi, mereka setuju kalau kita langsung menikah dan 3 Minggu lagi acara itu akan segera dilangsungkan. Apa kamu menyetujui, Honey?" tanya Nick yang terkadang memanggil Alexa dengan panggilan honey ataupun sayang karena bagi pria itu, dua kata itu memiliki arti yang sama. Perkataan yang kali ini terlontar dari mulut Nick, membuat Alexa tak mampu lagi menahan bulir bening yang sejak tadi menganak di pelupuk matanya. Tangisan yang seketika membuat Nick menjadi cemas karena ia begitu sakit, jika mendengar orang yang dicintainya sampai menitikkan air mata. Termasuk juga bila hal itu terjadi kepada Angelica, ibunya. "Honey, kamu tidak apa-apa?" tanya Nick dengan sangat cemas. Pertanyaan Nick yang saat ini begitu mencemaskannya, membuat wanita berparas cantik itu mulai mengusap air mata pada kedua pipinya. "Tidak apa-apa Hubby, aku ini sedang bahagia sayang karena pada akhirnya aku telah menemukan pria yang begitu mencintaiku. Aku bahagia bisa menikah dan menjadi istri dari seorang Nick Carter." Jawaban yang terlontar dari Alexa membuat Nick yang tadi sempat beranjak dari kursi kebesarannya, kini kembali duduk dan menyandarkan tubuhnya lagi pada sandaran kursi yang didudukinya. "Sudah ya Honey, kamu jangan sedih! Nanti sore kamu jadi ke rumah 'kan?" tanya Nick yang sudah merasa lega setelah mendengar jawaban dari Alexa. "Jadi sayang, semoga saja Tuan Jack tidak memintaku untuk lembur ya." Alexa berharap sekali karena ia sudah janji dengan calon mertuanya. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara wanita berbicara dengan Nick dari seberang sana dan hal itu membuat Alexa jadi bertanya-tanya akan sosok wanita yang saat ini sedang masuk ke dalam ruang kerja Nick. "Hubby, itu tadi siapa yang bicara denganmu? Kamu sudah di kantor ya?" tanya Alexa mulai posesif kepada Nick. Ya, wajar saja karena selain tampan, pria itu juga sangat romantis dan kaya raya, karena alasan itulah Alexa menjadi takut bila sampai Nick memiliki tambatan hati yang lain, selain dirinya. "Terima kasih ya Angel," ucap Nick kepada sekretaris pribadinya yang bernama Angel, saat menerima beberapa berkas darinya. "Hubby, kamu dengarkan aku bertanya apa? Oh jadi wanita itu bernama Angel." Alexa mulai mengerucutkan bibirnya dan mencebik kesal karena Nick mengabaikan pertanyaannya. "Apa sih sayang? Kamu kok jadi posesif gini. Itu tadi sekretaris aku, dia cuma ngasih berkas untuk aku tanda tangani dan enggak lebih. Maaf ya aku baru jawab pertanyaan kamu, karena aku sedang membaca berkas-berkas ini dulu sebelum aku mulai menandatanganinya." Alexa pun merasa tidak enak setelah mendengar jawaban dari Nick. Saat ini ia sungguh tidak mengerti dengan perasaannya yang tiba-tiba saja muncul, di saat wanita itu mendengar suara wanita lain. "Maafkan aku ya Hubby, aku terlalu berpikir yang bukan-bukan tentangmu. Padahal kamu itu sedang sangat sibuk bekerja," ucap Alexa yang merasa bersalah dengan pikirannya tadi. "Tidak apa-apa sayang, kalau kamu tidak keberatan aku lanjut bekerja dulu ya. Nanti aku hubungi kamu lagi! Oh ya, kalau kamu mau berangkat ke rumahku, kabarin aku dulu ya." "Baiklah Hubby, aku juga lanjut bekerja lagi ya. Kamu jangan terlalu capek! Ingat kamu masih sakit soalnya jadi tidak perlu banyak pikiran dalam pekerjaan kamu." Perhatian manis yang diberikan Alexa, sungguh membuat pria itu tersenyum bahagia. "Terima kasih Honey, kamu juga jangan capek-capek ya! Sekarang aku tutup dulu teleponnya, bye sayang." "Baiklah Hubby, bye," ucap Alexa yang juga tersenyum saat mendapati perhatian dari Nick. Sesaat setelah sambungan telepon terputus, wanita berparas cantik itu langsung merutuki kebodohannya yang telah berprasangka buruk terhadap Nick. "Kenapa sih aku ini? Kenapa aku jadi mikir aneh-aneh seperti itu? Apa mungkin karena aku trauma dengan masa laluku karena aku pernah ditinggalkan begitu saja." Alexa menghela napasnya dengan kasar, ia sekilas teringat akan masa lalunya di saat wanita itu merasakan sakit yang amat mendalam karena pria yang dicintainya tidak memberi kabar dan menghilang begitu saja, bagai di telan bumi. Saat ingatan itu berhasil ia tepikan jauh-jauh dari pikirannya, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka dan seorang staf yang bernama Merry datang bersama seorang wanita yang saat ini sedang menunggu di depan pintu ruangan. "Permisi Nona Alexa, wanita ini memaksa untuk menemui Nona. Apa Anda mengenalnya?" tanya Merry mencoba menahan Jessy untuk tak masuk ke dalam ruangan Alexa, sebelum diberikan izin oleh sang pemilik ruangan itu. Namun, apa yang dilakukan oleh Merry ternyata sia-sia karena Jessy tiba-tiba menerobos masuk begitu saja hingga membuat tubuh Merry yang sedang berdiri diambang pintu langsung terdorong sampai membentur badan pintu. "Hai, Nona! Jaga perilakumu di kantor saya!" Alexa langsung bergegas untuk memegangi Merry yang saat ini hampir terjatuh karena terdorong oleh Jessy. "Aku hanya ingin bicara denganmu sebentar saja, tidak sampai 20 menit!" "Kamu tidak apa-apa Merry, sudah lanjutkan saja pekerjaanmu. Biar saya bicara dulu dengan wanita ini. Terima kasih ya Mer." Merry pun beranjak pergi dan wanita itu berinisiatif untuk memanggil petugas keamanan agar berjaga-jaga di depan ruangan Alexa. Ya, Merry tidak mau jika apa yang tadi menimpanya harus terjadi juga kepada Alexa. Setelah Merry meninggalkan ruangannya, pandangan Alexa pun kini tertuju pada Jessy yang tengah duduk di kursi yang berada di hadapannya. "Apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh wanita ini? Dia pasti sangat marah setelah kejadian semalam itu," batin Alexa masih menatap Jessy dengan penuh selidik. Bersambung✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD